Follow Us :              

Hadapi Kemarau Panjang, Pemprov Jateng Siapkan Bantuan Air Bersih dan Jaga Ketersediaan Bahan Pangan

  23 August 2023  |   08:00:00  |   dibaca : 696 
Kategori :
Bagikan :


Hadapi Kemarau Panjang, Pemprov Jateng Siapkan Bantuan Air Bersih dan Jaga Ketersediaan Bahan Pangan

23 August 2023 | 08:00:00 | dibaca : 696
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG -  Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi dampak kemarau kering yang diperkirakan terjadi hingga akhir September 2023. Beberapa di antaranya, yaitu menyiapkan bantuan air bersih untuk daerah-daerah rawan kekeringan, menjaga ketersediaan bahan pangan, dan sebagainya. 

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno saat mengikuti aksi tanam bibit pohon bersama Polda Jateng di Waduk Jatibarang, Gunungpati, Kota Semarang, Rabu (23/8/2023). Penanaman pohon secara serentak dalam rangka memperingati HUT ke-78 Republik Indonesia itu, dipimpin oleh Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi. 

Sekda mengatakan, berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), kondisi kemarau kering masih akan melanda wilayah Jateng hingga akhir September 2023. Dampak kemarau itu, seperti bencana kekeringan, krisis air bersih, gagal panen, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Pemprov Jateng telah melakukan berbagai persiapan dalam menghadapi dampak tersebut.

"Berdasarkan data yang disampaikan BMKG, kita sudah menyiapkan semua. Kaitannya dengan kebutuhan pangan sudah dikoordinasikan dengan Bulog, air bersih juga sudah menyiapkan, dari Dinas Pekerjaan Umum (PU), Bina Marga, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk menyuplai daerah-daerah yang kekurangan air bersih," katanya.

Terkait penanganan kekeringan, kata Sekda, Pemprov Jateng masih memiliki anggaran dari dana tidak terduga (DTT) sebesar Rp52 miliar. Menurutnya, selain kebutuhan air bersih, pola tanam yang dilakukan petani selama musim kemarau kering 2023 merupakan hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan.

"Karena awal Oktober sudah mulai hujan, mudah-mudahan dampak kemarau sekarang tidak begitu parah. Yang harus menjadi perhatian adalah mengenai pola tanam para petani, karena kekurangan air," kata Sekda.

Sementara itu, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, seluruh kepolisian di Republik Indonesia, mulai dari Mabes Polri, Polda, Polres hingga tingkat Polsek melakukan penanaman bibit pohon bersama dengan total jumlah pohon sekitar 46 juta batang. Sedangkan untuk jajaran Polda Jateng, total pohon yang ditanam untuk penghijauan daerah sebanyak 40 ribu batang. 

"Khusus penanaman di Waduk Jatibarang Gunungpati, ini adalah waduk untuk kebutuhan air bersih warga Semarang dan sekitarnya. Selain itu juga untuk mengatasi banjir di (daerah) Banjir Kanal Barat, jadi tepat sekali dilakukan penghijauan di lingkungan kita," katanya.

Kapolda meminta semua pihak untuk merawat serta menjaga pohon-pohon yang telah ditanam, agar nantinya dapat tumbuh subur dan lingkungan menjadi hijau. Jika tanaman itu dapat tumbuh subur, maka kelak akan bermanfaat dan dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya.


Bagikan :

SEMARANG -  Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi dampak kemarau kering yang diperkirakan terjadi hingga akhir September 2023. Beberapa di antaranya, yaitu menyiapkan bantuan air bersih untuk daerah-daerah rawan kekeringan, menjaga ketersediaan bahan pangan, dan sebagainya. 

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno saat mengikuti aksi tanam bibit pohon bersama Polda Jateng di Waduk Jatibarang, Gunungpati, Kota Semarang, Rabu (23/8/2023). Penanaman pohon secara serentak dalam rangka memperingati HUT ke-78 Republik Indonesia itu, dipimpin oleh Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi. 

Sekda mengatakan, berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), kondisi kemarau kering masih akan melanda wilayah Jateng hingga akhir September 2023. Dampak kemarau itu, seperti bencana kekeringan, krisis air bersih, gagal panen, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Pemprov Jateng telah melakukan berbagai persiapan dalam menghadapi dampak tersebut.

"Berdasarkan data yang disampaikan BMKG, kita sudah menyiapkan semua. Kaitannya dengan kebutuhan pangan sudah dikoordinasikan dengan Bulog, air bersih juga sudah menyiapkan, dari Dinas Pekerjaan Umum (PU), Bina Marga, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk menyuplai daerah-daerah yang kekurangan air bersih," katanya.

Terkait penanganan kekeringan, kata Sekda, Pemprov Jateng masih memiliki anggaran dari dana tidak terduga (DTT) sebesar Rp52 miliar. Menurutnya, selain kebutuhan air bersih, pola tanam yang dilakukan petani selama musim kemarau kering 2023 merupakan hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan.

"Karena awal Oktober sudah mulai hujan, mudah-mudahan dampak kemarau sekarang tidak begitu parah. Yang harus menjadi perhatian adalah mengenai pola tanam para petani, karena kekurangan air," kata Sekda.

Sementara itu, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, seluruh kepolisian di Republik Indonesia, mulai dari Mabes Polri, Polda, Polres hingga tingkat Polsek melakukan penanaman bibit pohon bersama dengan total jumlah pohon sekitar 46 juta batang. Sedangkan untuk jajaran Polda Jateng, total pohon yang ditanam untuk penghijauan daerah sebanyak 40 ribu batang. 

"Khusus penanaman di Waduk Jatibarang Gunungpati, ini adalah waduk untuk kebutuhan air bersih warga Semarang dan sekitarnya. Selain itu juga untuk mengatasi banjir di (daerah) Banjir Kanal Barat, jadi tepat sekali dilakukan penghijauan di lingkungan kita," katanya.

Kapolda meminta semua pihak untuk merawat serta menjaga pohon-pohon yang telah ditanam, agar nantinya dapat tumbuh subur dan lingkungan menjadi hijau. Jika tanaman itu dapat tumbuh subur, maka kelak akan bermanfaat dan dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu