Follow Us :              

Wagub Lampung Ingin Tiru Gagasan Ganjar Soal SMKN Jateng

  19 July 2019  |   10:00:00  |   dibaca : 705 
Kategori :
Bagikan :


Wagub Lampung Ingin Tiru Gagasan Ganjar Soal SMKN Jateng

19 July 2019 | 10:00:00 | dibaca : 705
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim atau yang akrab disapa Nunik, bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung Sulpakar, beserta rombongan mengunjungi SMKN Jateng di Jalan Brotojoyo, Jumat (19/7/2019) siang. 

Menurut Nunik, kunjungannya itu melihat langsung potret SMK berkualitas yang gratis untuk warga tidak mampu, mengetahui sistem pengajaran, serta pembiayaannya. Karena, ia ingin melakukan hal yang sama di Lampung. 

“Kami ingin memubuat pilot project yang memungkinkan bisa diaplikasikan di Lampung. Tetapi tidak dari nol. Kita sudah ada SMK, tetapi dimanajemen ulang dengan pola lebih baik. Tidak lagi ada pengadaan tanah. SMK Negeri Jateng ini terkoneksi dengan pasar kerja, jurusannya juga menjawab kebutuhan pasar kerja. Lampung siap jadi adiknya Jateng,” katanya.

Nunik dan rombongan diterima Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Jumeri, Asisten I Bidang Ekonomi dan Pembangunan Heru Istiadi, Kepala Bappeda Prasetyo Aribowo, Kepala SMK Negeri Jateng Yudi Wibowo. 

Ganjar pun menjelaskan, SMKN Jateng ada di Semarang, Pati dan Purbalingga. Diresmikan pada 2 Juni 2014. Untuk pembiayaan, dibiayai dari APBD Jateng, BOS dan BOP. Total biaya untuk tiga sekolah sebesar Rp 25 miliar. 

Meliputi kebutuhan biaya makan minum siswa 3 kali sehari selama 1 tahun (efektif kalender pendidikan), seragam siswa (baju, batik, jas almamater, baju praktek, kaos olah raha, tas), sepatu (pantofel dan sepatu olah raga), bahan praktek, slat praktek, pemeliharaan gedung, PPDB, operasional, kegiatan kesiswaan dan estrakulikuler/lomba, pemeliharaan dan pemenuhan perabot asrama, honor guru/ekstrakulikuler dan jejaring DU/DI. Satu siswa, diperkirakan menghabiskan anggaran Rp30 juta tiap tahunnya.

“Kami memang berkomitmen untuk membuat lompatan besar. Bicara politik pendidikan, orang mampu memang tidak usah ditolong. Sehingga, konsep Pendidikan gratis perlu dijalankan. Jerman sudah gratis, tetapi Australia justru jadi bisnis mahal. Tetapi, kami memiliki tujuan, investasi yang bisa mendorong kesejahteraan itu ya sekolah. Bagi kami, sah, jika uang negara untuk mencetak generasi yang berkualitas,” paparnya. 

Ditambahkan, Jateng pun juga perlu belajar dengan Lampung yang akan mengoptimalkan SMK yang sudah ada. Dengan kebijakan SMK gratis, nasib mereka dan keluarganya akan lebih baik. Karena, pihaknya sudah kontrak dengan 70 perusahaan. 

“Sampai kepemimpinan saya nanti berakhir, aka nada penambahan 15 SMK, mudah-mudahan bisa terwujud. Kita butuh anggaran Rp 2,2 triliun. Kalau semua sekolah standar dengan standar yang diperbaiki, kebutuhannya Rp 4 triliun,” jelasnya.

 

Baca juga : Diwisuda, 98 Lulusan SMKN Jateng Langsung Kerja, 111 Jadi Rebutan Perusahaan


Bagikan :

SEMARANG - Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim atau yang akrab disapa Nunik, bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung Sulpakar, beserta rombongan mengunjungi SMKN Jateng di Jalan Brotojoyo, Jumat (19/7/2019) siang. 

Menurut Nunik, kunjungannya itu melihat langsung potret SMK berkualitas yang gratis untuk warga tidak mampu, mengetahui sistem pengajaran, serta pembiayaannya. Karena, ia ingin melakukan hal yang sama di Lampung. 

“Kami ingin memubuat pilot project yang memungkinkan bisa diaplikasikan di Lampung. Tetapi tidak dari nol. Kita sudah ada SMK, tetapi dimanajemen ulang dengan pola lebih baik. Tidak lagi ada pengadaan tanah. SMK Negeri Jateng ini terkoneksi dengan pasar kerja, jurusannya juga menjawab kebutuhan pasar kerja. Lampung siap jadi adiknya Jateng,” katanya.

Nunik dan rombongan diterima Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Jumeri, Asisten I Bidang Ekonomi dan Pembangunan Heru Istiadi, Kepala Bappeda Prasetyo Aribowo, Kepala SMK Negeri Jateng Yudi Wibowo. 

Ganjar pun menjelaskan, SMKN Jateng ada di Semarang, Pati dan Purbalingga. Diresmikan pada 2 Juni 2014. Untuk pembiayaan, dibiayai dari APBD Jateng, BOS dan BOP. Total biaya untuk tiga sekolah sebesar Rp 25 miliar. 

Meliputi kebutuhan biaya makan minum siswa 3 kali sehari selama 1 tahun (efektif kalender pendidikan), seragam siswa (baju, batik, jas almamater, baju praktek, kaos olah raha, tas), sepatu (pantofel dan sepatu olah raga), bahan praktek, slat praktek, pemeliharaan gedung, PPDB, operasional, kegiatan kesiswaan dan estrakulikuler/lomba, pemeliharaan dan pemenuhan perabot asrama, honor guru/ekstrakulikuler dan jejaring DU/DI. Satu siswa, diperkirakan menghabiskan anggaran Rp30 juta tiap tahunnya.

“Kami memang berkomitmen untuk membuat lompatan besar. Bicara politik pendidikan, orang mampu memang tidak usah ditolong. Sehingga, konsep Pendidikan gratis perlu dijalankan. Jerman sudah gratis, tetapi Australia justru jadi bisnis mahal. Tetapi, kami memiliki tujuan, investasi yang bisa mendorong kesejahteraan itu ya sekolah. Bagi kami, sah, jika uang negara untuk mencetak generasi yang berkualitas,” paparnya. 

Ditambahkan, Jateng pun juga perlu belajar dengan Lampung yang akan mengoptimalkan SMK yang sudah ada. Dengan kebijakan SMK gratis, nasib mereka dan keluarganya akan lebih baik. Karena, pihaknya sudah kontrak dengan 70 perusahaan. 

“Sampai kepemimpinan saya nanti berakhir, aka nada penambahan 15 SMK, mudah-mudahan bisa terwujud. Kita butuh anggaran Rp 2,2 triliun. Kalau semua sekolah standar dengan standar yang diperbaiki, kebutuhannya Rp 4 triliun,” jelasnya.

 

Baca juga : Diwisuda, 98 Lulusan SMKN Jateng Langsung Kerja, 111 Jadi Rebutan Perusahaan


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu