Follow Us :              

Terima Anugerah Budhipura 2019, Gus Yasin : Pemprov harus Lebih Adaptif dan Inovatif

  28 August 2019  |   08:00:00  |   dibaca : 819 
Kategori :
Bagikan :


Terima Anugerah Budhipura 2019, Gus Yasin : Pemprov harus Lebih Adaptif dan Inovatif

28 August 2019 | 08:00:00 | dibaca : 819
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

DENPASAR - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Ristek dan Dikti RI Nomor 214/M/KPT/2019 tanggal 16 Agustus 2019, masuk 3 (tiga) besar pada Anugerah Budhipura Tahun 2019 dan menjadi peringkat ketiga di bawah Provinsi Jawa Barat setelah Provinsi Sulawesi Selatan menjadi juara pertama. 
Penghargaan diterima oleh Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen di Denpasar Bali. Penyerahan juara Anugerah Budhipura diserahkan oleh Menristek Dikti M Nasir pada acara puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-24 yang dilaksanakan di Lapangan Nitimandala Renon, Denpasar, Bali pada Rabu, (28/8/2019).

Sedangkan untuk tingkat Kabupaten/Kota, diberikan Anugerah Budhipraja bagi para pemenangnya. Kabupaten Wonogiri menjadi peringkat kedua untuk kategori Kabupaten dengan pemenang Kabupaten Luwu Utara dan peringkat tiga Kabupaten Kulonprogo. Untuk Kategori Kota, Provinsi Jawa Tengah mengirimkan wakilnya Kota Tegal sebagai Juara kedua dibawah Kota Cimahi sebagai juara pertama dengan peringkat ketiga Kota Tarakan.
Sebelumnya, berdasarkan hasil  tahap pengukuraan IDSD, Provinsi Jawa Tengah masuk menjadi nominator yang berhak maju dalam Tahap presentasi bersama dengan Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur dan Sulawsi Selatan. Pada tahap presentasi yang dilaksanakan pada Senin, 29 Juli 2019 lalu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo hadir secara pribadi untuk presentasi terkait pelaksanan inovasi di Jawa Tengah.

Anugerah Budhipura merupakan anugerah yang diberikan kepada Pemerintah Provinsi sebagai apresiasi atas prestasi dalam penguatan sistem inovasi di wilayahnya, dalam pembinaan kabupaten dan kota, baik dalam bentuk  kebijakan,  fasilitasi  sumber  daya,  maupun  penciptaan  iklim  kondusif  bagi pengembangan dan penguatan inovasi pada kabupaten dan kota. 
Sehingga dapat dihasilkan inovasi  dengan  nilai  tambah,  dalam  bentuk  komersial,  ekonomi  maupun  sosial-budaya sehingga berdampak kepada peningkatan daya saing dan kesejahteraaan masyarakat yang  tinggi dan berkelanjutan.  
Tahapan penilaian Anugerah Budhipura dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu tahap pengukuran indeks daya saing daerah (IDSD) dan tahapan presentasi. Pengukuran indeks  daya saing daerah (IDSD) yang diharapkan dapat menggambarkan kondisi dan kemampuan  suatu daerah dalam mengoptimalkan seluruh potensi yang dimilikinya melalui peningkatan  produktifitas, nilai tambah dan persaingan baik domestik maupun internasional demi  kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.  

IDSD juga dapat diartikan sebagai refleksi tingkat produktivitas, kemajuan, persaingan dan kemandirian suatu daerah dan dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai keberhasilan suatu daerah untuk dapat bersaing dengan daerah lain dan mendukung daya  saing  nasional. Daerah dengan  skor  IDSD  tertinggi  diartikan  sebagai  daerah  yang  berhasil  secara  optimal memanfaatkan  segala  potensi  yang  dimiliki  sebagai  upaya  menciptakan  daya  saing  dan kesejateraan yang tinggi dan berkelanjutan.

“Di era globalisasi ini kan menuntut pemerintah daerah untuk siap menghadapi persaingan yang semain ketat dan mampu beradaptasi dengan perubahan jaman. Kami, Pemprov Jateng tentu harus adaptif dan inovatif untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki guna mempercepat pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan,” kata Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Maimoen. 
Kemampuan daya saing (competitiveness), imbuh Gus Yasin, menjadi salah satu parameter dalam konsep pembangunan daerah berkelanjutan. Semakin tinggi tingkat daya saing suatu daerah, maka tingkat kesejahteraan masyarakatnya pun semakin tinggi.

“Tentu, penghargaan ini menjadi kebanggaan sekaligus memotivasi agar kita bisa lebih baik lagi ke depan,” tandasnya. 
Kepala Bappeda Provinsi Jawa Tengah, Prasetyo Aribowo menambahkan, sesuai arahan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, spirit inovasi  baik dibidang pelayanan publik, tata kelola pemerintahan dan inovasi lainnya yang menjadi kewenangan daerah termasuk inovasi produk/masyarakat dan perguruan tinggi, contohnya krenova terus digelorakan. “Itu sebabnya kita selalu masuk tiga besar peringkat nasional. Tahun depan kita targetkan yang terbaik,” harapnya.

 

Baca juga : Jateng Pertahankan Jadi Provinsi Terbaik Jaminan Sosial Ketenagakerjaan


Bagikan :

DENPASAR - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Ristek dan Dikti RI Nomor 214/M/KPT/2019 tanggal 16 Agustus 2019, masuk 3 (tiga) besar pada Anugerah Budhipura Tahun 2019 dan menjadi peringkat ketiga di bawah Provinsi Jawa Barat setelah Provinsi Sulawesi Selatan menjadi juara pertama. 
Penghargaan diterima oleh Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen di Denpasar Bali. Penyerahan juara Anugerah Budhipura diserahkan oleh Menristek Dikti M Nasir pada acara puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-24 yang dilaksanakan di Lapangan Nitimandala Renon, Denpasar, Bali pada Rabu, (28/8/2019).

Sedangkan untuk tingkat Kabupaten/Kota, diberikan Anugerah Budhipraja bagi para pemenangnya. Kabupaten Wonogiri menjadi peringkat kedua untuk kategori Kabupaten dengan pemenang Kabupaten Luwu Utara dan peringkat tiga Kabupaten Kulonprogo. Untuk Kategori Kota, Provinsi Jawa Tengah mengirimkan wakilnya Kota Tegal sebagai Juara kedua dibawah Kota Cimahi sebagai juara pertama dengan peringkat ketiga Kota Tarakan.
Sebelumnya, berdasarkan hasil  tahap pengukuraan IDSD, Provinsi Jawa Tengah masuk menjadi nominator yang berhak maju dalam Tahap presentasi bersama dengan Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur dan Sulawsi Selatan. Pada tahap presentasi yang dilaksanakan pada Senin, 29 Juli 2019 lalu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo hadir secara pribadi untuk presentasi terkait pelaksanan inovasi di Jawa Tengah.

Anugerah Budhipura merupakan anugerah yang diberikan kepada Pemerintah Provinsi sebagai apresiasi atas prestasi dalam penguatan sistem inovasi di wilayahnya, dalam pembinaan kabupaten dan kota, baik dalam bentuk  kebijakan,  fasilitasi  sumber  daya,  maupun  penciptaan  iklim  kondusif  bagi pengembangan dan penguatan inovasi pada kabupaten dan kota. 
Sehingga dapat dihasilkan inovasi  dengan  nilai  tambah,  dalam  bentuk  komersial,  ekonomi  maupun  sosial-budaya sehingga berdampak kepada peningkatan daya saing dan kesejahteraaan masyarakat yang  tinggi dan berkelanjutan.  
Tahapan penilaian Anugerah Budhipura dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu tahap pengukuran indeks daya saing daerah (IDSD) dan tahapan presentasi. Pengukuran indeks  daya saing daerah (IDSD) yang diharapkan dapat menggambarkan kondisi dan kemampuan  suatu daerah dalam mengoptimalkan seluruh potensi yang dimilikinya melalui peningkatan  produktifitas, nilai tambah dan persaingan baik domestik maupun internasional demi  kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.  

IDSD juga dapat diartikan sebagai refleksi tingkat produktivitas, kemajuan, persaingan dan kemandirian suatu daerah dan dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai keberhasilan suatu daerah untuk dapat bersaing dengan daerah lain dan mendukung daya  saing  nasional. Daerah dengan  skor  IDSD  tertinggi  diartikan  sebagai  daerah  yang  berhasil  secara  optimal memanfaatkan  segala  potensi  yang  dimiliki  sebagai  upaya  menciptakan  daya  saing  dan kesejateraan yang tinggi dan berkelanjutan.

“Di era globalisasi ini kan menuntut pemerintah daerah untuk siap menghadapi persaingan yang semain ketat dan mampu beradaptasi dengan perubahan jaman. Kami, Pemprov Jateng tentu harus adaptif dan inovatif untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki guna mempercepat pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan,” kata Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Maimoen. 
Kemampuan daya saing (competitiveness), imbuh Gus Yasin, menjadi salah satu parameter dalam konsep pembangunan daerah berkelanjutan. Semakin tinggi tingkat daya saing suatu daerah, maka tingkat kesejahteraan masyarakatnya pun semakin tinggi.

“Tentu, penghargaan ini menjadi kebanggaan sekaligus memotivasi agar kita bisa lebih baik lagi ke depan,” tandasnya. 
Kepala Bappeda Provinsi Jawa Tengah, Prasetyo Aribowo menambahkan, sesuai arahan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, spirit inovasi  baik dibidang pelayanan publik, tata kelola pemerintahan dan inovasi lainnya yang menjadi kewenangan daerah termasuk inovasi produk/masyarakat dan perguruan tinggi, contohnya krenova terus digelorakan. “Itu sebabnya kita selalu masuk tiga besar peringkat nasional. Tahun depan kita targetkan yang terbaik,” harapnya.

 

Baca juga : Jateng Pertahankan Jadi Provinsi Terbaik Jaminan Sosial Ketenagakerjaan


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu