Follow Us :              

Banjir Cilacap Mulai Surut, BPBD Jateng Fokus Evakuasi Kelompok Usia Rentan

  11 October 2022  |   09:00:00  |   dibaca : 545 
Kategori :
Bagikan :


Banjir Cilacap Mulai Surut, BPBD Jateng Fokus Evakuasi Kelompok Usia Rentan

11 October 2022 | 09:00:00 | dibaca : 545
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

CILACAP - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sigap membantu para korban banjir di wilayah Kabupaten Cilacap.  Terkini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah sigap ikut serta melakukan penanganan bencana alam tersebut. Banjir yang semula terjadi di 14 kecamatan, kini tinggal 4 kecamatan. 

Kepala Pelaksana Harian (BPBD) Jawa Tengah Bergas C Penanggungan menjelaskan, pihaknya telah melakukan pemantauan ke lokasi banjir di Cilacap. Hasilnya, dampak banjir telah tertangani. 

"Banjir Cilacap saat ini, penanganannya di beberapa tempat cukup luas, memang cuaca ekstrem. Masyarakat tetap dievakuasi, tetap diamankan ke titik aman," kata Bergas dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (11/10/2022). 

Utamanya, kata dia, kelompok rentan, ibu, dan anak telah dievakuasi terlebih dulu. Sedangkan, laki-laki yang dewasa diminta ikut menjaga lingkungan masing-masing. Dengan demikian, secara garis besar, banjir Cilacap sudah tertangani. 

"Alhamdulillah, di Cilacap sudah tertangani. Termasuk logistiknya untuk pengungsi dari Dinas Sosial sudah didorong untuk disampaikan ke titik pengungsian," tandasnya. 

Namun kecenderungannya, masyarakat lebih memilih bertahan di rumah karena dianggap ini sesuatu yang biasa. Meski demikian, BPBD terus melakukan pendampingan dalam penanganan bencana ini. Sejumlah titik pengungsian itu adalah masjid, hingga Gedung MTs. Ketika pagi saat banjir surut, umumnya pengungsi kembali ke rumah. Namun bila malam hari tiba dan banjir belum surut,  pengungsi kembali ke tempat pengungsian. 

"Sudah ada dapur umum yang disediakan pemerintah setempat, warga setempat membantu untuk masak. Termasuk relawan juga membantu," ujarnya. 

Berdasarkan data yang diterima BPBD Jawa Tengah hingga sekarang, dari sekitar 14 kecamatan yang sebelumnya terendam banjir, kali ini sebagian besar telah surut. Seperti di Kecamatan Maos, Kecamatan Gandrungamangu, Kecamatan Kedungreja, Kecamatan Kawunganten, Kecamatan Jeruklegi, Kecamatan Kesugihan, Kecamatan Majenang, dan Kecamatan Sampang. 

Banjir menyisakan di 4 Kecamatan yang tersebar di beberapa desa seperti Desa Sidareja; Kecamatan Kroya di
Desa Mujurlor, Desa Gentasari, dan Desa Mujur, Desa Kedawung, Desa Sikampuh;  Kecamatan Gandrungamangu di Desa Cisumur; Kecamatan Bantarsari di Desa Rawajaya, Desa Binangun; Kecamatan Kampunglaut di Desa Panikel; Kecamatan Adipala di Desa Adiraja; dan di Kecamatan Patimuan. Ketinggian banjir di daerah itu, berkisar  30 - 50 cm. 

Penyebab kejadian adalah hujan intensitas tinggi dengan durasi cukup lama dari Jumat-Sabtu  7-8 Oktober 2022 mulai pukul 13.00 WIB, pendangkalan sungai di Kabupaten Cilacap dan penebangan lahan Perhutani juga diduga kuat menjadi menyebab banjir ini. 

Menurut Bergas, BPBD Jateng juga terus koordinasi dengan BPBD daerah serta memberikan dukungan penuh dalam melakukan aksi penanganan. Termasuk juga, ikut serta menyebarkan informasi  BMKG sebagai antisipasi dan mitigasi untuk memperkecil dampak bencana yang ditimbulkan. 

"Memang dari hasil BMKG telah kita sebarluaskan, di mana pada waktu lalu BMKG mengeluarkan informasi saat ini Jateng memasuki musim hujan, yang mana puncaknya di Januari-Februari. Maka, pada saat masa peralihan ini dari kemarau ke musim hujan biasanya ada cuaca ekstrem. Termasuk peralihan dari musim hujan ke kemarau juga sama. Pasti akan ada cuaca ekstrem," jelasnya.


Bagikan :

CILACAP - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sigap membantu para korban banjir di wilayah Kabupaten Cilacap.  Terkini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah sigap ikut serta melakukan penanganan bencana alam tersebut. Banjir yang semula terjadi di 14 kecamatan, kini tinggal 4 kecamatan. 

Kepala Pelaksana Harian (BPBD) Jawa Tengah Bergas C Penanggungan menjelaskan, pihaknya telah melakukan pemantauan ke lokasi banjir di Cilacap. Hasilnya, dampak banjir telah tertangani. 

"Banjir Cilacap saat ini, penanganannya di beberapa tempat cukup luas, memang cuaca ekstrem. Masyarakat tetap dievakuasi, tetap diamankan ke titik aman," kata Bergas dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (11/10/2022). 

Utamanya, kata dia, kelompok rentan, ibu, dan anak telah dievakuasi terlebih dulu. Sedangkan, laki-laki yang dewasa diminta ikut menjaga lingkungan masing-masing. Dengan demikian, secara garis besar, banjir Cilacap sudah tertangani. 

"Alhamdulillah, di Cilacap sudah tertangani. Termasuk logistiknya untuk pengungsi dari Dinas Sosial sudah didorong untuk disampaikan ke titik pengungsian," tandasnya. 

Namun kecenderungannya, masyarakat lebih memilih bertahan di rumah karena dianggap ini sesuatu yang biasa. Meski demikian, BPBD terus melakukan pendampingan dalam penanganan bencana ini. Sejumlah titik pengungsian itu adalah masjid, hingga Gedung MTs. Ketika pagi saat banjir surut, umumnya pengungsi kembali ke rumah. Namun bila malam hari tiba dan banjir belum surut,  pengungsi kembali ke tempat pengungsian. 

"Sudah ada dapur umum yang disediakan pemerintah setempat, warga setempat membantu untuk masak. Termasuk relawan juga membantu," ujarnya. 

Berdasarkan data yang diterima BPBD Jawa Tengah hingga sekarang, dari sekitar 14 kecamatan yang sebelumnya terendam banjir, kali ini sebagian besar telah surut. Seperti di Kecamatan Maos, Kecamatan Gandrungamangu, Kecamatan Kedungreja, Kecamatan Kawunganten, Kecamatan Jeruklegi, Kecamatan Kesugihan, Kecamatan Majenang, dan Kecamatan Sampang. 

Banjir menyisakan di 4 Kecamatan yang tersebar di beberapa desa seperti Desa Sidareja; Kecamatan Kroya di
Desa Mujurlor, Desa Gentasari, dan Desa Mujur, Desa Kedawung, Desa Sikampuh;  Kecamatan Gandrungamangu di Desa Cisumur; Kecamatan Bantarsari di Desa Rawajaya, Desa Binangun; Kecamatan Kampunglaut di Desa Panikel; Kecamatan Adipala di Desa Adiraja; dan di Kecamatan Patimuan. Ketinggian banjir di daerah itu, berkisar  30 - 50 cm. 

Penyebab kejadian adalah hujan intensitas tinggi dengan durasi cukup lama dari Jumat-Sabtu  7-8 Oktober 2022 mulai pukul 13.00 WIB, pendangkalan sungai di Kabupaten Cilacap dan penebangan lahan Perhutani juga diduga kuat menjadi menyebab banjir ini. 

Menurut Bergas, BPBD Jateng juga terus koordinasi dengan BPBD daerah serta memberikan dukungan penuh dalam melakukan aksi penanganan. Termasuk juga, ikut serta menyebarkan informasi  BMKG sebagai antisipasi dan mitigasi untuk memperkecil dampak bencana yang ditimbulkan. 

"Memang dari hasil BMKG telah kita sebarluaskan, di mana pada waktu lalu BMKG mengeluarkan informasi saat ini Jateng memasuki musim hujan, yang mana puncaknya di Januari-Februari. Maka, pada saat masa peralihan ini dari kemarau ke musim hujan biasanya ada cuaca ekstrem. Termasuk peralihan dari musim hujan ke kemarau juga sama. Pasti akan ada cuaca ekstrem," jelasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu