Follow Us :              

Satu Desa Satu OPD, Ganjar Terjunkan Siswa SMK di Desa Miskin

  13 March 2020  |   10:30:00  |   dibaca : 1114 
Kategori :
Bagikan :


Satu Desa Satu OPD, Ganjar Terjunkan Siswa SMK di Desa Miskin

13 March 2020 | 10:30:00 | dibaca : 1114
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SALATIGA - Program satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) satu desa miskin yang dicanangkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bakal melibatkan siswa sekolah menengah kejuruan (SMK). Selain itu, kolaborasi program antarOPD juga akan ditingkatkan. 

Ganjar mengatakan, program yang diluncurkan pada pertengahan 2019 lalu ternyata cukup bermanfaat dalam menekan angka kemiskinan. Hanya saja, pelaksanaan program ini harus terus dievaluasi, terutama menyangkut soal data. 

“Dari banyak OPD keluhannya sama, soal data. Maka Evaluasi kita lakukan agar metode dan metodologinya benar, kreasi dan inovasinya terlihat juga awareness-nya dimunculkan. Kalau sudah nanti kami buatkan sistem, sampai template. Sehingga kalau orang turun ke desa bisa langsung melihat problem sampai penyelesaiannya beserta channeling-nya. Pentahelix-nya bagaimana," kata Ganjar seusai mengikuti Rapat Evaluasi Desa Dampingan 2019 dan Rencana Pelaksanaan Desa Dampingan 2020 di Salatiga, Jumat (13/3/2020). 

Ganjar menambahkan pihaknya akan membuat buku saku sehingga setiap OPD yang akan menjalankan program itu dapat langsung mengetahui hal-hal apa saja yang diperlukan tiap desa. Buku saku juga membantu OPD untuk merancang kolaborasi program antarOPD.

"Tadi akhirnya kan nemu, Kominfo ternyata ada program internet desa, SMK bisa dikerjakan yang lebih konkret untuk praktikum. UKM juga bisa dikerjakan. Sehingga sinergitas antarOPD ini bisa dikerjakan secara sistematis sampai desa," kata Ganjar. 

Jika kolaborasi antarOPD itu masih kurang, Ganjar berinisiatif menerjunkan siswa-siswa SMK di Jawa Tengah lewat program kuliah kerja nyata (KKN).

"Saya usulkan siswa SMK KKN (Kuliah Kerja Nyata) untuk membangun. Contoh di Purbalingga, kenapa orang buang air besar di sungai. Kemudian dibuatkan jamban, tapi tetap saja ke sungai. Kenapa tetap saja tidak mau? Karena tidak ada air. SMK saja yang disuruh mengerjakan ini. Maka ini akan jadi kekuatan gotong royong," tandasnya. 

Program Satu OPD Satu Desa tersebut diinisiasi Ganjar dalam rangka percepatan penurunan angka kemiskinan di Jawa Tengah agar mencapai satu digit. Jika pada awal tahun ini total warga miskin di Jawa Tengah mencapai 10,57 maka di tahun ini target penurunannya di angka 9,81 persen dan 7,48 di akhir periode kepemimpinan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen.

"Ini kan sudah dimulai OPD provinsi, jika kabupaten juga oke dan disusul perusahaan, perguruan tinggi masuk kan keroyokannya menjadi lebih bagus. Sehingga penurunan kemiskinannya bisa lebih cepat," katanya.


Bagikan :

SALATIGA - Program satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) satu desa miskin yang dicanangkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bakal melibatkan siswa sekolah menengah kejuruan (SMK). Selain itu, kolaborasi program antarOPD juga akan ditingkatkan. 

Ganjar mengatakan, program yang diluncurkan pada pertengahan 2019 lalu ternyata cukup bermanfaat dalam menekan angka kemiskinan. Hanya saja, pelaksanaan program ini harus terus dievaluasi, terutama menyangkut soal data. 

“Dari banyak OPD keluhannya sama, soal data. Maka Evaluasi kita lakukan agar metode dan metodologinya benar, kreasi dan inovasinya terlihat juga awareness-nya dimunculkan. Kalau sudah nanti kami buatkan sistem, sampai template. Sehingga kalau orang turun ke desa bisa langsung melihat problem sampai penyelesaiannya beserta channeling-nya. Pentahelix-nya bagaimana," kata Ganjar seusai mengikuti Rapat Evaluasi Desa Dampingan 2019 dan Rencana Pelaksanaan Desa Dampingan 2020 di Salatiga, Jumat (13/3/2020). 

Ganjar menambahkan pihaknya akan membuat buku saku sehingga setiap OPD yang akan menjalankan program itu dapat langsung mengetahui hal-hal apa saja yang diperlukan tiap desa. Buku saku juga membantu OPD untuk merancang kolaborasi program antarOPD.

"Tadi akhirnya kan nemu, Kominfo ternyata ada program internet desa, SMK bisa dikerjakan yang lebih konkret untuk praktikum. UKM juga bisa dikerjakan. Sehingga sinergitas antarOPD ini bisa dikerjakan secara sistematis sampai desa," kata Ganjar. 

Jika kolaborasi antarOPD itu masih kurang, Ganjar berinisiatif menerjunkan siswa-siswa SMK di Jawa Tengah lewat program kuliah kerja nyata (KKN).

"Saya usulkan siswa SMK KKN (Kuliah Kerja Nyata) untuk membangun. Contoh di Purbalingga, kenapa orang buang air besar di sungai. Kemudian dibuatkan jamban, tapi tetap saja ke sungai. Kenapa tetap saja tidak mau? Karena tidak ada air. SMK saja yang disuruh mengerjakan ini. Maka ini akan jadi kekuatan gotong royong," tandasnya. 

Program Satu OPD Satu Desa tersebut diinisiasi Ganjar dalam rangka percepatan penurunan angka kemiskinan di Jawa Tengah agar mencapai satu digit. Jika pada awal tahun ini total warga miskin di Jawa Tengah mencapai 10,57 maka di tahun ini target penurunannya di angka 9,81 persen dan 7,48 di akhir periode kepemimpinan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen.

"Ini kan sudah dimulai OPD provinsi, jika kabupaten juga oke dan disusul perusahaan, perguruan tinggi masuk kan keroyokannya menjadi lebih bagus. Sehingga penurunan kemiskinannya bisa lebih cepat," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu