Follow Us :              

Kampus Multikultural, Pj Gubernur Tekankan Toleransi Santri dan Masyarakat Tionghoa di STAI Al Hidayat Lasem

  27 January 2024  |   10:00:00  |   dibaca : 308 
Kategori :
Bagikan :


Kampus Multikultural, Pj Gubernur Tekankan Toleransi Santri dan Masyarakat Tionghoa di STAI Al Hidayat Lasem

27 January 2024 | 10:00:00 | dibaca : 308
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

REMBANG – Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mendampingi Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin menghadiri Haul ke-52 KH Ma’shum Ahmad dan Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-101 Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Kauman, Desa Karangturi, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang pada Sabtu, 27 Januari 2024. 

Selain menghadiri berbagai acara tersebut, Wapres bersama Pj Gubernur juga meluncurkan program Kampus Multikultural Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Hidayat, Lasem, Rembang.

"Pondok Pesantren Kauman Lasem, dan STAI Al Hidayat Lasem ini menarik dan unik, karena berada di tengah-tengah kawasan, yang selama ini kita kenal dengan Pecinan," kata Pj Gubernur. 

Meskipun ada perbedaan etnis dan keyakinan di lingkungan tersebut, para warga tetap bisa hidup berdampingan. Sebab, toleransi di antara penduduk Tionghoa dan masyarakat pesantren telah terbangun dengan baik.

"Kehidupan mahasiswa dan santri ini, bisa berbaur dengan masyarakat, baik etnis Tionghoa maupun Jawa. Maka, tentunya sangat tepat, bahwa perguruan tinggi ini diluncurkan sebagai kampus multikultural," ucap Pj Gubernur.

Harapannya, STAI Al Hidayat bisa menjadi perguruan tinggi rujukan dalam pengembangan kajian ke-Islaman dan keguruan dengan keragaman budayanya. 

Dalam kesempatan itu, Pj Gubernur mengatakan, Pemprov Jateng memberi perhatian besar pada pendidikan di pondok pesantren. Melalui Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2023 tentang fasilitasi dan sinergitas pengembangan pesantren, pemerintah daerah tentunya berperan serta dalam pengembangan pesantren.

"Perda ini bertujuan memberikan dukungan kepada pondok pesantren, untuk meningkatkan penyelenggaraan fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat, sesuai amanah perundang-undangan," ungkapnya. 

Keberadaan Perda tersebut, juga untuk membangun sinergitas antara pemerintah dengan pondok pesantren dalam mewujudkan masyarakat yang berilmu, beriman, berdaya saing, dan mendukung pembangunan. 

Sementara itu, Wapres menyampaikan, kawasan Lasem, Kabupaten Rembang memang menjadi lokasi terjadinya akulturasi, pembauran atau pencampuran antara masyarakat santri dengan Tionghoa. Bahkan, Lasem sudah menjadi kawasan yang toleran sejak abad 16-17.

"Sebenarnya ini contoh, dan ini barangkali yang menginspirasi, sehingga Indonesia itu, sekarang dikenal negeri yang paling toleran di dunia," ungkapnya.

Wapres menceritakan, belum lama ini pihaknya menerima tamu dari organisasi alim ulama di Timur Tengah. Mereka menyampaikan, ingin belajar mengenai toleransi dari Indonesia. Sebab, Indonesia dinilai sebagai negeri paling toleran, yang bisa menjadi contoh bagi kehidupan masyarakat dunia.


Bagikan :

REMBANG – Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mendampingi Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin menghadiri Haul ke-52 KH Ma’shum Ahmad dan Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-101 Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Kauman, Desa Karangturi, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang pada Sabtu, 27 Januari 2024. 

Selain menghadiri berbagai acara tersebut, Wapres bersama Pj Gubernur juga meluncurkan program Kampus Multikultural Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Hidayat, Lasem, Rembang.

"Pondok Pesantren Kauman Lasem, dan STAI Al Hidayat Lasem ini menarik dan unik, karena berada di tengah-tengah kawasan, yang selama ini kita kenal dengan Pecinan," kata Pj Gubernur. 

Meskipun ada perbedaan etnis dan keyakinan di lingkungan tersebut, para warga tetap bisa hidup berdampingan. Sebab, toleransi di antara penduduk Tionghoa dan masyarakat pesantren telah terbangun dengan baik.

"Kehidupan mahasiswa dan santri ini, bisa berbaur dengan masyarakat, baik etnis Tionghoa maupun Jawa. Maka, tentunya sangat tepat, bahwa perguruan tinggi ini diluncurkan sebagai kampus multikultural," ucap Pj Gubernur.

Harapannya, STAI Al Hidayat bisa menjadi perguruan tinggi rujukan dalam pengembangan kajian ke-Islaman dan keguruan dengan keragaman budayanya. 

Dalam kesempatan itu, Pj Gubernur mengatakan, Pemprov Jateng memberi perhatian besar pada pendidikan di pondok pesantren. Melalui Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2023 tentang fasilitasi dan sinergitas pengembangan pesantren, pemerintah daerah tentunya berperan serta dalam pengembangan pesantren.

"Perda ini bertujuan memberikan dukungan kepada pondok pesantren, untuk meningkatkan penyelenggaraan fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat, sesuai amanah perundang-undangan," ungkapnya. 

Keberadaan Perda tersebut, juga untuk membangun sinergitas antara pemerintah dengan pondok pesantren dalam mewujudkan masyarakat yang berilmu, beriman, berdaya saing, dan mendukung pembangunan. 

Sementara itu, Wapres menyampaikan, kawasan Lasem, Kabupaten Rembang memang menjadi lokasi terjadinya akulturasi, pembauran atau pencampuran antara masyarakat santri dengan Tionghoa. Bahkan, Lasem sudah menjadi kawasan yang toleran sejak abad 16-17.

"Sebenarnya ini contoh, dan ini barangkali yang menginspirasi, sehingga Indonesia itu, sekarang dikenal negeri yang paling toleran di dunia," ungkapnya.

Wapres menceritakan, belum lama ini pihaknya menerima tamu dari organisasi alim ulama di Timur Tengah. Mereka menyampaikan, ingin belajar mengenai toleransi dari Indonesia. Sebab, Indonesia dinilai sebagai negeri paling toleran, yang bisa menjadi contoh bagi kehidupan masyarakat dunia.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu