Follow Us :              

Gubernur Jateng: Coret Koperasi Yang Tidak Jelas

  21 July 2023  |   09:00:00  |   dibaca : 263 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur Jateng: Coret Koperasi Yang Tidak Jelas

21 July 2023 | 09:00:00 | dibaca : 263
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

KAB. SEMARANG - Menurut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, keberadaan koperasi harus terus dievaluasi. Koperasi yang anggotanya sedikit, disarankan agar koperasi tersebut dimerger. Bahkan, beberapa koperasi yang tidak jelas harus dicoret.

“Tapi koperasi yang bagus, sudah kami bina. Itu yang disampaikan, maka waktu itu, (ada yang bertanya) ‘Pak Ganjar kenapa berani mencoret’, lha tidak jelas kok. Kami harus berani ambil keputusan seperti itu, sehingga orang berkoperasi itu benar-benar mengerti,” tegasnya.

Hal itu disampaikan Ganjar usai menghadiri dan membuka Koperasi Expo Jateng, untuk memperingati Hari Koperasi ke-76 tingkat provinsi di Alun-alun Bung Karno, Kabupaten Semarang, Jumat (21/7/2023). Acara ini dihadiri juga Ketua LKPP RI Hendrar Prihadi, Menteri Koperasi dan UMKM yang diwakili Deputi Perkoperasian Ahmad Zabadi, Bupati Semarang Ngesti Nugraha, Wakil Wali Kota Tegal Jumadi, jajaran Dekopin Jateng, serta perwakilan koperasi di Jawa Tengah.

Dalam acara tersebut, Gubernur mengatakan, koperasi harus hadir dengan semangat menyejahterakan anggota. Maka basis komunitas menjadi penting dalam berdirinya sebuah koperasi. Jika tidak, maka akan muncul bibit koperasi tidak jelas, yang hanya digunakan untuk kepentingan pribadi.

“Jadi basis komunitas itu menjadi penting, (misalnya) untuk pesantren, sekolahan yang jumlah anggotanya banyak-banyak itu, angkutan, ojol, dan sebagainya itu sebenarnya bisa dibuat (koperasi) sebagai sebuah kekuatan bersama,” tandasnya.

Koperasi akan ideal jika memiliki anggota dengan jumlah besar. Sehingga, tujuan Bung Hatta yang ingin menjadikan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional bisa tercapai.

Pada kegiatan diinisiasi oleh Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) ini, Gubernur juga menyampaikan, bahwa hingga saat ini pembinaan terhadap koperasi terus dilakukan. Dengan pembinaan, selain agar koperasi semakin tumbuh, juga agar bisa naik kelas. Untuk mencapai itu, ia memandang bahwa sebuah koperasi yang ideal harus mempunyai jumlah anggota yang banyak.

“Kalau anggotanya banyak, dari, oleh, dan untuk anggotanya itu betul-betul bisa dimanfaatkan sehingga kesejahteraan anggota yang utama itu menjadi pilar kita,” tegasnya.

Di sisi lain, saat ini masih banyak koperasi yang berjalan tidak sesuai asas. Kasus yang paling umum, keberadaan koperasi tidak memberikan kesejahteraan bagi anggota, bahkan justru disalahgunakan.

“Itulah yang penting untuk kami dampingi. Nanti butuh pelatihan manajemen, nanti butuh akses keuangan, nanti butuh pemasaran sehingga koperasi ini betul-betul bisa menjalankan usahanya yang bisa menyejahterakan rakyat,” jelas Gubernur.


Bagikan :

KAB. SEMARANG - Menurut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, keberadaan koperasi harus terus dievaluasi. Koperasi yang anggotanya sedikit, disarankan agar koperasi tersebut dimerger. Bahkan, beberapa koperasi yang tidak jelas harus dicoret.

“Tapi koperasi yang bagus, sudah kami bina. Itu yang disampaikan, maka waktu itu, (ada yang bertanya) ‘Pak Ganjar kenapa berani mencoret’, lha tidak jelas kok. Kami harus berani ambil keputusan seperti itu, sehingga orang berkoperasi itu benar-benar mengerti,” tegasnya.

Hal itu disampaikan Ganjar usai menghadiri dan membuka Koperasi Expo Jateng, untuk memperingati Hari Koperasi ke-76 tingkat provinsi di Alun-alun Bung Karno, Kabupaten Semarang, Jumat (21/7/2023). Acara ini dihadiri juga Ketua LKPP RI Hendrar Prihadi, Menteri Koperasi dan UMKM yang diwakili Deputi Perkoperasian Ahmad Zabadi, Bupati Semarang Ngesti Nugraha, Wakil Wali Kota Tegal Jumadi, jajaran Dekopin Jateng, serta perwakilan koperasi di Jawa Tengah.

Dalam acara tersebut, Gubernur mengatakan, koperasi harus hadir dengan semangat menyejahterakan anggota. Maka basis komunitas menjadi penting dalam berdirinya sebuah koperasi. Jika tidak, maka akan muncul bibit koperasi tidak jelas, yang hanya digunakan untuk kepentingan pribadi.

“Jadi basis komunitas itu menjadi penting, (misalnya) untuk pesantren, sekolahan yang jumlah anggotanya banyak-banyak itu, angkutan, ojol, dan sebagainya itu sebenarnya bisa dibuat (koperasi) sebagai sebuah kekuatan bersama,” tandasnya.

Koperasi akan ideal jika memiliki anggota dengan jumlah besar. Sehingga, tujuan Bung Hatta yang ingin menjadikan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional bisa tercapai.

Pada kegiatan diinisiasi oleh Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) ini, Gubernur juga menyampaikan, bahwa hingga saat ini pembinaan terhadap koperasi terus dilakukan. Dengan pembinaan, selain agar koperasi semakin tumbuh, juga agar bisa naik kelas. Untuk mencapai itu, ia memandang bahwa sebuah koperasi yang ideal harus mempunyai jumlah anggota yang banyak.

“Kalau anggotanya banyak, dari, oleh, dan untuk anggotanya itu betul-betul bisa dimanfaatkan sehingga kesejahteraan anggota yang utama itu menjadi pilar kita,” tegasnya.

Di sisi lain, saat ini masih banyak koperasi yang berjalan tidak sesuai asas. Kasus yang paling umum, keberadaan koperasi tidak memberikan kesejahteraan bagi anggota, bahkan justru disalahgunakan.

“Itulah yang penting untuk kami dampingi. Nanti butuh pelatihan manajemen, nanti butuh akses keuangan, nanti butuh pemasaran sehingga koperasi ini betul-betul bisa menjalankan usahanya yang bisa menyejahterakan rakyat,” jelas Gubernur.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu