Follow Us :              

Api Abadi Mrapen Kembali Menyala, Ganjar Ajak Warga Ikut Merawat Dan Ijinkan Manfaatkan Sisa Gas

  20 April 2021  |   11:00:00  |   dibaca : 1905 
Kategori :
Bagikan :


Api Abadi Mrapen Kembali Menyala, Ganjar Ajak Warga Ikut Merawat Dan Ijinkan Manfaatkan Sisa Gas

20 April 2021 | 11:00:00 | dibaca : 1905
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

GROBOGAN - Api Abadi Mrapen di Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan yang sempat padam sejak September 2020 lalu, kini kembali menyala. Proses penyalaan api yang dipercaya sebagai peninggalan Sunan Kalijaga itu dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Selasa (20/4/2021). 

Dengan berlari kecil, Ganjar memegang sebuah obor yang menyala, menuju lokasi Api Abadi, kemudianmenyulutkan api ke bibir tungku. Dalam sekejap Api langsung menyala dari tungku Api Abadi Mrapen. 

"Alhamdulillah, Api Abadi Mrapen kembali abadi," ucap Ganjar penuh syukur. 

Ganjar menceritakan, awalnya dirinya terkejut saat mendengar Api Abadi Mrapen padam pada 25 September 2020. Ia pun mengambil langkah cepat memerintahkan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah dan para ahli geologis untuk segera melakukan pengecekan. 

"Ternyata setelah dicek, ditemukan penyebabnya. Gas yang menjadi penyuplai api abadi ini bocor halus di beberapa titik. Untuk itu saya titip pada masyarakat, ayo kita rawat, karena ini jadi aset Grobogan," katanya. 

Ganjar meminta masyarakat sekitar tidak melakukan pengeboran tanah. Apabila membutuhkan air atau lainnya, masyarakat diminta berkomunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Grobogan dan tidak sembarangan melakukan pengeboran. 

"Karena area ini saya kategorikan area rawan. Kalau nanti masyarakat ngebor tanpa izin dan tidak terkontrol, ini akan mati lagi. Mari merasa handarbeni, (punya rasa) saling memiliki dengan cara merawat bersama," ucapnya. 

Ganjar menambahkan, bahwa setelah para ahli geologi melakukan pembenahan teknis, ditemuman sisa gas dari sumber Api Abadi Mrapen yang bisa dimanfaatkan warga. 

"Dengan cara ini, mudah-mudahan masyarakat mendapatkan manfaat. Warung-warung di sekitar sini juga bisa menggunakan," jelasnya. 

Bagi masyarakat Grobogan dan Jawa Tengah, kembali menyalanya Api Abadi Mrapen menumbuhkan harapan baru. Ganjar berharap, banyak event yang akan muncul setelah ini. Mengingat Api Abadi Mrapen sudah terkenal di berbagai penjuru dunia dan digunakan dalam sejumlah event olahraga nasional dan internasional. 

"Kita harapkan event banyak muncul, wisata muncul, sport tourism juga muncul sehingga kegiatannya bisa aktif kembali," pungkasnya. 

Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, upaya menyalakan kembali Api Abadi Mrapen dilakukan dengan beberapa tahap, diantaranya adalah survei geolistrik untuk mencari sumber api baru, pelaksanaan pengeboran dan penemuan sumber gas dan api di kedalaman 40 meter. Semua upaya itu dilakukan untuk mengembalikan gas alam ke jalur utamanya, menuju tungku Api Abadi Mrapen. 

"Istilahnya kami mereorientasi aliran gasnya. Sebab matinya Api Abadi Mrapen disebabkan karena kebocoran aliran gasnya," katanya. 

Sujarwanto menambahkan, dengan cara itu maka suplai gas untuk Api Abadi Mrapen bisa tercukupi hingga 40 tahun ke depan atau bahkan lebih. 

"(40 tahun) Itu prediksi minimal, sementara kami optimis ini bisa menyala selama 60 tahun. Bahkan bisa lebih jika masyarakat sekitar terus merawatnya dengan baik," tutupnya.


Bagikan :

GROBOGAN - Api Abadi Mrapen di Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan yang sempat padam sejak September 2020 lalu, kini kembali menyala. Proses penyalaan api yang dipercaya sebagai peninggalan Sunan Kalijaga itu dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Selasa (20/4/2021). 

Dengan berlari kecil, Ganjar memegang sebuah obor yang menyala, menuju lokasi Api Abadi, kemudianmenyulutkan api ke bibir tungku. Dalam sekejap Api langsung menyala dari tungku Api Abadi Mrapen. 

"Alhamdulillah, Api Abadi Mrapen kembali abadi," ucap Ganjar penuh syukur. 

Ganjar menceritakan, awalnya dirinya terkejut saat mendengar Api Abadi Mrapen padam pada 25 September 2020. Ia pun mengambil langkah cepat memerintahkan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah dan para ahli geologis untuk segera melakukan pengecekan. 

"Ternyata setelah dicek, ditemukan penyebabnya. Gas yang menjadi penyuplai api abadi ini bocor halus di beberapa titik. Untuk itu saya titip pada masyarakat, ayo kita rawat, karena ini jadi aset Grobogan," katanya. 

Ganjar meminta masyarakat sekitar tidak melakukan pengeboran tanah. Apabila membutuhkan air atau lainnya, masyarakat diminta berkomunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Grobogan dan tidak sembarangan melakukan pengeboran. 

"Karena area ini saya kategorikan area rawan. Kalau nanti masyarakat ngebor tanpa izin dan tidak terkontrol, ini akan mati lagi. Mari merasa handarbeni, (punya rasa) saling memiliki dengan cara merawat bersama," ucapnya. 

Ganjar menambahkan, bahwa setelah para ahli geologi melakukan pembenahan teknis, ditemuman sisa gas dari sumber Api Abadi Mrapen yang bisa dimanfaatkan warga. 

"Dengan cara ini, mudah-mudahan masyarakat mendapatkan manfaat. Warung-warung di sekitar sini juga bisa menggunakan," jelasnya. 

Bagi masyarakat Grobogan dan Jawa Tengah, kembali menyalanya Api Abadi Mrapen menumbuhkan harapan baru. Ganjar berharap, banyak event yang akan muncul setelah ini. Mengingat Api Abadi Mrapen sudah terkenal di berbagai penjuru dunia dan digunakan dalam sejumlah event olahraga nasional dan internasional. 

"Kita harapkan event banyak muncul, wisata muncul, sport tourism juga muncul sehingga kegiatannya bisa aktif kembali," pungkasnya. 

Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, upaya menyalakan kembali Api Abadi Mrapen dilakukan dengan beberapa tahap, diantaranya adalah survei geolistrik untuk mencari sumber api baru, pelaksanaan pengeboran dan penemuan sumber gas dan api di kedalaman 40 meter. Semua upaya itu dilakukan untuk mengembalikan gas alam ke jalur utamanya, menuju tungku Api Abadi Mrapen. 

"Istilahnya kami mereorientasi aliran gasnya. Sebab matinya Api Abadi Mrapen disebabkan karena kebocoran aliran gasnya," katanya. 

Sujarwanto menambahkan, dengan cara itu maka suplai gas untuk Api Abadi Mrapen bisa tercukupi hingga 40 tahun ke depan atau bahkan lebih. 

"(40 tahun) Itu prediksi minimal, sementara kami optimis ini bisa menyala selama 60 tahun. Bahkan bisa lebih jika masyarakat sekitar terus merawatnya dengan baik," tutupnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu