Follow Us :              

Kunjungi Rumah Pelita, Pj Gubernur dan Wapres Apresiasi Penanganan Stunting di Kota Semarang 

  27 December 2023  |   10:00:00  |   dibaca : 197 
Kategori :
Bagikan :


Kunjungi Rumah Pelita, Pj Gubernur dan Wapres Apresiasi Penanganan Stunting di Kota Semarang 

27 December 2023 | 10:00:00 | dibaca : 197
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

SEMARANG - Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., dan Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin melakukan kunjungan kerja ke Rumah Pelita di Jalan Candi Pawon Timur 3, Kota Semarang pada Kamis, 28 Desember 2023.

Diketahui Rumah Pelita merupakan rumah penanganan gizi lintas sektor bagi balita di bawah dua tahun yang memiliki konsep daycare atau penitipan anak. 

Berdasarkan hal tersebut, Pj Gubernur dan Wapres melakukan kunjungan, sebab Rumah Pelita dianggap sebagai tempat yang efektif dalam upaya penurunan stunting.

Selama ini, Rumah Pelita telah menerapkan tata laksana yang komprehensif atau lengkap terhadap pemberian makanan tambahan bagi anak di bawah lima tahun (balita), kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), penerapan dan kelas pola asuh, serta penanganan ibu hamil yang didiagnosis mengalami anemia dan kekurangan energi kronis. 

Pada kesempatan itu, Pj Gubernur mengapresiasi keberadaan Rumah Pelita yang merupakan inovasi bagi penanganan stunting dari Pemerintah Kota Semarang.

"Untuk di Semarang, stunting ini sangat baik penurunannya, cukup drastis," ujarnya usai mendampingi Wapres. 

Diketahui pada tahun 2022, prevalensi stunting di Kota Semarang sebesar 10,9%, kemudian di tahun 2023 ini, angkanya berhasil turun menjadi 1,6%. Pj Gubernur menilai, keberhasilan ini menunjukkan keseriusan Pemerintah Kota Semarang dalam menangani stunting di daerahnya. 

Pihaknya berharap, keberhasilan ini bisa menjadi motivasi bagi daerah lain yang angka prevalensi stuntingnya masih cukup tinggi, terutama bagi 17 kabupaten di Jateng yang masuk ke dalam kategori miskin ekstrem.

"Jadi memang saat ini, rata-rata di Jawa Tengah masih di sekitar 20,8%. Ini kami arahkan, kabupaten/kota yang lain untuk mengikuti pola penanganan stunting, seperti di Kota Semarang. Ini bisa menjadi pilot project atau pun percontohan bagi kabupaten/kota yang lain, " ujar Pj Gubernur. 

Pada kesempatan itu, Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin menyampaikan, pihaknya juga mengapresiasi keseriusan Kota Semarang dalam upayanya menangani stunting di daerah. 

Berdasarkan keberhasilan Kota Semarang itu, Wapres meminta daerah-daerah yang angka stuntingnya masih cukup tinggi untuk belajar ke daerah lain yang sudah berhasil menurunkan angka stunting.

"Malah di sini (Kota Semarang), sudah turun (menjadi) cuma 1,6%. Jadi sudah sangat jauh. Ada beberapa daerah memang tinggi, tetapi dari laporan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) yang menjadi korlap (koordinator lapangan), itu yakin bahwa (target) 14% bisa tercapai," ucapnya.


Bagikan :

SEMARANG - Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., dan Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin melakukan kunjungan kerja ke Rumah Pelita di Jalan Candi Pawon Timur 3, Kota Semarang pada Kamis, 28 Desember 2023.

Diketahui Rumah Pelita merupakan rumah penanganan gizi lintas sektor bagi balita di bawah dua tahun yang memiliki konsep daycare atau penitipan anak. 

Berdasarkan hal tersebut, Pj Gubernur dan Wapres melakukan kunjungan, sebab Rumah Pelita dianggap sebagai tempat yang efektif dalam upaya penurunan stunting.

Selama ini, Rumah Pelita telah menerapkan tata laksana yang komprehensif atau lengkap terhadap pemberian makanan tambahan bagi anak di bawah lima tahun (balita), kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), penerapan dan kelas pola asuh, serta penanganan ibu hamil yang didiagnosis mengalami anemia dan kekurangan energi kronis. 

Pada kesempatan itu, Pj Gubernur mengapresiasi keberadaan Rumah Pelita yang merupakan inovasi bagi penanganan stunting dari Pemerintah Kota Semarang.

"Untuk di Semarang, stunting ini sangat baik penurunannya, cukup drastis," ujarnya usai mendampingi Wapres. 

Diketahui pada tahun 2022, prevalensi stunting di Kota Semarang sebesar 10,9%, kemudian di tahun 2023 ini, angkanya berhasil turun menjadi 1,6%. Pj Gubernur menilai, keberhasilan ini menunjukkan keseriusan Pemerintah Kota Semarang dalam menangani stunting di daerahnya. 

Pihaknya berharap, keberhasilan ini bisa menjadi motivasi bagi daerah lain yang angka prevalensi stuntingnya masih cukup tinggi, terutama bagi 17 kabupaten di Jateng yang masuk ke dalam kategori miskin ekstrem.

"Jadi memang saat ini, rata-rata di Jawa Tengah masih di sekitar 20,8%. Ini kami arahkan, kabupaten/kota yang lain untuk mengikuti pola penanganan stunting, seperti di Kota Semarang. Ini bisa menjadi pilot project atau pun percontohan bagi kabupaten/kota yang lain, " ujar Pj Gubernur. 

Pada kesempatan itu, Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin menyampaikan, pihaknya juga mengapresiasi keseriusan Kota Semarang dalam upayanya menangani stunting di daerah. 

Berdasarkan keberhasilan Kota Semarang itu, Wapres meminta daerah-daerah yang angka stuntingnya masih cukup tinggi untuk belajar ke daerah lain yang sudah berhasil menurunkan angka stunting.

"Malah di sini (Kota Semarang), sudah turun (menjadi) cuma 1,6%. Jadi sudah sangat jauh. Ada beberapa daerah memang tinggi, tetapi dari laporan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) yang menjadi korlap (koordinator lapangan), itu yakin bahwa (target) 14% bisa tercapai," ucapnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu