Follow Us :              

Bahan Pangan Jadi Sebab Inflasi, Gubernur Minta Pemkab/Pemkot Pantau Harga SiHati

  13 January 2023  |   11:00:00  |   dibaca : 491 
Kategori :
Bagikan :


Bahan Pangan Jadi Sebab Inflasi, Gubernur Minta Pemkab/Pemkot Pantau Harga SiHati

13 January 2023 | 11:00:00 | dibaca : 491
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

GROBOGAN - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memastikan akan terus berupaya melakukan berbagai cara untuk menekan inflasi. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo telah meminta semua pemangku kebijakan termasuk pemerintah kabupaten/kota agar lebih tertib memantau harga harian dengan turun ke pasar lalu memasukkannya ke aplikasi Sihati. Hal ini karena inflasi biasanya pemicu kenaikan bahan pangan (volatile food).

"Hari ini kita lagi coba konsentrasi, lagi-lagi volatile food- nya bahan pokok ya. Kemarin cabai sehingga muncul di media satu biji cabai merah kemarin harganya Rp300 di Banjarnegara. Maka intervensi yang kita coba lakukan adalah saya minta semuanya tertib untuk melihat dan memantau harga harian melalui aplikasi SiHati," imbau Gubernur di sela kunjungan kerja di Kabupaten Grobogan, Jumat (13/1/2023).

Turut dijelaskan, setiap kabupaten/kota yang mendeteksi adanya beberapa komoditas, khususnya volatile food yang berpotensi memicu inflasi, agar segera dicarikan alternatif solusi. Gubernur meminta agar pemerintah kabupaten maupun kota tidak menutup fakta bahwa meskipun daerah mereka produsen komoditas pangan tertentu, bukan berarti tidak akan mengalami kekurangan pasokan bahan pangan tersebut. 

Tanpa mengontrol arus distribusi, bahan pangan yang dihasilkan bukan tidak mungkin akan lebih banyak keluar daerah, sehingga daerah produsennya malah kekurangan.

"Kadang-kadang kita berpikirnya hanya apa yang kita lihat, melihat potensi dari diri sendiri untuk menutupi diri sendiri. Tapi ketika kemudian beberapa komoditas itu memang jalan-jalan, pergi ke banyak tempat yang lain, ya kita musti siap mencari tempat yang lain (pasokan)," jelasnya. 

Alternatif tersebut, menurut Gubernur, dapat dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan daerah terdekat dengan Jawa Tengah. Misalnya kerja sama dengan Jawa Timur dan Jawa Barat. Kerja sama itu menjadi salah satu alternatif untuk bersama-sama menekan laju inflasi. 

"Kita bisa bareng-bareng karena beberapa komoditas kita juga lari ke Kalimantan, ada beberapa yang ke Sumatera. Maka ini yang kita coba pantau terus menerus. Aplikasi SiHati itu bisa kita pakai untuk melihat harian," ungkapnya. 

Sebagai informasi, per Desember 2022 inflasi Jawa Tengah tercatat pada angka 5,63 persen atau lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 5,5 persen. Angka itu menempatkan Jawa Tengah berada pada urutan keempat daerah dengan inflasi terbesar setelah Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Barat. 

Guna menekan laju inflasi, Gubernur juga mendorong tim pengendali inflasi untuk lebih rajin dan disiplin memantau ke pasar. Pemantauan harga pasar itu diperlukan kedisiplinan termasuk untuk mengunggah data real time ke dalam aplikasi. Sebab beberapa kali sempat kecolongan terkait harga komoditas di pasar. 

"Kita mendorong kawan-kawan tim pengendali inflasi untuk memantau inflasi untuk rajin ke pasar. Kalau mereka disiplin memantau harga pasar, terus meng-upload dalam sistem aplikasi, sebenarnya kita bisa lebih cepat (antisipasi). Kadang-kadang kita banyak kecolongan," katanya. 

Ia mencontohkan, harga minyak goreng beberapa waktu lalu sempat naik. Setelah di cek ternyata ada beberapa keterlambatan. 

"Beberapa yang punya pemerintah kemarin agak telat, ini musti dikejar sehingga just in time (pasokan tepat waktu) itu betul-betul berjalan dan inflasi bisa terkendali, kan tidak ada hari besar juga," paparnya.


Bagikan :

GROBOGAN - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memastikan akan terus berupaya melakukan berbagai cara untuk menekan inflasi. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo telah meminta semua pemangku kebijakan termasuk pemerintah kabupaten/kota agar lebih tertib memantau harga harian dengan turun ke pasar lalu memasukkannya ke aplikasi Sihati. Hal ini karena inflasi biasanya pemicu kenaikan bahan pangan (volatile food).

"Hari ini kita lagi coba konsentrasi, lagi-lagi volatile food- nya bahan pokok ya. Kemarin cabai sehingga muncul di media satu biji cabai merah kemarin harganya Rp300 di Banjarnegara. Maka intervensi yang kita coba lakukan adalah saya minta semuanya tertib untuk melihat dan memantau harga harian melalui aplikasi SiHati," imbau Gubernur di sela kunjungan kerja di Kabupaten Grobogan, Jumat (13/1/2023).

Turut dijelaskan, setiap kabupaten/kota yang mendeteksi adanya beberapa komoditas, khususnya volatile food yang berpotensi memicu inflasi, agar segera dicarikan alternatif solusi. Gubernur meminta agar pemerintah kabupaten maupun kota tidak menutup fakta bahwa meskipun daerah mereka produsen komoditas pangan tertentu, bukan berarti tidak akan mengalami kekurangan pasokan bahan pangan tersebut. 

Tanpa mengontrol arus distribusi, bahan pangan yang dihasilkan bukan tidak mungkin akan lebih banyak keluar daerah, sehingga daerah produsennya malah kekurangan.

"Kadang-kadang kita berpikirnya hanya apa yang kita lihat, melihat potensi dari diri sendiri untuk menutupi diri sendiri. Tapi ketika kemudian beberapa komoditas itu memang jalan-jalan, pergi ke banyak tempat yang lain, ya kita musti siap mencari tempat yang lain (pasokan)," jelasnya. 

Alternatif tersebut, menurut Gubernur, dapat dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan daerah terdekat dengan Jawa Tengah. Misalnya kerja sama dengan Jawa Timur dan Jawa Barat. Kerja sama itu menjadi salah satu alternatif untuk bersama-sama menekan laju inflasi. 

"Kita bisa bareng-bareng karena beberapa komoditas kita juga lari ke Kalimantan, ada beberapa yang ke Sumatera. Maka ini yang kita coba pantau terus menerus. Aplikasi SiHati itu bisa kita pakai untuk melihat harian," ungkapnya. 

Sebagai informasi, per Desember 2022 inflasi Jawa Tengah tercatat pada angka 5,63 persen atau lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 5,5 persen. Angka itu menempatkan Jawa Tengah berada pada urutan keempat daerah dengan inflasi terbesar setelah Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Barat. 

Guna menekan laju inflasi, Gubernur juga mendorong tim pengendali inflasi untuk lebih rajin dan disiplin memantau ke pasar. Pemantauan harga pasar itu diperlukan kedisiplinan termasuk untuk mengunggah data real time ke dalam aplikasi. Sebab beberapa kali sempat kecolongan terkait harga komoditas di pasar. 

"Kita mendorong kawan-kawan tim pengendali inflasi untuk memantau inflasi untuk rajin ke pasar. Kalau mereka disiplin memantau harga pasar, terus meng-upload dalam sistem aplikasi, sebenarnya kita bisa lebih cepat (antisipasi). Kadang-kadang kita banyak kecolongan," katanya. 

Ia mencontohkan, harga minyak goreng beberapa waktu lalu sempat naik. Setelah di cek ternyata ada beberapa keterlambatan. 

"Beberapa yang punya pemerintah kemarin agak telat, ini musti dikejar sehingga just in time (pasokan tepat waktu) itu betul-betul berjalan dan inflasi bisa terkendali, kan tidak ada hari besar juga," paparnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu