Follow Us :              

Di Haul Mbah Soleh, Gus Yasin Ajak Masyarakat Hormati Perbedaan

  06 February 2019  |   20:00:00  |   dibaca : 592 
Kategori :
Bagikan :


Di Haul Mbah Soleh, Gus Yasin Ajak Masyarakat Hormati Perbedaan

06 February 2019 | 20:00:00 | dibaca : 592
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

DEMAK - Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen menyebutkan Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan kerukunan, menebarkan kasih sayang kepada semua makhluk hidup. Islam tidak memerintahkan umatnya berbuat kejahatan kepada orang lain meski berbeda agama, budaya, suku, maupun ras.

"Sebagai umat muslim, kita wajib meneladani perbuatan dan akhlak Nabi Muhammad. Termasuk bagaimana Kanjeng Nabi menghormati segala perbedaan. Sehingga jika orang lain, terutama yang bukan orang muslim (menjadi) tidak fobia mendengar tentang Islam," ujar Gus Yasin, sapaan wagub, saat menghadiri Haul ke-46 Mbah Soleh di Masjid Jami' Baitus Salam, Sayung, Demak, Rabu (7/2/2019) malam.

Perbuatan Rasulullah, lanjut dia, sangat mulia selama hidupnya. Tidak hanya kepada pengikutnya, tapi juga berbuat baik kepada yang berbeda keyakinan. Karenannya, semua umat Islam di manapun berada, termasuk di Jateng harus menunjukkan bahwa Islam bukan agama yang membenci, jahat kepada orang lain, apalagi mengebom.

Lebih lanjut putra Ulama Kharismatik Maimoen Zubair itu menceritakan tentang pengalaman Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat melakukan kunjungan kerja di Jepang. Ketika berbincang dengan sejumlah pengusaha Jepang, gubernur mengatakan bahwa orang Indonesia mempunyai semangat tinggi dalam bekerja dan tidak sulit memberi perintah kepada mereka.

"Orang Indonesia itu mudah diperintah dan bersemangat tinggi. Yang penting adalah saat jam istirahat atau makan siang diberi waktu salat zuhur juga asar," kata Taj Yasin menirukan cerita Ganjar.

Mendengar kalimat salat zuhur dan asar, kata dia, para pengusaha Jepang terkejut dan bertanya tentang Islam. Sejumlah pertanyaan mengenai pemahaman yang keliru mengenai Islam terlontar, seperti aksi pengeboman, kebencian terhadap nonmuslim dan hal-hal buruk lainnya. 

"Pertanyaan aneh-aneh itu muncul karena menurut mereka, Islam identik dengan aksi pengeboman. Tetapi setelah mengetahui bahwa tidak sedikit warga Indonesia yang bekerja di Jepang beragama Islam. Mereka menjadi paham bahwa Islam tidaklah seperti yang selama ini mereka ketahui. Islam adalah agama yang damai, menghormati perbedaan, dan penuh kasih sayang," bebernya. 

Akhlak Nabi Muhammad, kata dia, harus menjadi panduan manusia dalam berperilaku sehari-hari. Terutama bagi umat muslim di Indonesia, yang akhir-akhir ini kerap terjadi konflik SARA, ujaran kebencian, merasa paling benar, dan aksi lainnya yang tidak mencerminkan Islam yang damai dan gotong-royong antar umat beragama, serta nenjunjung tinggi toleransi.

"Bahkan saat Rasulullah lewat depan pemakaman umum kemudian bertemu jenazah, beliau juga memberikan hormat. Nabi Muhammad meminta umatny untuk selalu menghormati orang lain meskipun beda agama," pintanya. 

Gus Yasin menambahkan, meskipun warga Jepang mayoritas nomuslim, namun ada beberapa perilaku warga Jepang yang patut ditiru oleh masyarakat Indonesia, terutama bagi umat muslim. Salah satunya mengenai perilaku warga Jepang menjaga kebersihan lingkungan yang sudah membudaya. 

"Meskipun bukan muslim, tetapi mereka menerapkan 'kebersihan sebagian dari iman.' Setiap menemukan sampah, mereka memungutnya kemudian memasukannya ke kantong atau tas apabila tidak ada tempat sampah," jelasnya.

Perilaku hidup bersih tersebut, telah menjadi budaya warga Jepang. Karena itu, warga Indonesia yang mayoritas muslim juga harus membudayakan hidup bersih. Membiasakan diri tidak membuang sampah sembarangan hingga menimbulkan beragam penyakit, serta mengakibatkan bencana banjir.

(Marni/Himawan/Humas Jateng)

 

Baca juga : Gus Yasin Minta Warga Melaksanakan Tri Kerukunan Umat Beragama

 

 


Bagikan :

DEMAK - Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen menyebutkan Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan kerukunan, menebarkan kasih sayang kepada semua makhluk hidup. Islam tidak memerintahkan umatnya berbuat kejahatan kepada orang lain meski berbeda agama, budaya, suku, maupun ras.

"Sebagai umat muslim, kita wajib meneladani perbuatan dan akhlak Nabi Muhammad. Termasuk bagaimana Kanjeng Nabi menghormati segala perbedaan. Sehingga jika orang lain, terutama yang bukan orang muslim (menjadi) tidak fobia mendengar tentang Islam," ujar Gus Yasin, sapaan wagub, saat menghadiri Haul ke-46 Mbah Soleh di Masjid Jami' Baitus Salam, Sayung, Demak, Rabu (7/2/2019) malam.

Perbuatan Rasulullah, lanjut dia, sangat mulia selama hidupnya. Tidak hanya kepada pengikutnya, tapi juga berbuat baik kepada yang berbeda keyakinan. Karenannya, semua umat Islam di manapun berada, termasuk di Jateng harus menunjukkan bahwa Islam bukan agama yang membenci, jahat kepada orang lain, apalagi mengebom.

Lebih lanjut putra Ulama Kharismatik Maimoen Zubair itu menceritakan tentang pengalaman Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat melakukan kunjungan kerja di Jepang. Ketika berbincang dengan sejumlah pengusaha Jepang, gubernur mengatakan bahwa orang Indonesia mempunyai semangat tinggi dalam bekerja dan tidak sulit memberi perintah kepada mereka.

"Orang Indonesia itu mudah diperintah dan bersemangat tinggi. Yang penting adalah saat jam istirahat atau makan siang diberi waktu salat zuhur juga asar," kata Taj Yasin menirukan cerita Ganjar.

Mendengar kalimat salat zuhur dan asar, kata dia, para pengusaha Jepang terkejut dan bertanya tentang Islam. Sejumlah pertanyaan mengenai pemahaman yang keliru mengenai Islam terlontar, seperti aksi pengeboman, kebencian terhadap nonmuslim dan hal-hal buruk lainnya. 

"Pertanyaan aneh-aneh itu muncul karena menurut mereka, Islam identik dengan aksi pengeboman. Tetapi setelah mengetahui bahwa tidak sedikit warga Indonesia yang bekerja di Jepang beragama Islam. Mereka menjadi paham bahwa Islam tidaklah seperti yang selama ini mereka ketahui. Islam adalah agama yang damai, menghormati perbedaan, dan penuh kasih sayang," bebernya. 

Akhlak Nabi Muhammad, kata dia, harus menjadi panduan manusia dalam berperilaku sehari-hari. Terutama bagi umat muslim di Indonesia, yang akhir-akhir ini kerap terjadi konflik SARA, ujaran kebencian, merasa paling benar, dan aksi lainnya yang tidak mencerminkan Islam yang damai dan gotong-royong antar umat beragama, serta nenjunjung tinggi toleransi.

"Bahkan saat Rasulullah lewat depan pemakaman umum kemudian bertemu jenazah, beliau juga memberikan hormat. Nabi Muhammad meminta umatny untuk selalu menghormati orang lain meskipun beda agama," pintanya. 

Gus Yasin menambahkan, meskipun warga Jepang mayoritas nomuslim, namun ada beberapa perilaku warga Jepang yang patut ditiru oleh masyarakat Indonesia, terutama bagi umat muslim. Salah satunya mengenai perilaku warga Jepang menjaga kebersihan lingkungan yang sudah membudaya. 

"Meskipun bukan muslim, tetapi mereka menerapkan 'kebersihan sebagian dari iman.' Setiap menemukan sampah, mereka memungutnya kemudian memasukannya ke kantong atau tas apabila tidak ada tempat sampah," jelasnya.

Perilaku hidup bersih tersebut, telah menjadi budaya warga Jepang. Karena itu, warga Indonesia yang mayoritas muslim juga harus membudayakan hidup bersih. Membiasakan diri tidak membuang sampah sembarangan hingga menimbulkan beragam penyakit, serta mengakibatkan bencana banjir.

(Marni/Himawan/Humas Jateng)

 

Baca juga : Gus Yasin Minta Warga Melaksanakan Tri Kerukunan Umat Beragama

 

 


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu