Follow Us :              

7 Ton Beras untuk 7 Desa Terdampak Banjir

  19 December 2017  |   13:00:00  |   dibaca : 199 
Kategori :
Bagikan :


7 Ton Beras untuk 7 Desa Terdampak Banjir

19 December 2017 | 13:00:00 | dibaca : 199
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

Klaten – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan bantuan cadangan pangan sebanyak tujuh ton kepada tujuh desa yang terdampak banjir pada akhir November lalu. Bantuan diberikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi kepada para perwakilan masing-masing desa, di Balai Desa Karangasem, Selasa (18/12).

Wakil Gubernur menuturkan, tujuh desa yang diberi bantuan terdiri dari lima desa di Kecamatan Cawas, yakni Karangasem, Burikan, Balak, Tirtomarto dan Pogung. Dua desa lainnya di Kecamatan Wedi, yaitu Desa Bangkal dan Pacing.

“Yang kami bawa tujuh ton, diserahkan untuk warga di lima desa di Kecamatan Cawas dan dua desa di Kecamatan Wedi. Masing-masing desa mendapat satu ton untuk 200 KK, yang masing-masing KK mendapat lima kilogram. Bantuan ini diprioritaskan untuk warga yang tidak mampu, ” urai dia.

Heru mengakui, bantuan yang diberikan tidak besar. Namun, dia berharap bantuan cadangan pangan tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan.

Sinaosa mboten kathah, mboten nyekapi, mudah-mudahan bermanfaat dan bisa diterima dengan ikhlas,” kata dia.

 

Serahkan Bantuan Baznas

 

Usai memberikan bantuan cadangan pangan di Balai Desa Karangasem, Wakil Gubernur Heru Sudjatmoko memberikan bantuan senilai Rp 75 juta untuk pembangunan Ponpes Al Manshur Popongan Klaten. Bantuan tersebut diberikan melalui Baznas Provinsi Jateng.

Saat memberikan sambutan, Heru menyampaikan, bantuan yang diberikan merupakan bagian dari kebersamaan ulama dan umaro. Bagaimana pun pemerintah wajib melangkah bersama para tokoh agama.

“Kita tahu bagaimana pendidikan di pondok pesantren. Pendidikan agama jadi dasar utama. Pendidikan akhlak. Ini merupakan benteng yang penting sekali dalam menghadapi hiruk pikuk di tengah perkembangan teknologi yang pesat, ” paparnya.

Manfaat teknologi, imbuh wagub, memang besar. Tapi jika tidak hati-hati, juga bisa mendatangkan musibah. Karenanya dia berpesan kepada para santri agar mereka pandai-pandai menyaring. Teknologi yang mendatangkan manfaat, tentu didorong untuk diterapkan. Sementara teknologi yang berdampak tidak baik, lebih baik ditinggalkan.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng


Bagikan :

Klaten – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan bantuan cadangan pangan sebanyak tujuh ton kepada tujuh desa yang terdampak banjir pada akhir November lalu. Bantuan diberikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi kepada para perwakilan masing-masing desa, di Balai Desa Karangasem, Selasa (18/12).

Wakil Gubernur menuturkan, tujuh desa yang diberi bantuan terdiri dari lima desa di Kecamatan Cawas, yakni Karangasem, Burikan, Balak, Tirtomarto dan Pogung. Dua desa lainnya di Kecamatan Wedi, yaitu Desa Bangkal dan Pacing.

“Yang kami bawa tujuh ton, diserahkan untuk warga di lima desa di Kecamatan Cawas dan dua desa di Kecamatan Wedi. Masing-masing desa mendapat satu ton untuk 200 KK, yang masing-masing KK mendapat lima kilogram. Bantuan ini diprioritaskan untuk warga yang tidak mampu, ” urai dia.

Heru mengakui, bantuan yang diberikan tidak besar. Namun, dia berharap bantuan cadangan pangan tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan.

Sinaosa mboten kathah, mboten nyekapi, mudah-mudahan bermanfaat dan bisa diterima dengan ikhlas,” kata dia.

 

Serahkan Bantuan Baznas

 

Usai memberikan bantuan cadangan pangan di Balai Desa Karangasem, Wakil Gubernur Heru Sudjatmoko memberikan bantuan senilai Rp 75 juta untuk pembangunan Ponpes Al Manshur Popongan Klaten. Bantuan tersebut diberikan melalui Baznas Provinsi Jateng.

Saat memberikan sambutan, Heru menyampaikan, bantuan yang diberikan merupakan bagian dari kebersamaan ulama dan umaro. Bagaimana pun pemerintah wajib melangkah bersama para tokoh agama.

“Kita tahu bagaimana pendidikan di pondok pesantren. Pendidikan agama jadi dasar utama. Pendidikan akhlak. Ini merupakan benteng yang penting sekali dalam menghadapi hiruk pikuk di tengah perkembangan teknologi yang pesat, ” paparnya.

Manfaat teknologi, imbuh wagub, memang besar. Tapi jika tidak hati-hati, juga bisa mendatangkan musibah. Karenanya dia berpesan kepada para santri agar mereka pandai-pandai menyaring. Teknologi yang mendatangkan manfaat, tentu didorong untuk diterapkan. Sementara teknologi yang berdampak tidak baik, lebih baik ditinggalkan.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu