Foto : (Humas Jateng)
Foto : (Humas Jateng)
Purbalingga – Setelah menunggu selama empat tahun, Pasar Bobotsari Kabupaten Purbalingga
akhirnya difungsikan. Pedagang yang sebelumnya menempati eks Terminal Purbalingga sebagai
tempat relokasi sementara, sudah bisa berjualan di pasar tersebut.
Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP yang meresmikan Pasar Bobotsari
mengatakan adanya pasar itu merupakan bukti dari percepatan-percepatan pembangunan yang
dilakukan di Kabupaten Purbalingga. Sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan
kesejahteraan rakyat Purbalingga.
“Percepatan-percepatan pembangunan di Purbalingga nampaknya telah membuahkan hasil
karena ekonomi di Purbalingga menjadi sangat tinggi dibandingkan kabupaten-kabupaten lain,”
katanya.
Menurut Ganjar, percepatan pembangunan infrastruktur pasar tersebut harus diikuti dengan
semakin baiknya pelayanan kepada masyarakat, khususnya para pedagang pasar tradisional. Dia
juga memerintahkan Bank Jateng agar selalu turun ke pasar dan memberikan kemudahan akses
permodalan kepada pedagang. Sehingga mereka tidak lagi tergantung pada rentenir yang
memberikan bunga tinggi. Apalagi Bank Jateng memiliki program kredit mini untuk membantu
masyarakat yang ingin memulai usaha dengan kredit sebesar Rp 1 juta dan bunga tiga persen
setahun. Program ini diharapkan dapat memfasilitasi masyarakat yang kekurangan modal saat
akan memulai usaha.
“Sekarang ada program kredit mini untuk startup bisnis dengan jumlah pinjaman Rp 1 juta dan
bunganya tiga persen setahun. Kita harapkan mereka yang ingin memulai usaha bisa berjalan.
Bank Jateng juga siap masuk ke pasar-pasar,” ujar gubernur.
Bupati Purbalingga Tasdi mengatakan Pasar Bobotsari dibangun dalam tiga kali tahun anggaran,
yakni tahun 2013, 2015 dan 2016. Total anggaran yang dikeluarkan mencapai Rp 51,6 miliar
yang terdiri dari bankeu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Rp 27 miliar, APBD Pemkab
Purbalingga Rp 17 miliar dan sisanya bantuan dari pemerintah pusat.
“Pasar Bobotsari ini dibangun dalam tiga kali tahun anggaran mulai tahun 2013, 2015 dan 2016.
Biaya pembangunan kurang lebih 51,6 miliar dimana yang terbesar dari bantuan Gubernur Jawa
Tengah sebesar Rp 27 miliar,” bebernya.
Tasdi berharap keberadaan Pasar Bobotsari yang sudah direhab bisa meningkatkan
perekonomian rakyat dan kesejahteraan pedagang pasar yang saat ini berjumlah 1.088 orang. Dia
juga berharap Gubernur Ganjar tidak bosan memberikan bantuan untuk merenovasi pasar rakyat
di Purbalingga karena sampai saat ini dari 20 pasar yang ada baru tiga yang terenovasi.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purbalingga akan
berupaya untuk terus meramaikan Pasar Bobotsari dengan menggandeng sejumlah pihak untuk
menggelar berbagai kegiatan kesenian dan kebudayaan. Sehingga masyarakat merasa lebih
nyaman dan Pasar Bobotsari menjadi sentra kegiatan jual-beli masyarakat sekitar.
Purbalingga – Setelah menunggu selama empat tahun, Pasar Bobotsari Kabupaten Purbalingga
akhirnya difungsikan. Pedagang yang sebelumnya menempati eks Terminal Purbalingga sebagai
tempat relokasi sementara, sudah bisa berjualan di pasar tersebut.
Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP yang meresmikan Pasar Bobotsari
mengatakan adanya pasar itu merupakan bukti dari percepatan-percepatan pembangunan yang
dilakukan di Kabupaten Purbalingga. Sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan
kesejahteraan rakyat Purbalingga.
“Percepatan-percepatan pembangunan di Purbalingga nampaknya telah membuahkan hasil
karena ekonomi di Purbalingga menjadi sangat tinggi dibandingkan kabupaten-kabupaten lain,”
katanya.
Menurut Ganjar, percepatan pembangunan infrastruktur pasar tersebut harus diikuti dengan
semakin baiknya pelayanan kepada masyarakat, khususnya para pedagang pasar tradisional. Dia
juga memerintahkan Bank Jateng agar selalu turun ke pasar dan memberikan kemudahan akses
permodalan kepada pedagang. Sehingga mereka tidak lagi tergantung pada rentenir yang
memberikan bunga tinggi. Apalagi Bank Jateng memiliki program kredit mini untuk membantu
masyarakat yang ingin memulai usaha dengan kredit sebesar Rp 1 juta dan bunga tiga persen
setahun. Program ini diharapkan dapat memfasilitasi masyarakat yang kekurangan modal saat
akan memulai usaha.
“Sekarang ada program kredit mini untuk startup bisnis dengan jumlah pinjaman Rp 1 juta dan
bunganya tiga persen setahun. Kita harapkan mereka yang ingin memulai usaha bisa berjalan.
Bank Jateng juga siap masuk ke pasar-pasar,” ujar gubernur.
Bupati Purbalingga Tasdi mengatakan Pasar Bobotsari dibangun dalam tiga kali tahun anggaran,
yakni tahun 2013, 2015 dan 2016. Total anggaran yang dikeluarkan mencapai Rp 51,6 miliar
yang terdiri dari bankeu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Rp 27 miliar, APBD Pemkab
Purbalingga Rp 17 miliar dan sisanya bantuan dari pemerintah pusat.
“Pasar Bobotsari ini dibangun dalam tiga kali tahun anggaran mulai tahun 2013, 2015 dan 2016.
Biaya pembangunan kurang lebih 51,6 miliar dimana yang terbesar dari bantuan Gubernur Jawa
Tengah sebesar Rp 27 miliar,” bebernya.
Tasdi berharap keberadaan Pasar Bobotsari yang sudah direhab bisa meningkatkan
perekonomian rakyat dan kesejahteraan pedagang pasar yang saat ini berjumlah 1.088 orang. Dia
juga berharap Gubernur Ganjar tidak bosan memberikan bantuan untuk merenovasi pasar rakyat
di Purbalingga karena sampai saat ini dari 20 pasar yang ada baru tiga yang terenovasi.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purbalingga akan
berupaya untuk terus meramaikan Pasar Bobotsari dengan menggandeng sejumlah pihak untuk
menggelar berbagai kegiatan kesenian dan kebudayaan. Sehingga masyarakat merasa lebih
nyaman dan Pasar Bobotsari menjadi sentra kegiatan jual-beli masyarakat sekitar.