Follow Us :              

UMKM Mulai Melek Teknologi

  10 April 2017  |   17:00:00  |   dibaca : 336 
Kategori :
Bagikan :


UMKM Mulai Melek Teknologi

10 April 2017 | 17:00:00 | dibaca : 336
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

Semarang – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jawa Tengah mulai melek

teknologi. Tidak sedikit di antara mereka yang memanfaatkan teknologi untuk memasarkan

produknya, di samping penjualan manual yang selama ini mereka jalani.

Hal tersebut tampak saat acara Gayeng Bareng Gubernur Jateng yang dibawakan langsung oleh

Gubernur H Ganjar Pranowo SH MIP di Studio TVRI Jateng, Senin (10/4) sore. Dalam acara itu

hadir para pelaku UMKM yang sudah memanfaatkan e-commerce sebagai sarana berjualan

mereka.

Dicky Irawan pengusaha UMKM yang bergerak di bidang pengelolaan susu segar dengan varian

rasa mencapai 80 macam ini lebih memilih e-commerce sebagai basis penjualannya karena lebih

mudah, murah dan jangkauannya cukup luas.

Namun dia mengaku dalam memasarkan produk olahan susunya masih terkendala dengan

perizinan BPOM karena untuk memenuhi infrastruktur pengelolaan yang disyaratkan oleh

BPOM sangat mahal. Sebab, persyaratan infrastruktur pengelolaan masih menggunakan standar

industri susu skala besar. Sehingga pelaku UMKM kesulitan memenuhi persyaratan tersebut.

Karenanya, dia meminta agar perizinan tersebut dapat dipisahkan antara industri besar dengan

industri kecil.

“Infrastruktur yang harus saya punya, mulai dari standar tempat sampai instalasi pengelolaan

limbah sangat mahal. Kemarin kami sudah minta untuk diskalakan yang kecil jadi tiidak

disamakan dengan industri susu yang besar,” katanya.

Selain Dicky, ada juga pelaku UMKM penyandang disabilitas yang mengembangkan hobinya

untuk menjadi mata pencaharian. Salah satunya, Rini yang bergerak dibidang handycraft

berbahan baku limbah bungkus plastik kopi. Dengan keterampilan dan kreativitasnya dia bisa

menjadi limbah bungkus plastik kopi yang tidak bernilai menjadi dompet ataupun tas yang

bernilai jual tinggi.

“Produknya saya jual seharga Rp 200 ribu. Saya jual secara manual dan online dibantu oleh

mahasiswa,” katanya.

Banyaknya manfaat dari e-commerce tersebut yang mendasari dibuatnya program Cyber UMKM

dan Sadewa Mart. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah Ema Rachmawati

mengatakan Sadewa Mart merupakan gerakan UMKM Jawa Tengah untuk dapat naik kelas

berbasis digital. Diharapkan seluruh UMKM yang ada d Jawa Tengah dapat memanfaatkan

Cyber UMKM. Nantinya mereka juga bisa mendapat pendampingan-pendampingan berupa

pelatihan, permodalan, hingga accounting digital dari perbankan hingga perguruan tinggi.

Mereka juga akan mendapat layanan-layanan yang dibutuhkan seperti bantuan bahan baku

hingga ISO dan sertifikasi halal.

“Setelah UMKM mendaftar pertama levelnya adalah regular. Kemudian mereka akan mendapat

pendampingan-pendampingan hingga akhirnya akan naik kelas menjadi juara, bisa mendapatkan

ISO dan sertifikasi halal,” katanya.

Gubernur Ganjar berharap melalui Cyber UMKM dan Sadewa Mart itu akan memberikan wadah

bagi para pelaku UMKM agar mereka lebih bisa berusaha dan mereka juga akan mendapat

fasilitas-fasilitas usaha mulai dari peningkatan market hingga akses permodalan.

“Kita akan bantu fasilitasi usaha itu agar market-nya bisa masuk, mungkin skala usaha juga bisa

meningkat dan akses permodalannya nanti juga bisa,” tutupnya.


Bagikan :

Semarang – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jawa Tengah mulai melek

teknologi. Tidak sedikit di antara mereka yang memanfaatkan teknologi untuk memasarkan

produknya, di samping penjualan manual yang selama ini mereka jalani.

Hal tersebut tampak saat acara Gayeng Bareng Gubernur Jateng yang dibawakan langsung oleh

Gubernur H Ganjar Pranowo SH MIP di Studio TVRI Jateng, Senin (10/4) sore. Dalam acara itu

hadir para pelaku UMKM yang sudah memanfaatkan e-commerce sebagai sarana berjualan

mereka.

Dicky Irawan pengusaha UMKM yang bergerak di bidang pengelolaan susu segar dengan varian

rasa mencapai 80 macam ini lebih memilih e-commerce sebagai basis penjualannya karena lebih

mudah, murah dan jangkauannya cukup luas.

Namun dia mengaku dalam memasarkan produk olahan susunya masih terkendala dengan

perizinan BPOM karena untuk memenuhi infrastruktur pengelolaan yang disyaratkan oleh

BPOM sangat mahal. Sebab, persyaratan infrastruktur pengelolaan masih menggunakan standar

industri susu skala besar. Sehingga pelaku UMKM kesulitan memenuhi persyaratan tersebut.

Karenanya, dia meminta agar perizinan tersebut dapat dipisahkan antara industri besar dengan

industri kecil.

“Infrastruktur yang harus saya punya, mulai dari standar tempat sampai instalasi pengelolaan

limbah sangat mahal. Kemarin kami sudah minta untuk diskalakan yang kecil jadi tiidak

disamakan dengan industri susu yang besar,” katanya.

Selain Dicky, ada juga pelaku UMKM penyandang disabilitas yang mengembangkan hobinya

untuk menjadi mata pencaharian. Salah satunya, Rini yang bergerak dibidang handycraft

berbahan baku limbah bungkus plastik kopi. Dengan keterampilan dan kreativitasnya dia bisa

menjadi limbah bungkus plastik kopi yang tidak bernilai menjadi dompet ataupun tas yang

bernilai jual tinggi.

“Produknya saya jual seharga Rp 200 ribu. Saya jual secara manual dan online dibantu oleh

mahasiswa,” katanya.

Banyaknya manfaat dari e-commerce tersebut yang mendasari dibuatnya program Cyber UMKM

dan Sadewa Mart. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah Ema Rachmawati

mengatakan Sadewa Mart merupakan gerakan UMKM Jawa Tengah untuk dapat naik kelas

berbasis digital. Diharapkan seluruh UMKM yang ada d Jawa Tengah dapat memanfaatkan

Cyber UMKM. Nantinya mereka juga bisa mendapat pendampingan-pendampingan berupa

pelatihan, permodalan, hingga accounting digital dari perbankan hingga perguruan tinggi.

Mereka juga akan mendapat layanan-layanan yang dibutuhkan seperti bantuan bahan baku

hingga ISO dan sertifikasi halal.

“Setelah UMKM mendaftar pertama levelnya adalah regular. Kemudian mereka akan mendapat

pendampingan-pendampingan hingga akhirnya akan naik kelas menjadi juara, bisa mendapatkan

ISO dan sertifikasi halal,” katanya.

Gubernur Ganjar berharap melalui Cyber UMKM dan Sadewa Mart itu akan memberikan wadah

bagi para pelaku UMKM agar mereka lebih bisa berusaha dan mereka juga akan mendapat

fasilitas-fasilitas usaha mulai dari peningkatan market hingga akses permodalan.

“Kita akan bantu fasilitasi usaha itu agar market-nya bisa masuk, mungkin skala usaha juga bisa

meningkat dan akses permodalannya nanti juga bisa,” tutupnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu