Follow Us :              

Ponpes Mampu Menjadi Salah Satu Kekuatan Ekonomi Jateng

  08 March 2019  |   13:00:00  |   dibaca : 927 
Kategori :
Bagikan :


Ponpes Mampu Menjadi Salah Satu Kekuatan Ekonomi Jateng

08 March 2019 | 13:00:00 | dibaca : 927
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

PATI - Keberadaan Pondok Pesantren (Ponpes) di Jawa Tengah yang mencapai 4.759 dan jumlah santri mencapai kurang lebih 600 ribu orang, akan menjadi kekuatan ekonomi Indonesia, khususnya di Jateng sendiri. Bahkan, pengembangan ekonomi berbasis Ponpes bakal ikut andil dalam pengentasan kemiskinan di Jateng.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen saat memberikan sambutan pada sarasehan bertema "Pendidikan dan perekonomian Modern dalam Perspektif Islam dan Rahmatan Lil Alami," di Markas Yayasan Tirto Buwono, Desa Tlutup, Kecamatan Trangkil, Pati, Jumat (8/3/2019).

"Salah satunya adanya program ekonomi pondok pesantren (Ekotren) yang mencangkup berbagai bidang usaha, akan meningkatkan ekonomi Ponpes sekaligus kemandirian santri dalam berwirausaha, mengentaskan kemiskinan, dan mensejahterakan masyarakat," ujarnya.

Dia menyebutkan, para santri harus disiapkan menghadapi tantangan ekonomi di tengah kemajuan teknologi dan industri di era pasar bebas seperti sekarang. Untuk mewujudkan hal itu, Pemprov Jateng melakukan berbagai upaya untuk mendukung dan mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), termasuk UMKM di lingkungan Ponpes. Seperti bantuan bibit untuk sektor pertanian, pelatihan, pengemasan hingga pemasaran produk UMKM, membantu mengurus perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), sertifikat halal, dan lainnya, serta bantuan kredit modal usaha melalui Kredit Mitra 25 Bank Jateng.

"Pada periode tahun 2018-2019, kami menyiapkan PIRT dan sertifikat halal untuk 100 UMKM secara gratis, kemudian 2020 ditingkatkan menjadi 500 UMKM termasuk pondok pesantren. Bagi pondok pesantren yang memiliki usaha dan ingin mengurus PIRTdan sertifikat halal datang ke Pemprov (Jateng) dan semua gratis. Ini upaya untuk berkembangnya UMKM di Jawa Tengah," bebernya.

Dalam kesempatan itu, putra ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu mengatakan, pendidikan di Ponpes harus terus dilestarikan  dan dikembangkan dengan tidak meninggalkan era atau selalu mengikuti zaman. Artinya, Ponpes tidak hanya berkualitas di bidang syariat dan pengetahuan agama, tetapi juga paham ekonomi dan melek teknologi.

"Ilmu syariat yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, seperti era revolusi industri 4.0 sekarang ini, kita semua dituntut untuk mengetahui dan melek tentang industri.  Mulai dari teknologi, mekanik, dan lain sebagainya," pintanya.

Menurutnya, semua sepakat bahwa apa yang dipelajari di Ponpes sudah baik. Bahkan ketika pada perkumpulan para ulama tingkat dunia di Lebanon beberapa tahun lalu, menyepakati bahwa pendidikan Ponpes yang ada di Indonesia adalah yang masih memahami Alquran-Hadis secara kontekstual. Hal itu berarti pemahaman Alquran-Hadis di Ponpes Indonesia tidak diragukan lagi. "Maka sampai saat ini, negara Indonesia khususnya pondok pesantren dikunjungi para ulama dari berbagai penjuru dunia," katanya.

 

Baca juga : Kemendag Dorong Ekonomi Keumatan Berbasis Ponpes


Bagikan :

PATI - Keberadaan Pondok Pesantren (Ponpes) di Jawa Tengah yang mencapai 4.759 dan jumlah santri mencapai kurang lebih 600 ribu orang, akan menjadi kekuatan ekonomi Indonesia, khususnya di Jateng sendiri. Bahkan, pengembangan ekonomi berbasis Ponpes bakal ikut andil dalam pengentasan kemiskinan di Jateng.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen saat memberikan sambutan pada sarasehan bertema "Pendidikan dan perekonomian Modern dalam Perspektif Islam dan Rahmatan Lil Alami," di Markas Yayasan Tirto Buwono, Desa Tlutup, Kecamatan Trangkil, Pati, Jumat (8/3/2019).

"Salah satunya adanya program ekonomi pondok pesantren (Ekotren) yang mencangkup berbagai bidang usaha, akan meningkatkan ekonomi Ponpes sekaligus kemandirian santri dalam berwirausaha, mengentaskan kemiskinan, dan mensejahterakan masyarakat," ujarnya.

Dia menyebutkan, para santri harus disiapkan menghadapi tantangan ekonomi di tengah kemajuan teknologi dan industri di era pasar bebas seperti sekarang. Untuk mewujudkan hal itu, Pemprov Jateng melakukan berbagai upaya untuk mendukung dan mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), termasuk UMKM di lingkungan Ponpes. Seperti bantuan bibit untuk sektor pertanian, pelatihan, pengemasan hingga pemasaran produk UMKM, membantu mengurus perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), sertifikat halal, dan lainnya, serta bantuan kredit modal usaha melalui Kredit Mitra 25 Bank Jateng.

"Pada periode tahun 2018-2019, kami menyiapkan PIRT dan sertifikat halal untuk 100 UMKM secara gratis, kemudian 2020 ditingkatkan menjadi 500 UMKM termasuk pondok pesantren. Bagi pondok pesantren yang memiliki usaha dan ingin mengurus PIRTdan sertifikat halal datang ke Pemprov (Jateng) dan semua gratis. Ini upaya untuk berkembangnya UMKM di Jawa Tengah," bebernya.

Dalam kesempatan itu, putra ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu mengatakan, pendidikan di Ponpes harus terus dilestarikan  dan dikembangkan dengan tidak meninggalkan era atau selalu mengikuti zaman. Artinya, Ponpes tidak hanya berkualitas di bidang syariat dan pengetahuan agama, tetapi juga paham ekonomi dan melek teknologi.

"Ilmu syariat yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, seperti era revolusi industri 4.0 sekarang ini, kita semua dituntut untuk mengetahui dan melek tentang industri.  Mulai dari teknologi, mekanik, dan lain sebagainya," pintanya.

Menurutnya, semua sepakat bahwa apa yang dipelajari di Ponpes sudah baik. Bahkan ketika pada perkumpulan para ulama tingkat dunia di Lebanon beberapa tahun lalu, menyepakati bahwa pendidikan Ponpes yang ada di Indonesia adalah yang masih memahami Alquran-Hadis secara kontekstual. Hal itu berarti pemahaman Alquran-Hadis di Ponpes Indonesia tidak diragukan lagi. "Maka sampai saat ini, negara Indonesia khususnya pondok pesantren dikunjungi para ulama dari berbagai penjuru dunia," katanya.

 

Baca juga : Kemendag Dorong Ekonomi Keumatan Berbasis Ponpes


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu