Follow Us :              

Jelang Ramadan, Pj Gubernur Minta Kepala Daerah Pastikan Ketersediaan Pangan & Kendalikan Inflasi

  06 March 2024  |   07:30:00  |   dibaca : 164 
Kategori :
Bagikan :


Jelang Ramadan, Pj Gubernur Minta Kepala Daerah Pastikan Ketersediaan Pangan & Kendalikan Inflasi

06 March 2024 | 07:30:00 | dibaca : 164
Kategori :
Bagikan :

Foto : Sigit (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Sigit (Humas Jateng)

SEMARANG – Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mengimbau seluruh kepala daerah di Jateng untuk memastikan tercukupinya stok pangan menjelang Ramadan dan Idulfitri 1445 Hijriah.

"Penting bagi kita untuk memastikan ketersediaan bahan pokok strategis, dengan harga yang terjangkau," ucapnya saat memberikan arahan dalam acara High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah Semester I Tahun 2024 dan Persiapan Menghadapi Ramadan di Ballroom Hotel Tentrem, Kota Semarang pada Rabu, 6 Maret 2024.

Angka inflasi Jawa Tengah pada Februari 2024, secara _month to month_ (MtM) sebesar 0,57%. Inflasi bulanan yang cukup tinggi ini, disebabkan oleh kenaikan harga beras dalam dua pekan terakhir.

Kondisi inflasi di Jateng menjelang Ramadan ini perlu terus ditekan agar tidak makin melonjak. Oleh sebab itu, dibutuhkan kerja sama dari semua stakeholder atau pemangku wewenang dalam mengupayakan hal tersebut.

Ada sejumlah isu yang perlu diwaspadai menjelang Ramadan, salah satunya tren mengenai kenaikan harga beras. Hingga 1 Maret 2024, harga beras medium di Jateng sebesar Rp15.000 atau mencapai 37% di atas Harga Acuan Pembelian (HAP). Selain itu, naiknya harga sejumlah komoditas sembako, juga terjadi akibat tingginya permintaan pasar.

Setidaknya ada 4 komoditas yang memerlukan adanya intervensi, sebab harganya meningkat cukup tinggi di atas HAP. Sejumlah komoditas tersebut, yaitu beras medium yang harganya naik sebesar 37,6%, beras premium 20,9%, cabai merah besar 62,6%, serta gula pasir 26,2%.

Selain itu, ada 6 komoditas lain yang berstatus waspada, yaitu telur ayam ras yang harganya mencapai 16% di atas HAP, cabai merah keriting 41%, bawang putih 23%, cabai rawit merah 35,6%, minyak goreng 5,7%, dan kedelai impor 22,8%.

Pj Gubernur menyampaikan, berbagai langkah antisipasi sudah dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah, di antaranya dengan menggelontorkan bantuan beras dari Badan Urusan Logistik (Bulog), serta beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kepada masyarakat.

Khusus di Jawa Tengah, Pemprov Jateng juga menyalurkan cadangan pangan pemerintah untuk membantu masyarakat yang belum menerima bantuan pangan dari Bulog.

"Kita juga mengadakan Gerakan Pangan Murah (GPM), yang dilakukan dari Januari sampai Idulfitri sebanyak 100 kali. Saat ini, sudah berjalan 75 kali," katanya.

Dalam kesempatan itu, Pj Gubernur juga meminta seluruh pemerintah daerah di Jateng, untuk disiplin melaporkan serta memasukkan data harga harian dalam Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP).

Selain itu, komunikasi intensif juga harus dijalin antaranggota TPID, termasuk Satuan Tugas (Satgas) Pangan dan kejaksaan, guna memastikan kelancaran pelaksanaan operasi pasar dan sidak gudang distributor.

"Kami juga koordinasi dengan Polda (Kepolisian Daerah) untuk mengecek harga pasar, pemantauan untuk menghindari penimbunan pangan. Itu langkah yang kami lakukan dalam waktu dekat," jelas Pj Gubernur.

Isu lain menjelang Ramadan dan Idulfitri adalah peningkatan pergerakan orang yang menuju dan melintasi Jawa Tengah selama lebaran 2024, di mana mobilisasi masyarakat ini diperkirakan akan meningkat sebanyak 25% daripada lebaran tahun 2023.

Kemudian, adanya kenaikan tarif angkutan umum semua moda transportasi yang berisiko mendorong inflasi, serta terjadinya masa transisi sebelum memasuki kemarau pada Juni mendatang.


Bagikan :

SEMARANG – Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mengimbau seluruh kepala daerah di Jateng untuk memastikan tercukupinya stok pangan menjelang Ramadan dan Idulfitri 1445 Hijriah.

"Penting bagi kita untuk memastikan ketersediaan bahan pokok strategis, dengan harga yang terjangkau," ucapnya saat memberikan arahan dalam acara High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah Semester I Tahun 2024 dan Persiapan Menghadapi Ramadan di Ballroom Hotel Tentrem, Kota Semarang pada Rabu, 6 Maret 2024.

Angka inflasi Jawa Tengah pada Februari 2024, secara _month to month_ (MtM) sebesar 0,57%. Inflasi bulanan yang cukup tinggi ini, disebabkan oleh kenaikan harga beras dalam dua pekan terakhir.

Kondisi inflasi di Jateng menjelang Ramadan ini perlu terus ditekan agar tidak makin melonjak. Oleh sebab itu, dibutuhkan kerja sama dari semua stakeholder atau pemangku wewenang dalam mengupayakan hal tersebut.

Ada sejumlah isu yang perlu diwaspadai menjelang Ramadan, salah satunya tren mengenai kenaikan harga beras. Hingga 1 Maret 2024, harga beras medium di Jateng sebesar Rp15.000 atau mencapai 37% di atas Harga Acuan Pembelian (HAP). Selain itu, naiknya harga sejumlah komoditas sembako, juga terjadi akibat tingginya permintaan pasar.

Setidaknya ada 4 komoditas yang memerlukan adanya intervensi, sebab harganya meningkat cukup tinggi di atas HAP. Sejumlah komoditas tersebut, yaitu beras medium yang harganya naik sebesar 37,6%, beras premium 20,9%, cabai merah besar 62,6%, serta gula pasir 26,2%.

Selain itu, ada 6 komoditas lain yang berstatus waspada, yaitu telur ayam ras yang harganya mencapai 16% di atas HAP, cabai merah keriting 41%, bawang putih 23%, cabai rawit merah 35,6%, minyak goreng 5,7%, dan kedelai impor 22,8%.

Pj Gubernur menyampaikan, berbagai langkah antisipasi sudah dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah, di antaranya dengan menggelontorkan bantuan beras dari Badan Urusan Logistik (Bulog), serta beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kepada masyarakat.

Khusus di Jawa Tengah, Pemprov Jateng juga menyalurkan cadangan pangan pemerintah untuk membantu masyarakat yang belum menerima bantuan pangan dari Bulog.

"Kita juga mengadakan Gerakan Pangan Murah (GPM), yang dilakukan dari Januari sampai Idulfitri sebanyak 100 kali. Saat ini, sudah berjalan 75 kali," katanya.

Dalam kesempatan itu, Pj Gubernur juga meminta seluruh pemerintah daerah di Jateng, untuk disiplin melaporkan serta memasukkan data harga harian dalam Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP).

Selain itu, komunikasi intensif juga harus dijalin antaranggota TPID, termasuk Satuan Tugas (Satgas) Pangan dan kejaksaan, guna memastikan kelancaran pelaksanaan operasi pasar dan sidak gudang distributor.

"Kami juga koordinasi dengan Polda (Kepolisian Daerah) untuk mengecek harga pasar, pemantauan untuk menghindari penimbunan pangan. Itu langkah yang kami lakukan dalam waktu dekat," jelas Pj Gubernur.

Isu lain menjelang Ramadan dan Idulfitri adalah peningkatan pergerakan orang yang menuju dan melintasi Jawa Tengah selama lebaran 2024, di mana mobilisasi masyarakat ini diperkirakan akan meningkat sebanyak 25% daripada lebaran tahun 2023.

Kemudian, adanya kenaikan tarif angkutan umum semua moda transportasi yang berisiko mendorong inflasi, serta terjadinya masa transisi sebelum memasuki kemarau pada Juni mendatang.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu