Follow Us :              

Hadapi Kekeringan, Pemprov Jateng Telah Distribusikan Air Bersih ke Daerah Terdampak Kemarau Panjang

  17 September 2023  |   15:00:00  |   dibaca : 659 
Kategori :
Bagikan :


Hadapi Kekeringan, Pemprov Jateng Telah Distribusikan Air Bersih ke Daerah Terdampak Kemarau Panjang

17 September 2023 | 15:00:00 | dibaca : 659
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menyalurkan sebanyak 33.060.300 liter air bersih untuk mengatasi masalah kekeringan di musim kemarau ini. Pj Gubernur Jateng, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M. melalui Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Bergas Catur Sasi Penanggungan mengatakan, terdapat 32 kabupaten/kota yang dilaporkan mengalami kekeringan. 

"Dari 35 kabupaten kota yang terdampak, yang perlu air bersih ada 32 kabupaten/kota, di 850 desa. Kemudian yang paling tinggi desanya, ada di Blora, Grobogan, Demak, Pati, Purbalingga," kata Bergas saat dikonfirmasi, Minggu (17/9/2023).

Bergas menambahkan, penyaluran air bersih sudah dipersiapkan sejak bulan Mei dan distribusi terus dilakukan ke wilayah terdampak. Selain disiapkan melalui APBD kabupaten/kota, penyaluran air bersih juga mendapat dukungan dari Corporate Social Responsibility (CSR), tanggung jawab sosial perusahaan, dari berbagai pihak.

"Di awal sudah dipersiapkan, seperti di Grobogan, Blora, Sragen, Klaten sudah mempersiapkan diri. Sampai hari ini masih belum ada masalah," imbuhnya.

Upaya penyaluran air akan terus dilakukan hingga nanti memasuki awal musim penghujan. Kata Pj Gubernur, berdasar laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) diperkirakan Bulan November sudah memasuki awal musim penghujan.

"Namun, ini masih jalan September dan nanti masuk Oktober. Semoga nanti bulan November sudah masuk awal musim penghujan," imbuhnya.

Untuk mengantisipasi hingga bulan November, terang Bergas, BPBD Jateng telah mencadangkan sebanyak 80 unit tangki air untuk penyaluran air.

"Kami cadangkan di wilayah yang rawan, artinya dari sisi anggaran tidak banyak, CSR juga tidak banyak," tandasnya.

Disinggung soal kendala penyaluran air, Bergas mengaku tidak ada kendala yang berarti, saat proses pengiriman air. Meskipun demikian, pihaknya mengimbau masyarakat agar saat mendapat suplai air dari pemerintah maupun CSR, bisa mempersiapkan tempat tandon air terpadu.

Ia menjelaskan, jika tandon air terpadu berkapasitas besar sudah tersedia, pengiriman air akan menjadi lebih cepat. Namun, apabila masyarakat hanya menggunakan ember untuk penampungan air, maka penyaluran air akan memakan waktu lama dan pengiriman air ke wilayah lain bisa tersendat.

"Selebihnya, ya kami minta masyarakat tetap menghemat penggunaan air bersih. Selain itu, apabila ada CSR dari pihak-pihak lain, kami harap bisa berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota setempat," imbuhnya.


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menyalurkan sebanyak 33.060.300 liter air bersih untuk mengatasi masalah kekeringan di musim kemarau ini. Pj Gubernur Jateng, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M. melalui Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Bergas Catur Sasi Penanggungan mengatakan, terdapat 32 kabupaten/kota yang dilaporkan mengalami kekeringan. 

"Dari 35 kabupaten kota yang terdampak, yang perlu air bersih ada 32 kabupaten/kota, di 850 desa. Kemudian yang paling tinggi desanya, ada di Blora, Grobogan, Demak, Pati, Purbalingga," kata Bergas saat dikonfirmasi, Minggu (17/9/2023).

Bergas menambahkan, penyaluran air bersih sudah dipersiapkan sejak bulan Mei dan distribusi terus dilakukan ke wilayah terdampak. Selain disiapkan melalui APBD kabupaten/kota, penyaluran air bersih juga mendapat dukungan dari Corporate Social Responsibility (CSR), tanggung jawab sosial perusahaan, dari berbagai pihak.

"Di awal sudah dipersiapkan, seperti di Grobogan, Blora, Sragen, Klaten sudah mempersiapkan diri. Sampai hari ini masih belum ada masalah," imbuhnya.

Upaya penyaluran air akan terus dilakukan hingga nanti memasuki awal musim penghujan. Kata Pj Gubernur, berdasar laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) diperkirakan Bulan November sudah memasuki awal musim penghujan.

"Namun, ini masih jalan September dan nanti masuk Oktober. Semoga nanti bulan November sudah masuk awal musim penghujan," imbuhnya.

Untuk mengantisipasi hingga bulan November, terang Bergas, BPBD Jateng telah mencadangkan sebanyak 80 unit tangki air untuk penyaluran air.

"Kami cadangkan di wilayah yang rawan, artinya dari sisi anggaran tidak banyak, CSR juga tidak banyak," tandasnya.

Disinggung soal kendala penyaluran air, Bergas mengaku tidak ada kendala yang berarti, saat proses pengiriman air. Meskipun demikian, pihaknya mengimbau masyarakat agar saat mendapat suplai air dari pemerintah maupun CSR, bisa mempersiapkan tempat tandon air terpadu.

Ia menjelaskan, jika tandon air terpadu berkapasitas besar sudah tersedia, pengiriman air akan menjadi lebih cepat. Namun, apabila masyarakat hanya menggunakan ember untuk penampungan air, maka penyaluran air akan memakan waktu lama dan pengiriman air ke wilayah lain bisa tersendat.

"Selebihnya, ya kami minta masyarakat tetap menghemat penggunaan air bersih. Selain itu, apabila ada CSR dari pihak-pihak lain, kami harap bisa berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota setempat," imbuhnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu