Follow Us :              

Ganjar Buat Mimpi Anak Penjual Pancing Ini Kembali Bersinar

  10 August 2019  |   10:00:00  |   dibaca : 546 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Buat Mimpi Anak Penjual Pancing Ini Kembali Bersinar

10 August 2019 | 10:00:00 | dibaca : 546
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

SEMARANG - Cerita haru anak-anak dari keluarga miskin yang akhirnya bisa mewujudlan mimpinya untuk bersekolah tidak hanya datang dari Fajar Jaka Surya, siswa baru SMKN Jateng asal Pemalang. Seluruh siswa di SMKN Jateng itu memiliki cerita yang hampir sama, terancam tak bisa sekolah jika tidak ada selolah gratis yang digagas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ini.

Kisah itu sekarang muncul dari Agung Samudro (14), anak seorang penjual pancing di Kampung Ujung Laut Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara. Di tengah himpitan kemiskinan ekonomi keluarganya, putra kelima dari enam bersaudara pasangan Edi Purnomo dan Iswati ini, tetap memiliki semangat untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Meski awalnya, Agung yang lulus dari SMP tahun ini hanya bisa pasrah dengan kondisi ekonomi keluarganya. Ia rela memendam jauh mimpinya untuk bisa melanjutkan pendidikan ke sekolah yang lebih tinggi. Maklum, penghasilan kedua orangtuanya tidak mungkin membiayai mimpinya itu.

“Awalnya bilang sama ibu kalau saya ingin sekolah lagi setelah lulus dari SMP. Tapi ibu justru nangis dan bingung, karena tidak punya biaya. Akhirnya saya pasrah dan memutuskan untuk mencari kerja saja. Mimpi saya untuk sekolah, saya kubur dalam-dalam,” kata Agung saat ditemui di rumah sederhananya di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang, Sabtu (10/8/2019).

Agung sadar, penghasilan orang tuanya dari menjual peralatan pancing dan umpan udang hidup tidaklah cukup untuk membiayainya sekolah. Tidak ada penghasilan tetap dari usaha kecil-kecilan itu. Jangankan untuk biaya sekolah, untuk kebutuhan hidup sehari-hari saja sudah susah.

Keluarga Agung memang tergolong sangat miskin. Tempat tinggal Agung bersama keluarga juga jauh dari kata layak. Mereka sehari-hari tinggal di rumah sederhana yang terbuat dari kayu, di atas tambak kawasan Tanjung Emas Kota Semarang.

Rumah sederhana itu berdiri di atas tanah milik Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, dan sewaktu-waktu jika dibutuhkan, Agung dan keluarga juga harus siap berpindah tempat.

Selain menjadi tempat tinggal, rumah itu juga sekaligus menjadi toko kecil tempat keluarganya berjualan pancing. Penghasilan dari berjualan alat pancing dan umpan itu tidak menentu, seringkali bahkan tidak ada pemasukan.

“Jadi saya sangat sadar, bahwa kondisi ekonomi tidak memungkinkan saya untuk sekolah lagi. Meski sedih, namun saya tidak ingin menunjukkan kepada orang tua, saya tetap semangat membantu mereka berjualan pancing dan umpannya kepada pembeli,” imbuhnya.

Lama bergulat dengan keputusasaan, Agung seolah mendapat secercah harapan ketika kakak perempuannya, Nila Wardani,30, datang berkunjung. Saat itu, Nila mengatakan kepada Agung, bahwa ada sekolah gratis yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yakni SMKN Jateng. Atas saran sang kakak, Agung kemudian mengakses pendaftaran SMKN Jateng secara online melalui handphone sang kakak.

“Mendengar informasi itu, saya langsung pinjam hanphone kakak untuk mendaftar secara online serta mengikuti proses tes yang digelar. Setelah itu, saya seolah memiliki semangat kembali untuk menggapai mimpi,” tambah alumni SMPN 36 Kota Semarang itu tersenyum.

Kebahagiaan Agung semakin membuncah ketika hari pengumuman tiba. Saat mengecek di internet, namanya tercantum sebagai calon siswa yang akan diterima bersekolah di SMKN Jateng di Semarang tahun ajaran baru 2019/2020.

“Saat itu saya senang sekali dan langsung memeluk kedua orang tua saya. Saya tidak menyangka mimpi saya untuk bersekolah lagi benar-benar terwujud,” ucapnya.

Agung yakin, dengan bersekolah ia akan mampu merubah kondisi kehidupan keluarganya. Dirinya berharap, dengan pendidikan yang ia miliki, ia dapat memperoleh pekerjaan yang layak sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

“Senang sekali bisa diterima di SMKN Jateng, sekolah gratis yang disediakan bapak Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo untuk anak-anak miskin seperti saya. Semoga nanti saya bisa sukses menggapai cita-cita saya dan dapat membantu kedua orang tua,” pungkasnya.

Sang ibu, Iswati sangat bersyukur bahwa Agung akhirnya diterima di SMKN Jateng, sekolah gratis yang disediakan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo khusus bagi anak-anak miskin di Jawa Tengah. Iswati berharap, Agung dapat menggapai mimpinya dan menjadi anak yang sukses di kemudian hari.

“Harapannya supaya dia bisa mandiri, sukses dan bisa membahagiakan orang tua. Saya tentu bangga anak saya bisa sekolah lebih tinggi. Dari enam anak saya, baru Agung ini yang bisa sekolah tinggi. Kalau tidak ada SMKN Jateng yang gratis ini, mungkin nasib Agung juga sama dengan kakak-kakaknya, hanya bisa lulus SD dan SMP,” pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Cerita haru anak-anak dari keluarga miskin yang akhirnya bisa mewujudlan mimpinya untuk bersekolah tidak hanya datang dari Fajar Jaka Surya, siswa baru SMKN Jateng asal Pemalang. Seluruh siswa di SMKN Jateng itu memiliki cerita yang hampir sama, terancam tak bisa sekolah jika tidak ada selolah gratis yang digagas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ini.

Kisah itu sekarang muncul dari Agung Samudro (14), anak seorang penjual pancing di Kampung Ujung Laut Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara. Di tengah himpitan kemiskinan ekonomi keluarganya, putra kelima dari enam bersaudara pasangan Edi Purnomo dan Iswati ini, tetap memiliki semangat untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Meski awalnya, Agung yang lulus dari SMP tahun ini hanya bisa pasrah dengan kondisi ekonomi keluarganya. Ia rela memendam jauh mimpinya untuk bisa melanjutkan pendidikan ke sekolah yang lebih tinggi. Maklum, penghasilan kedua orangtuanya tidak mungkin membiayai mimpinya itu.

“Awalnya bilang sama ibu kalau saya ingin sekolah lagi setelah lulus dari SMP. Tapi ibu justru nangis dan bingung, karena tidak punya biaya. Akhirnya saya pasrah dan memutuskan untuk mencari kerja saja. Mimpi saya untuk sekolah, saya kubur dalam-dalam,” kata Agung saat ditemui di rumah sederhananya di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang, Sabtu (10/8/2019).

Agung sadar, penghasilan orang tuanya dari menjual peralatan pancing dan umpan udang hidup tidaklah cukup untuk membiayainya sekolah. Tidak ada penghasilan tetap dari usaha kecil-kecilan itu. Jangankan untuk biaya sekolah, untuk kebutuhan hidup sehari-hari saja sudah susah.

Keluarga Agung memang tergolong sangat miskin. Tempat tinggal Agung bersama keluarga juga jauh dari kata layak. Mereka sehari-hari tinggal di rumah sederhana yang terbuat dari kayu, di atas tambak kawasan Tanjung Emas Kota Semarang.

Rumah sederhana itu berdiri di atas tanah milik Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, dan sewaktu-waktu jika dibutuhkan, Agung dan keluarga juga harus siap berpindah tempat.

Selain menjadi tempat tinggal, rumah itu juga sekaligus menjadi toko kecil tempat keluarganya berjualan pancing. Penghasilan dari berjualan alat pancing dan umpan itu tidak menentu, seringkali bahkan tidak ada pemasukan.

“Jadi saya sangat sadar, bahwa kondisi ekonomi tidak memungkinkan saya untuk sekolah lagi. Meski sedih, namun saya tidak ingin menunjukkan kepada orang tua, saya tetap semangat membantu mereka berjualan pancing dan umpannya kepada pembeli,” imbuhnya.

Lama bergulat dengan keputusasaan, Agung seolah mendapat secercah harapan ketika kakak perempuannya, Nila Wardani,30, datang berkunjung. Saat itu, Nila mengatakan kepada Agung, bahwa ada sekolah gratis yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yakni SMKN Jateng. Atas saran sang kakak, Agung kemudian mengakses pendaftaran SMKN Jateng secara online melalui handphone sang kakak.

“Mendengar informasi itu, saya langsung pinjam hanphone kakak untuk mendaftar secara online serta mengikuti proses tes yang digelar. Setelah itu, saya seolah memiliki semangat kembali untuk menggapai mimpi,” tambah alumni SMPN 36 Kota Semarang itu tersenyum.

Kebahagiaan Agung semakin membuncah ketika hari pengumuman tiba. Saat mengecek di internet, namanya tercantum sebagai calon siswa yang akan diterima bersekolah di SMKN Jateng di Semarang tahun ajaran baru 2019/2020.

“Saat itu saya senang sekali dan langsung memeluk kedua orang tua saya. Saya tidak menyangka mimpi saya untuk bersekolah lagi benar-benar terwujud,” ucapnya.

Agung yakin, dengan bersekolah ia akan mampu merubah kondisi kehidupan keluarganya. Dirinya berharap, dengan pendidikan yang ia miliki, ia dapat memperoleh pekerjaan yang layak sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

“Senang sekali bisa diterima di SMKN Jateng, sekolah gratis yang disediakan bapak Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo untuk anak-anak miskin seperti saya. Semoga nanti saya bisa sukses menggapai cita-cita saya dan dapat membantu kedua orang tua,” pungkasnya.

Sang ibu, Iswati sangat bersyukur bahwa Agung akhirnya diterima di SMKN Jateng, sekolah gratis yang disediakan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo khusus bagi anak-anak miskin di Jawa Tengah. Iswati berharap, Agung dapat menggapai mimpinya dan menjadi anak yang sukses di kemudian hari.

“Harapannya supaya dia bisa mandiri, sukses dan bisa membahagiakan orang tua. Saya tentu bangga anak saya bisa sekolah lebih tinggi. Dari enam anak saya, baru Agung ini yang bisa sekolah tinggi. Kalau tidak ada SMKN Jateng yang gratis ini, mungkin nasib Agung juga sama dengan kakak-kakaknya, hanya bisa lulus SD dan SMP,” pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu