Follow Us :              

Produk Tekstil Jawa Tengah Masih Jadi Primadona Ekspor

  04 July 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 3073 
Kategori :
Bagikan :


Produk Tekstil Jawa Tengah Masih Jadi Primadona Ekspor

04 July 2019 | 09:00:00 | dibaca : 3073
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

SEMARANG - Potensi industri tekstil Jawa Tengah tidak dapat dipandang sebelah mata. Industri tekstil di provinsi ini berhasil menembus pasar mancanegara. 

"Ekspor kita pada Mei ini surplus dan salah satunya adalah tekstil. Untuk tekstil Jawa Tengah ekspornya nomor satu, tetapi kebanyakan adalah pakaian jadi," terang Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Muhammad Arif Sambodo saat mendampingi Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menerima kunjungan kerja Tim Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Setjen Wantannas) di ruang kerjanya, Kamis (4/7/2019).

Arif Sambodo menambahkan, meski produk tekstil Jawa Tengah jadi primadona ekspor, namun beberapa kendala masih dihadapi. Seperti minimnya bahan baku kapas, keterbatasan untuk memproduksi jenis kain tertentu, hingga persoalan lingkungan. Pihaknya menegaskan, keberlangsungan industri tekstil mesti didorong karena merupakan industri padat karya yang hingga kini mampu bertahan di tengah tantangan era revolusi industri 4.0.

"Ini perlu dijaga keberlanjutannya karena meskipun berhadapan dengan era revolusi industri 4.0 namun tetap bertahan," tegasnya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menambahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga terus mengembangkan kawasan industri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Upaya tersebut sejalan dengan optimisme pemerintah pusat bahwa Pemprov Jateng mampu mendongkrak pertumbuhan ekonominya pada kisaran 7 persen. 

Tak hanya mendongkrak pertumbuhan ekonomi dengan mengembangkan sektor industri, putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu menjelaskan, Pemprov Jateng mendorong perusahaan menyediakan rumah susun bagi tenaga kerja mereka. 

"Kita dorong pembangunan rusunawa untuk buruh. Alhamdulillah salah satu pabrik tekstil Pan Brothers mau membangun seribu tapak, meskipun belum bisa membangun rusun karena investasinya mahal. Ini solusi agar masyarakat yang bekerja di perusahaan bisa lebih dekat dan terkontrol. Perusahaan juga kita dorong untuk menyediakan jasa transportasinya," jelasnya.

Gus Yasin, sapaan akrab wakil gubernur melanjutkan, Pemprov Jateng juga berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satunya mempersiapkan pelajar SMK untuk siap masuk dunia kerja, bahkan diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan secara mandiri sebagai wirausaha muda. Sebagai generasi muda, mereka juga ditanamkan nilai-nilai integritas agar menjadi pribadi yang berkarakter.

Senada dengan Gus Yasin, Deputi Pengembangan Setjen Wantannas Marsekal Muda TNI Sungkono menilai, di tengah era revolusi industri 4.0, kompetensi yang perlu dimiliki oleh masyarakat Indonesia sekarang adalah kemampuan berkreasi dan berinovasi. Kompetensi tersebut juga merupakan bagian dari wujud bela negara saat ini.

"Dalam revolusi industri 4.0, inovasi, kreativitas, dan literasi juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga masyarakat siap membela negara dengan modal kemampuan itu. Itu harus diawali dari pejabat negara yang memiliki open mind, open heart, open will serta mampu mentransformasikan itu dengan baik," ujarnya sembari tersenyum.

 

Baca juga : Jateng Gagas Pelabuhan Terintegrasi


Bagikan :

SEMARANG - Potensi industri tekstil Jawa Tengah tidak dapat dipandang sebelah mata. Industri tekstil di provinsi ini berhasil menembus pasar mancanegara. 

"Ekspor kita pada Mei ini surplus dan salah satunya adalah tekstil. Untuk tekstil Jawa Tengah ekspornya nomor satu, tetapi kebanyakan adalah pakaian jadi," terang Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Muhammad Arif Sambodo saat mendampingi Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menerima kunjungan kerja Tim Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Setjen Wantannas) di ruang kerjanya, Kamis (4/7/2019).

Arif Sambodo menambahkan, meski produk tekstil Jawa Tengah jadi primadona ekspor, namun beberapa kendala masih dihadapi. Seperti minimnya bahan baku kapas, keterbatasan untuk memproduksi jenis kain tertentu, hingga persoalan lingkungan. Pihaknya menegaskan, keberlangsungan industri tekstil mesti didorong karena merupakan industri padat karya yang hingga kini mampu bertahan di tengah tantangan era revolusi industri 4.0.

"Ini perlu dijaga keberlanjutannya karena meskipun berhadapan dengan era revolusi industri 4.0 namun tetap bertahan," tegasnya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menambahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga terus mengembangkan kawasan industri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Upaya tersebut sejalan dengan optimisme pemerintah pusat bahwa Pemprov Jateng mampu mendongkrak pertumbuhan ekonominya pada kisaran 7 persen. 

Tak hanya mendongkrak pertumbuhan ekonomi dengan mengembangkan sektor industri, putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu menjelaskan, Pemprov Jateng mendorong perusahaan menyediakan rumah susun bagi tenaga kerja mereka. 

"Kita dorong pembangunan rusunawa untuk buruh. Alhamdulillah salah satu pabrik tekstil Pan Brothers mau membangun seribu tapak, meskipun belum bisa membangun rusun karena investasinya mahal. Ini solusi agar masyarakat yang bekerja di perusahaan bisa lebih dekat dan terkontrol. Perusahaan juga kita dorong untuk menyediakan jasa transportasinya," jelasnya.

Gus Yasin, sapaan akrab wakil gubernur melanjutkan, Pemprov Jateng juga berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satunya mempersiapkan pelajar SMK untuk siap masuk dunia kerja, bahkan diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan secara mandiri sebagai wirausaha muda. Sebagai generasi muda, mereka juga ditanamkan nilai-nilai integritas agar menjadi pribadi yang berkarakter.

Senada dengan Gus Yasin, Deputi Pengembangan Setjen Wantannas Marsekal Muda TNI Sungkono menilai, di tengah era revolusi industri 4.0, kompetensi yang perlu dimiliki oleh masyarakat Indonesia sekarang adalah kemampuan berkreasi dan berinovasi. Kompetensi tersebut juga merupakan bagian dari wujud bela negara saat ini.

"Dalam revolusi industri 4.0, inovasi, kreativitas, dan literasi juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga masyarakat siap membela negara dengan modal kemampuan itu. Itu harus diawali dari pejabat negara yang memiliki open mind, open heart, open will serta mampu mentransformasikan itu dengan baik," ujarnya sembari tersenyum.

 

Baca juga : Jateng Gagas Pelabuhan Terintegrasi


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu