Follow Us :              

ASN Terindikasi Radikalisme, Ganjar Minta Mengundurkan Diri

  23 July 2019  |   11:00:00  |   dibaca : 600 
Kategori :
Bagikan :


ASN Terindikasi Radikalisme, Ganjar Minta Mengundurkan Diri

23 July 2019 | 11:00:00 | dibaca : 600
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG – Gubernur Jateng Ganjar Pranowo secara tegas kembali mengingatkan kepada seluruh PNS di lingkungan Pemprov Jateng untuk tidak mempermainkan anggaran dengan melakukan korupsi. 
“Ini peringatan keras dari saya. Saya tidak suka korupsi, dan kita serius memberantas korupsi. Sudah cukup satu saja yang kena OTT, jangan diulangi. Yang kena satu, tapi semua kena efek,” kata Ganjar saat membuka Rakor Pengendalian Pelaksanaan APBD 2019 Triwulan II di Gedung B lantai 5 Setda Jateng, Selasa (23/7/2019) siang.


Selain masalah korupsi, mantan anggota DPR RI dari PDI Perjuangan itu juga mewanti-wanti kepada seluruh PNS di lingkungan Pemprov Jateng untuk tidak terpapar radikalisme. Jika diketahui ada, Ganjar pun meminta agar mengundurkan diri saja.
“Sumpah janji menjadi PNS diingat lagi, kita ini memberi pelayanan kepada masyarakat. Kami sudah menemukan dari jejak digital, diduga terpapar radikalisme karena me-like organisasi radikalis. Dia admin OPD, jejak digitalnya terlacak. Silahkan baik-baik mundur saja,” katanya.
Ganjar memperingatkan, jika ada PNS yang mengalami kegelisahan ideologi untuk menghadap dirinya agar dicarikan jalan terbaik. 
“Saya ingin pengelolaan pemerintahan berjalan baik. Saya bangga betul. Tetapi, kebangaan saya, ketika ada rakyat yang bilang pelayanan Pemprov sekarang main baik dan saya menyukai pemerintahan sekarang,” tandasnya.


Sebelumnya, Ganjar meminta kepada Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) agar PNS yang terpapar paham intoleransi dan radikalisme untuk dipecat lebih cepat. 
Karena, mereka yang terpapar paham itu, akan terus melakukan perlawanan baik melalui ideologi dan membangun wacana melalui media sosial. Jika sudah terpecah, identitas mereka pun muncul dan untuk kembali ke pangkuan NKRI sangat sulit.


“Kalau secara detil sudah ada, dan yang ada ini menjadi alert, kita mesti perhatian. Menjadi ASN itu berat. Harus menjadi contoh di tengah masyarakat, menjadi manusia yang mendekati sempurna sebagai konsekuensi logis maupun ketegasannya. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, ASN itu ibarat lokomotif sempurna," jelas Ganjar

 

Baca juga : DPRD Jateng Setujui Raperda Pertanggungjawaban APBD 2018


Bagikan :

SEMARANG – Gubernur Jateng Ganjar Pranowo secara tegas kembali mengingatkan kepada seluruh PNS di lingkungan Pemprov Jateng untuk tidak mempermainkan anggaran dengan melakukan korupsi. 
“Ini peringatan keras dari saya. Saya tidak suka korupsi, dan kita serius memberantas korupsi. Sudah cukup satu saja yang kena OTT, jangan diulangi. Yang kena satu, tapi semua kena efek,” kata Ganjar saat membuka Rakor Pengendalian Pelaksanaan APBD 2019 Triwulan II di Gedung B lantai 5 Setda Jateng, Selasa (23/7/2019) siang.


Selain masalah korupsi, mantan anggota DPR RI dari PDI Perjuangan itu juga mewanti-wanti kepada seluruh PNS di lingkungan Pemprov Jateng untuk tidak terpapar radikalisme. Jika diketahui ada, Ganjar pun meminta agar mengundurkan diri saja.
“Sumpah janji menjadi PNS diingat lagi, kita ini memberi pelayanan kepada masyarakat. Kami sudah menemukan dari jejak digital, diduga terpapar radikalisme karena me-like organisasi radikalis. Dia admin OPD, jejak digitalnya terlacak. Silahkan baik-baik mundur saja,” katanya.
Ganjar memperingatkan, jika ada PNS yang mengalami kegelisahan ideologi untuk menghadap dirinya agar dicarikan jalan terbaik. 
“Saya ingin pengelolaan pemerintahan berjalan baik. Saya bangga betul. Tetapi, kebangaan saya, ketika ada rakyat yang bilang pelayanan Pemprov sekarang main baik dan saya menyukai pemerintahan sekarang,” tandasnya.


Sebelumnya, Ganjar meminta kepada Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) agar PNS yang terpapar paham intoleransi dan radikalisme untuk dipecat lebih cepat. 
Karena, mereka yang terpapar paham itu, akan terus melakukan perlawanan baik melalui ideologi dan membangun wacana melalui media sosial. Jika sudah terpecah, identitas mereka pun muncul dan untuk kembali ke pangkuan NKRI sangat sulit.


“Kalau secara detil sudah ada, dan yang ada ini menjadi alert, kita mesti perhatian. Menjadi ASN itu berat. Harus menjadi contoh di tengah masyarakat, menjadi manusia yang mendekati sempurna sebagai konsekuensi logis maupun ketegasannya. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, ASN itu ibarat lokomotif sempurna," jelas Ganjar

 

Baca juga : DPRD Jateng Setujui Raperda Pertanggungjawaban APBD 2018


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu