Follow Us :              

Gubernur Tegaskan Tidak Boleh Ada Kekerasan dan Bullying saat MPLS

  14 July 2025  |   08:00:00  |   dibaca : 21 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur Tegaskan Tidak Boleh Ada Kekerasan dan Bullying saat MPLS

14 July 2025 | 08:00:00 | dibaca : 21
Kategori :
Bagikan :

Foto : Fajar (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Fajar (Humas Jateng)

SUKOHARJO - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menegaskan tidak boleh ada tindakan kekerasan dan bullying atau perundungan selama kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). 

Hal itu disampaikan oleh Gubernur saat menyapa peserta MPLS di SMAN 1 Kartasura, Kabupaten Sukoharjo pada Senin, 14 Juli 2025. 

"Pada masa orientasi ini tidak boleh ada kekerasan. Boleh tegas, tetapi tidak boleh keras. Lalu, jangan ada lagi bullying, apalagi tawuran. Kalau masih ada, laporkan kepada Gubernur," ucapnya di depan ratusan siswa baru.

Gubernur menyampaikan, sekolah merupakan tempat untuk belajar berbagai hal, termasuk kedisiplinan. Menurutnya, hal itu tidak harus diajarkan dengan cara yang keras. Sebab, kekerasan di sekolah akan menimbulkan dampak yang tidak baik. 

Jika para pelajar memiliki permasalahan, Gubernur meminta mereka berani melapor atau meminta bantuan ke orang lain.

"Jadi di sekolah ini, adik-adik dididik untuk belajar. Kalau ada permasalahan, baik masalah keluarga maupun teman, sampaikan kepada guru BP (bimbingan dan penyuluhan) atau BK (bimbingan dan konseling)-nya,” tegasnya.

Menurutnya, semua pelajar yang ada di sekolah itu sama. Tidak dibeda-bedakan, baik dari fisik, seperti bentuk rambut, warna kulit, atau postur tubuh, maupun latar belakang keluarga, seperti anak petani, pedagang, tukang sayur, pegawai negeri, dan lainnya.

"Tidak boleh menjelekkan orang lain, tidak boleh mengata-ngatain teman. Semua di sini sama, untuk belajar," jelasnya.

Setelah menyapa siswa baru, Gubernur meyempatkan untuk berkeliling sekolah menyapa para guru serta siswa kelas 11 dan 12 yang sedang beraktivitas di halaman sekolah. Saat bertemu dengan mereka, ia juga menyampaikan pesan yang sama seperti di depan siswa baru.

Pada kesempatan itu, ia meminta, perangkat-perangkat sekolah mulai dihidupkan kembali, seperti kegiatan ekstrakurikuler, bimbingan dan konseling, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), serta Patroli Keamanan Sekolah, agar anak-anak menjadi lebih produktif, energi yang mereka miliki pun tersalurkan ke hal-hal positif, serta menjadi teladan untuk membimbing adik-adik kelasnya.

"Sekolah adalah wahana untuk belajar, di mana ada tanggung jawab guru dan orangtua, mendidik anak-anak untuk tidak melanggar hukum," kata Gubernur.

Seorang siswa SMAN 1 Kartasura, Callysta Belva, mengaku, sangat senang karena Gubernur Jateng sudah mampir berkunjung ke sekolahnya. Hal ini merupakan pengalaman pertamanya bertemu orang nomor satu di Jawa Tengah itu.

"Senang. Baru ini ketemu dan foto bareng. Terima kasih Pak Luthfi sudah mau datang ke sini," ujarnya.


Bagikan :

SUKOHARJO - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menegaskan tidak boleh ada tindakan kekerasan dan bullying atau perundungan selama kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). 

Hal itu disampaikan oleh Gubernur saat menyapa peserta MPLS di SMAN 1 Kartasura, Kabupaten Sukoharjo pada Senin, 14 Juli 2025. 

"Pada masa orientasi ini tidak boleh ada kekerasan. Boleh tegas, tetapi tidak boleh keras. Lalu, jangan ada lagi bullying, apalagi tawuran. Kalau masih ada, laporkan kepada Gubernur," ucapnya di depan ratusan siswa baru.

Gubernur menyampaikan, sekolah merupakan tempat untuk belajar berbagai hal, termasuk kedisiplinan. Menurutnya, hal itu tidak harus diajarkan dengan cara yang keras. Sebab, kekerasan di sekolah akan menimbulkan dampak yang tidak baik. 

Jika para pelajar memiliki permasalahan, Gubernur meminta mereka berani melapor atau meminta bantuan ke orang lain.

"Jadi di sekolah ini, adik-adik dididik untuk belajar. Kalau ada permasalahan, baik masalah keluarga maupun teman, sampaikan kepada guru BP (bimbingan dan penyuluhan) atau BK (bimbingan dan konseling)-nya,” tegasnya.

Menurutnya, semua pelajar yang ada di sekolah itu sama. Tidak dibeda-bedakan, baik dari fisik, seperti bentuk rambut, warna kulit, atau postur tubuh, maupun latar belakang keluarga, seperti anak petani, pedagang, tukang sayur, pegawai negeri, dan lainnya.

"Tidak boleh menjelekkan orang lain, tidak boleh mengata-ngatain teman. Semua di sini sama, untuk belajar," jelasnya.

Setelah menyapa siswa baru, Gubernur meyempatkan untuk berkeliling sekolah menyapa para guru serta siswa kelas 11 dan 12 yang sedang beraktivitas di halaman sekolah. Saat bertemu dengan mereka, ia juga menyampaikan pesan yang sama seperti di depan siswa baru.

Pada kesempatan itu, ia meminta, perangkat-perangkat sekolah mulai dihidupkan kembali, seperti kegiatan ekstrakurikuler, bimbingan dan konseling, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), serta Patroli Keamanan Sekolah, agar anak-anak menjadi lebih produktif, energi yang mereka miliki pun tersalurkan ke hal-hal positif, serta menjadi teladan untuk membimbing adik-adik kelasnya.

"Sekolah adalah wahana untuk belajar, di mana ada tanggung jawab guru dan orangtua, mendidik anak-anak untuk tidak melanggar hukum," kata Gubernur.

Seorang siswa SMAN 1 Kartasura, Callysta Belva, mengaku, sangat senang karena Gubernur Jateng sudah mampir berkunjung ke sekolahnya. Hal ini merupakan pengalaman pertamanya bertemu orang nomor satu di Jawa Tengah itu.

"Senang. Baru ini ketemu dan foto bareng. Terima kasih Pak Luthfi sudah mau datang ke sini," ujarnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu