Follow Us :              

Riset Indonesia Juara se-Asia Tenggara

  22 August 2019  |   08:30:00  |   dibaca : 1100 
Kategori :
Bagikan :


Riset Indonesia Juara se-Asia Tenggara

22 August 2019 | 08:30:00 | dibaca : 1100
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

SEMARANG - Universitas Diponegoro (Undip) menambah lagi guru besarnya. Sebanyak tiga guru besar baru, dikukuhkan Rektor Undip Prof Yos Johan Utama di Gedung Prof Soedarto, Tembalang, Kamis (22/8/2019).

Acara pengukuhan disaksikan sejumlah civitas akademik Undip dan tamu undangan. Antara lain Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Sekretaris Daerah Jateng Sri Puryono KS, dan tamu dari sejumlah universitas, seperti UNS, Universitas Andalas Padang, UGM dan Universitas Udayana Bali.

Tiga guru besar yang dikukuhkan, Anis Chariri dan Tarmizi Achmad dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis, serta Isroli dari Fakultas Peternakan dan Pertanian. Anis Chariri mendapatkan gelar guru besar bidang akutansi dengan orasi ilmiah berjudul Rekonstruksi Sosial Akuntansi Forensik dalam Pemberantasan Fraud di Indonesia. Anis Chariri lulus sarjana ekonomi dari UGM pada 1991, kemudian mendapat gelar Master of Commerce dari Universitas New South Wales, Australia pada 1996 dan bergelar Phd setelah menyelesaikan studinya di University of Wollongong, Australia pada 2007.

Sementara, Tarmizi Acmad menyandang gelar guru besar dengan orasi ilmiah berjudul Akuntansi Forensik dalam Memperkuat Corporate Governance untuk Mencegah Kecurangan Laporan Keuangan.
Tarmizi setidaknya sudah menulis empat jurnal internasional. Dua di antaranya adalah Carbon Disclosure Practices of Aerospace and Airlines Companies : Substantive or Symbolic Legitimation dan Audit Committee and Earnings Managements: The Moderating Effects of Financial Distress and Earnings Litigation.

Isroli, guru besar dari Fakultas Peternakan dan Pertanian mengangkat orasi ilmiah tentang Upaya Meningkatkan Produksi Daging Broiler untuk Mendukung Produksi Daging Nasional. Lulusan doktor Ilmu Ternak Universitas Padjajaran itu setidaknya sudah menulis 60 karya ilmiah yang dipublikasikan sebagai penulis utama.

Rektor Undip Yos Johan Utama menyampaikan ucapan selamat kepada tiga guru besar yang baru saja dilantik. Yos sekaligus mengingatkan bahwa jabatan guru besar merupakan jabatan akademik tertinggi dalam dunia pendidikan.
Tetapi, mahkota sebenarnya dari jabatan guru besar adalah kemampuan kita untuk terus mencetak karya-karya terbaik untuk kemaslahatan manusia. 

"Di tengah-tengah lajunya dunia, dan revolusi industri 4.0, maka kita sebagai insan akademisi secara terus menerus wajib segera menghadapi perkembangan dunia. Berubah atau kalah. Kita harus terus melakukan riset dan pengkajian terbarukan, bahkan sampai hilirisasi yang memunculkan inovasi-inovasi," bebernya.


Menteri Ristekdikti M Nasir mengatakan, hasil riset para guru besar sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia. Menurutnya, di Indonesia, kini sudah menggembirakan. Sebab, sudah di atas riset Malaysia yang memegang jumlah riset tertinggi. Kondisi ini berbeda ketika di awal dirinya memegang jabatan menteri, di 2014 lalu.

"Masuk jadi Menristek di 2014 , saya petakan riset yang ada di Asia Tenggara. Jumlah riset di Indonesia yang dipublikasikan di dunia, hanya 5.250. Sementara Thailand di angka 8.500. Singapura, Myanmar 18.000. Malaysia 28.000. Saya trace ke belakang lagi sampai 20 tahun yang lalu, ternyata Indonesia belum pernah mampu mengalahkan Thailand, apalagi Singapura dan Malaysia. Ini tantangan kita," terangnya. 

Kondisi tersebut membuat Nasir merasa malu mempunyai 4.700 perguruan tinggi di Indonesia, dengan 4.800 orang guru besar, 28.000 lektor kepala dan 268.000 ribu dosen. Pihaknya kemudian membuat peraturan yang memacu agar dosen dan guru besar produktif melakukan riset. Per tahun 2018, riset Indonesia sudah tercatat 33.576. Angka ini mengungguli Malaysia yang hanya 33.125 riset.

"Berarti kita sudah memimpin Asia Tenggara tentang publikasi (riset) di dunia. Ini kerja keras yg dilakukan perguruan tinggi, baik negeri dan swasta di seluruh Indonesia. Kebetulan Undip berkontribusi sebanyak 2.812 riset dalam tiga tahun terakhir," pungkasnya.

 

Baca juga : Undip Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru, Sekda : Dosen Muda Segeralah Jadi Profesor


Bagikan :

SEMARANG - Universitas Diponegoro (Undip) menambah lagi guru besarnya. Sebanyak tiga guru besar baru, dikukuhkan Rektor Undip Prof Yos Johan Utama di Gedung Prof Soedarto, Tembalang, Kamis (22/8/2019).

Acara pengukuhan disaksikan sejumlah civitas akademik Undip dan tamu undangan. Antara lain Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Sekretaris Daerah Jateng Sri Puryono KS, dan tamu dari sejumlah universitas, seperti UNS, Universitas Andalas Padang, UGM dan Universitas Udayana Bali.

Tiga guru besar yang dikukuhkan, Anis Chariri dan Tarmizi Achmad dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis, serta Isroli dari Fakultas Peternakan dan Pertanian. Anis Chariri mendapatkan gelar guru besar bidang akutansi dengan orasi ilmiah berjudul Rekonstruksi Sosial Akuntansi Forensik dalam Pemberantasan Fraud di Indonesia. Anis Chariri lulus sarjana ekonomi dari UGM pada 1991, kemudian mendapat gelar Master of Commerce dari Universitas New South Wales, Australia pada 1996 dan bergelar Phd setelah menyelesaikan studinya di University of Wollongong, Australia pada 2007.

Sementara, Tarmizi Acmad menyandang gelar guru besar dengan orasi ilmiah berjudul Akuntansi Forensik dalam Memperkuat Corporate Governance untuk Mencegah Kecurangan Laporan Keuangan.
Tarmizi setidaknya sudah menulis empat jurnal internasional. Dua di antaranya adalah Carbon Disclosure Practices of Aerospace and Airlines Companies : Substantive or Symbolic Legitimation dan Audit Committee and Earnings Managements: The Moderating Effects of Financial Distress and Earnings Litigation.

Isroli, guru besar dari Fakultas Peternakan dan Pertanian mengangkat orasi ilmiah tentang Upaya Meningkatkan Produksi Daging Broiler untuk Mendukung Produksi Daging Nasional. Lulusan doktor Ilmu Ternak Universitas Padjajaran itu setidaknya sudah menulis 60 karya ilmiah yang dipublikasikan sebagai penulis utama.

Rektor Undip Yos Johan Utama menyampaikan ucapan selamat kepada tiga guru besar yang baru saja dilantik. Yos sekaligus mengingatkan bahwa jabatan guru besar merupakan jabatan akademik tertinggi dalam dunia pendidikan.
Tetapi, mahkota sebenarnya dari jabatan guru besar adalah kemampuan kita untuk terus mencetak karya-karya terbaik untuk kemaslahatan manusia. 

"Di tengah-tengah lajunya dunia, dan revolusi industri 4.0, maka kita sebagai insan akademisi secara terus menerus wajib segera menghadapi perkembangan dunia. Berubah atau kalah. Kita harus terus melakukan riset dan pengkajian terbarukan, bahkan sampai hilirisasi yang memunculkan inovasi-inovasi," bebernya.


Menteri Ristekdikti M Nasir mengatakan, hasil riset para guru besar sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia. Menurutnya, di Indonesia, kini sudah menggembirakan. Sebab, sudah di atas riset Malaysia yang memegang jumlah riset tertinggi. Kondisi ini berbeda ketika di awal dirinya memegang jabatan menteri, di 2014 lalu.

"Masuk jadi Menristek di 2014 , saya petakan riset yang ada di Asia Tenggara. Jumlah riset di Indonesia yang dipublikasikan di dunia, hanya 5.250. Sementara Thailand di angka 8.500. Singapura, Myanmar 18.000. Malaysia 28.000. Saya trace ke belakang lagi sampai 20 tahun yang lalu, ternyata Indonesia belum pernah mampu mengalahkan Thailand, apalagi Singapura dan Malaysia. Ini tantangan kita," terangnya. 

Kondisi tersebut membuat Nasir merasa malu mempunyai 4.700 perguruan tinggi di Indonesia, dengan 4.800 orang guru besar, 28.000 lektor kepala dan 268.000 ribu dosen. Pihaknya kemudian membuat peraturan yang memacu agar dosen dan guru besar produktif melakukan riset. Per tahun 2018, riset Indonesia sudah tercatat 33.576. Angka ini mengungguli Malaysia yang hanya 33.125 riset.

"Berarti kita sudah memimpin Asia Tenggara tentang publikasi (riset) di dunia. Ini kerja keras yg dilakukan perguruan tinggi, baik negeri dan swasta di seluruh Indonesia. Kebetulan Undip berkontribusi sebanyak 2.812 riset dalam tiga tahun terakhir," pungkasnya.

 

Baca juga : Undip Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru, Sekda : Dosen Muda Segeralah Jadi Profesor


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu