Follow Us :              

Atasi Ketimpangan Jumlah Serapan, Gubernur Tambahkan Kuota PPDB SMAN/SMKN 7.920 Kursi

  14 June 2023  |   11:00:00  |   dibaca : 539 
Kategori :
Bagikan :


Atasi Ketimpangan Jumlah Serapan, Gubernur Tambahkan Kuota PPDB SMAN/SMKN 7.920 Kursi

14 June 2023 | 11:00:00 | dibaca : 539
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk SMA dan SMK Negeri di Jawa Tengah tahun 2023 akan ditambah 220 rombongan belajar (Rombel) atau 7.920 kursi. Gubernur Jawa Tengah mengatakan, hal ini dilakukan karena SMAN dan SMKN yang ada saat ini baru mampu menampung lulusan SMP sederajat kurang dari separuhnya. 

“Apalagi tahun ini jumlah lulusan SMP sederajat juga lebih besar dibanding tahun lalu,” jelas Gubernur, Rabu (14/6/2023).

Sejumlah persiapan telah dilakukan, sehingga penambahan jumlah kursi tidak berdampak pada penyediaan anggaran untuk pembiayaan penambahan guru.

"Penambahan kuota PPDB diselaraskan dengan optimalisasi jumlah jam mengajar guru setiap minggunya, dengan tetap memperhatikan jumlah jam mengajar guru paling banyak 40 jam pelajaran (JPL) per minggu," tambahnya.

Skema zonasi juga akan dilakukan dalam sistem pendistribusian guru. Langkah ini dilakukan agar tidak terjadi penambahan guru.

Selain itu, optimalisasi juga dilakukan dengan pemanfaatan Unit Sekolah Baru (USB), Ruang Kelas Baru (RKB), kelas virtual, kelas jauh, maupun optimalisasi fasilitas yang telah tersedia. "Poinnya, optimalisasi," tegas Gubernur.

Pada tahun 2022, daya tampung PPDB SMA/K di Jawa Tengah adalah 217.781 kursi, dengan rincian 116.102 kursi untuk SMA negeri dan 101.679 kursi untuk SMK negeri. Tahun 2023 kuota ditambah menjadi 225.701 kursi dengan rincian 122.222 kursi untuk SMA negeri dan 103.479 kursi untuk SMK negeri.

Menurut Gubernur, penambahan jumlah kursi tentu berdampak pada penyediaan anggaran BOP Pendidikan. Namun, antisipasi sudah disiapkan. 

"Kondisi demikian (penambahan kursi) akan diformulasikan dengan anggaran yang telah dialokasikan untuk fungsi pendidikan," imbuhnya.

Seperti diketahui, Provinsi Jateng telah membuka proses PPDB untuk calon siswa SMAN dan SMKN yang dijadwalkan mulai tanggal 12 Juni hingga 6 Juli 2023. Proses pendaftaran bisa dikakukan melakui aplikasi PPDB online tingkat SMA dan SMK Negeri Jawa Tengah.

Penambahan kuota PPDB SMAN/SMKN tersebut adalah wujud komitmen Gubernur dalam mengupayakan pemerataan akses pendidikan di Jawa Tengah. Strategi ini juga untuk memperkuat upaya penanggulangan kemiskinan melalui jalur prioritas pendidikan. 

Rektor Universitas PGRI Semarang Dr Sri Suciati mengapresiasi langkah strategis Gubernur menambah kuota kursi pada PPDB kali ini. Menurutnya, ini upaya yang baik untuk memperluas akses pendidikan bagi anak-anak di Jawa Tengah

“Saya kira diniatkan agar akses pendidikan bagi anak usia SMA/SMK semakin luas,” kata Pakar Pendidikan Indonesia ini. 

Penambahan kuota ini, kata Suciati, juga telah dilakukan persiapan matang. Sebab telah disertai dengan ketersediaan fasilitas serta sarana prasarana yang memadai. Termasuk dari tenaga pendidiknya. Hal ini menjadi bukti bahwa sistem
dan pengelolaan pendidikan di Jawa Tengah terus mengalami kemajuan. 

“Kalau memang sarprasnya (sarana prasarana) cukup, gurunya juga cukup maka ini sangat baik untuk perluasan akses pendidikan bagi anak-anak kita, untuk berkesempatan sekolah di sekolah negeri,” tandas Suciati.


Bagikan :

SEMARANG - Kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk SMA dan SMK Negeri di Jawa Tengah tahun 2023 akan ditambah 220 rombongan belajar (Rombel) atau 7.920 kursi. Gubernur Jawa Tengah mengatakan, hal ini dilakukan karena SMAN dan SMKN yang ada saat ini baru mampu menampung lulusan SMP sederajat kurang dari separuhnya. 

“Apalagi tahun ini jumlah lulusan SMP sederajat juga lebih besar dibanding tahun lalu,” jelas Gubernur, Rabu (14/6/2023).

Sejumlah persiapan telah dilakukan, sehingga penambahan jumlah kursi tidak berdampak pada penyediaan anggaran untuk pembiayaan penambahan guru.

"Penambahan kuota PPDB diselaraskan dengan optimalisasi jumlah jam mengajar guru setiap minggunya, dengan tetap memperhatikan jumlah jam mengajar guru paling banyak 40 jam pelajaran (JPL) per minggu," tambahnya.

Skema zonasi juga akan dilakukan dalam sistem pendistribusian guru. Langkah ini dilakukan agar tidak terjadi penambahan guru.

Selain itu, optimalisasi juga dilakukan dengan pemanfaatan Unit Sekolah Baru (USB), Ruang Kelas Baru (RKB), kelas virtual, kelas jauh, maupun optimalisasi fasilitas yang telah tersedia. "Poinnya, optimalisasi," tegas Gubernur.

Pada tahun 2022, daya tampung PPDB SMA/K di Jawa Tengah adalah 217.781 kursi, dengan rincian 116.102 kursi untuk SMA negeri dan 101.679 kursi untuk SMK negeri. Tahun 2023 kuota ditambah menjadi 225.701 kursi dengan rincian 122.222 kursi untuk SMA negeri dan 103.479 kursi untuk SMK negeri.

Menurut Gubernur, penambahan jumlah kursi tentu berdampak pada penyediaan anggaran BOP Pendidikan. Namun, antisipasi sudah disiapkan. 

"Kondisi demikian (penambahan kursi) akan diformulasikan dengan anggaran yang telah dialokasikan untuk fungsi pendidikan," imbuhnya.

Seperti diketahui, Provinsi Jateng telah membuka proses PPDB untuk calon siswa SMAN dan SMKN yang dijadwalkan mulai tanggal 12 Juni hingga 6 Juli 2023. Proses pendaftaran bisa dikakukan melakui aplikasi PPDB online tingkat SMA dan SMK Negeri Jawa Tengah.

Penambahan kuota PPDB SMAN/SMKN tersebut adalah wujud komitmen Gubernur dalam mengupayakan pemerataan akses pendidikan di Jawa Tengah. Strategi ini juga untuk memperkuat upaya penanggulangan kemiskinan melalui jalur prioritas pendidikan. 

Rektor Universitas PGRI Semarang Dr Sri Suciati mengapresiasi langkah strategis Gubernur menambah kuota kursi pada PPDB kali ini. Menurutnya, ini upaya yang baik untuk memperluas akses pendidikan bagi anak-anak di Jawa Tengah

“Saya kira diniatkan agar akses pendidikan bagi anak usia SMA/SMK semakin luas,” kata Pakar Pendidikan Indonesia ini. 

Penambahan kuota ini, kata Suciati, juga telah dilakukan persiapan matang. Sebab telah disertai dengan ketersediaan fasilitas serta sarana prasarana yang memadai. Termasuk dari tenaga pendidiknya. Hal ini menjadi bukti bahwa sistem
dan pengelolaan pendidikan di Jawa Tengah terus mengalami kemajuan. 

“Kalau memang sarprasnya (sarana prasarana) cukup, gurunya juga cukup maka ini sangat baik untuk perluasan akses pendidikan bagi anak-anak kita, untuk berkesempatan sekolah di sekolah negeri,” tandas Suciati.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu