Follow Us :              

Ekotren Didorong Bantu Pertumbuhan Ekonomi Jateng

  26 September 2019  |   11:00:00  |   dibaca : 330 
Kategori :
Bagikan :


Ekotren Didorong Bantu Pertumbuhan Ekonomi Jateng

26 September 2019 | 11:00:00 | dibaca : 330
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Program ekonomi pesantren yang kini tengah dilaksanakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, selain untuk menumbuhkan kemandirian pesantren, juga diarahkan untuk membantu menaikkan pertumbuhan ekonomi Jateng, yang ditargetkan mencapai angka tujuh persen. 

Wakil Gubernur Jateng H Taj Yasin Maimoen berpendapat, pesantren bisa menjadi kekuatan ekonomi yang luar biasa, jika kemampuan dan peluang kewirausahaan di dalamnya serius diberdayakan. 
Saat menemui Gatra TV di ruang kerjanya, Kamis (26/9/2019), Taj Yasin membeberkan kesuksesan sebuah pesantren yang pernah dia kunjungi di Turki pada 2017.

Pondok pesantren tersebut memiliki usaha pemotongan sapi. Usaha tersebut dikelola serius sehingga menumbuhkan kepercayaan masyarakat Turki yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

“Dari usaha yang dikelola itu, kepercayaan masyarakat muncul, karena sapi yang dipotong dilabeli halal. Konsumen juga bisa melihat proses pemotongan sapinya,” tuturnya.

Kepercayaan masyarakat yang besar, berdampak pada usaha pemotongan sapi yang semakin berkembang. Kini, pondok pesantren tersebut memiliki banyak toko retail pemotongan hewan ternak. Tak hanya sapi, tapi juga hewan ternak lain, seperti domba. Kesuksesan usaha ternak hewan di pondok pesantren itu, ingin diadopsi di Jawa Tengah, sehingga menggerakkan pertumbuhan ekonomi secara nyata.

Gus Yasin menambahkan, keberhasilan membangun usaha di pondok pesantren, dipengaruhi pula oleh jejaring bisnis. Maka, program ekonomi pesantren diarahkannya untuk saling berjaringan. Jaringan yang dibangun tidak hanya dengan sesama pondok pesantren, tapi juga dengan pelaku UKM di lingkungan sekitar pondok pesantren. Jika berhasil, pihaknya berharap, bisa menjadi toko retail yang modern. Mulai dari pengelolaan, marketing hingga distribusi barang-barangnya.

“Central Mart di Pati, bisa menjadi contoh, karena mereka menampung produk-produk pelaku UKM di sekitar toko dengan syarat yang lebih mudah. Yang terpenting sudah berlabel P-IRT dan halal. Artinya, central mart dapat membantu meningkatkan kesejahteraan warga di sekitarnya. Biasanya, di toko retail modern, pelaku UKM sulit memasukkan barangnya karena terbentur syarat-syaratnya,” jelasnya.

 

Baca juga : Santri Milenial Mesti Kuasai Teknologi


Bagikan :

SEMARANG - Program ekonomi pesantren yang kini tengah dilaksanakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, selain untuk menumbuhkan kemandirian pesantren, juga diarahkan untuk membantu menaikkan pertumbuhan ekonomi Jateng, yang ditargetkan mencapai angka tujuh persen. 

Wakil Gubernur Jateng H Taj Yasin Maimoen berpendapat, pesantren bisa menjadi kekuatan ekonomi yang luar biasa, jika kemampuan dan peluang kewirausahaan di dalamnya serius diberdayakan. 
Saat menemui Gatra TV di ruang kerjanya, Kamis (26/9/2019), Taj Yasin membeberkan kesuksesan sebuah pesantren yang pernah dia kunjungi di Turki pada 2017.

Pondok pesantren tersebut memiliki usaha pemotongan sapi. Usaha tersebut dikelola serius sehingga menumbuhkan kepercayaan masyarakat Turki yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

“Dari usaha yang dikelola itu, kepercayaan masyarakat muncul, karena sapi yang dipotong dilabeli halal. Konsumen juga bisa melihat proses pemotongan sapinya,” tuturnya.

Kepercayaan masyarakat yang besar, berdampak pada usaha pemotongan sapi yang semakin berkembang. Kini, pondok pesantren tersebut memiliki banyak toko retail pemotongan hewan ternak. Tak hanya sapi, tapi juga hewan ternak lain, seperti domba. Kesuksesan usaha ternak hewan di pondok pesantren itu, ingin diadopsi di Jawa Tengah, sehingga menggerakkan pertumbuhan ekonomi secara nyata.

Gus Yasin menambahkan, keberhasilan membangun usaha di pondok pesantren, dipengaruhi pula oleh jejaring bisnis. Maka, program ekonomi pesantren diarahkannya untuk saling berjaringan. Jaringan yang dibangun tidak hanya dengan sesama pondok pesantren, tapi juga dengan pelaku UKM di lingkungan sekitar pondok pesantren. Jika berhasil, pihaknya berharap, bisa menjadi toko retail yang modern. Mulai dari pengelolaan, marketing hingga distribusi barang-barangnya.

“Central Mart di Pati, bisa menjadi contoh, karena mereka menampung produk-produk pelaku UKM di sekitar toko dengan syarat yang lebih mudah. Yang terpenting sudah berlabel P-IRT dan halal. Artinya, central mart dapat membantu meningkatkan kesejahteraan warga di sekitarnya. Biasanya, di toko retail modern, pelaku UKM sulit memasukkan barangnya karena terbentur syarat-syaratnya,” jelasnya.

 

Baca juga : Santri Milenial Mesti Kuasai Teknologi


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu