Follow Us :              

Wagiyo Terharu Dikunjungi Siswanya yang Kini Jadi Gubernur

  07 June 2019  |   16:30:00  |   dibaca : 2082 
Kategori :
Bagikan :


Wagiyo Terharu Dikunjungi Siswanya yang Kini Jadi Gubernur

07 June 2019 | 16:30:00 | dibaca : 2082
Kategori :
Bagikan :

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

KARANGANYAR - Momentum Idulfitri tahun ini begitu berkesan sekaligus membahagiakan bagi Wagiyo Suratno, warga Dukuh Krangean RT 1 RW 1 Desa Nglebak, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar ini. Bagaimana tidak, ada seorang tamu istimewa yang bersilaturahmi ke rumah sederhananya, Jumat (7/6/2019).

Dialah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. Ketika Ganjar datang, ingatan pria berusia 70 tahun ini langsung kembali pada tahun 1975, di mana saat itu dirinya sedang mengajar Ganjar kecil di SDN 2 Tawangmangu. Ya, Wagiyo Suratno adalah salah satu guru SD Ganjar Pranowo kala itu.

Ganjar mengunjungi rumah Wagiyo dengan menaiki sepeda motor. Menempuh waktu perjalanan sekitar 10 menit dari tempatnya menggelar open house, Ganjar tiba di kediaman Wagiyo dan langsung disambut hangat oleh Wagiyo bersama keluarga besarnya.

Pertemuan antara murid dengan guru itu berlangsung penuh bahagia sekaligus haru. Ditemani makanan khas pedesaan seperti singkong goreng, opak, keripik, rengginang dan buah-buahan, Ganjar dan Wagiyo bercengkrama melepas kangen dan bercanda mengingat kenangan masa lampau.

Wagiyo menceritakan bahwa dia berkesempatan mengajar Ganjar selama dua tahun, yakni saat Ganjar duduk di bangku kelas 2 dan 3 SD. Dibanding teman-temannya, menurutnya, Ganjar sangat berbeda. Ganjar kecil merupakan anak yang rajin, cerdas, santun dan tertib.

"Saya tahu dan ingat betul, karena selain guru saya ini wali kelasnya. Mas Ganjar itu juara satu selama saya ajar, jadi dua tahun berhasil juara satu. Pribadinya juga santun, sopan dan tidak neko-neko. Ini bener lho, saya ini tidak mengada-ada, karena dari 28 murid sekelasnya, Mas Ganjar ini memang paling menonjol," ucapnya.

Wagiyo juga mengatakan bahwa saat kecil, Ganjar tergolong anak desa biasa yang berasal dari keluarga pas-pasan. Seringkali, Ganjar nyeker atau tidak menggunakan sepatu saat berangkat ke sekolah.

"Tapi keterbatasan itu tidak menghalanginya untuk berprestasi. Anaknya juga rajin karena setiap ada pekerjaan rumah selalu digarap dengan baik. Nilainya juga bagus, saya masih ingat betul nilai mata pelajaran Kewarganegaraannya mencapai 9. Nilai IPS-nya juga sangat tinggi," terangnya.

Wagiyo tidak menyangka, salah satu anak didiknya kini berhasil menjadi orang besar. Dia mengaku sangat bangga dan terharu, karena meski telah menjadi pejabat penting, Ganjar tak lupa kepada orang-orang yang pernah berjasa dalam hidupnya.

"Saya tentu bangga, anak saya yang sudah berhasil, masih ingat sama gurunya. Senang sekali, bangga pokoknya, meski sudah jadi Gubernur tidak lupa sama saya. Anak seperti Mas Ganjar ini jarang sekali, mungkin seribu berbanding satu. Terima kasih sudah mau mengunjungi saya," tuturnya sambil berkaca.

Tak lupa, Wagiyo terus mendoakan Ganjar agar tetap sehat dan sukses dalam menapaki kariernya. Dia juga berdoa agar orang nomor satu di Jateng itu menjadi pemimpin yang sukses, amanah dan tetap menjadi pribadi yang santun. "Semoga tambah sukses dan menjadi pemimpin yang hebat serta amanah," tukasnya.

Sementara itu, Ganjar sendiri mengatakan bahwa gurunya tersebut merupakan seorang pejuang yang luar biasa. Menjadi seorang guru sejak usianya masih muda sekitar tahun 1967 yang hanya lulusan SMP, namun Wagiyo tidak pernah berhenti untuk belajar.

"Beliau ini pantang menyerah dan terus berjuang untuk merengkuh pendidikan tinggi. Beliau kursus dan sekarang sudah lulus S2. Dari dulu mengajar SD saya, beliau sekarang pensiunnya di SMA," ucapnya.

Ganjar menyatakan sengaja bersilaturahmi ke kediaman Wagiyo untuk berterima kasih dan mengenang jasa-jasa Wagiyo yang telah mendidik dan membentuk pribadinya kini.

"Ini momentum untuk mengenang jasa dari mereka yang telah berkontribusi, setidaknya pada diri saya. Saya sampaikan terima kasih kepada Pak Wagiyo yang telah memberikan ilmu kepada saya. Alhamdulillah beliau masih sehat, hari ini saya bertemu dengan beliau dan keluarganya," bebernya.

Gubernur Ganjar memang hari ini menggelar open house di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Setelah sebelumnya menggelar kegiatan serupa pada H1 Lebaran di Purbalingga dan H2 Lebaran di Purworejo. Di acara open house ketiga kali ini, Ganjar bersilaturahmi dengan sanak keluarga dan teman saat ia masih kecil dan tinggal lereng Gunung Lawu itu.

Ribuan warga berdatangan untuk mengikuti acara tersebut. Selain tamu-tamu penting seperti Sekda Jateng, Sri Puryono dan Kabaharkam Polri Komjen Condro Kirono dan para pejabat lain, sejumlah teman kecil Ganjar juga hadir dalam acara itu.

Salah satunya adalah Kamso, teman kecil Ganjar. Saat acara itu, Kamso juga merasa terharu bisa melepas kangen dan bersilaturahmi dengan kawan karibnya yang sekarang menjadi Gubernur Jateng itu. "Ganjar dulu memang pinter, suka ngajari dan ngasih tahu kalau temannya kesulitan dalam belajar," ucapnya.

Kamso juga mengenang masa kecil saat bersama Ganjar. Di masa itu, mereka sering bermain patangan atau mencari tanah liat untuk membuat prakarya. "Senang punya teman yang menjadi pemimpin. Semoga tetap amanah dan sukses selalu," tutupnya.

 

Baca juga : Dari Tukang Parkir Hingga Jemaah Pakistan Hadiri Open House Kedua Ganjar


Bagikan :

KARANGANYAR - Momentum Idulfitri tahun ini begitu berkesan sekaligus membahagiakan bagi Wagiyo Suratno, warga Dukuh Krangean RT 1 RW 1 Desa Nglebak, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar ini. Bagaimana tidak, ada seorang tamu istimewa yang bersilaturahmi ke rumah sederhananya, Jumat (7/6/2019).

Dialah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. Ketika Ganjar datang, ingatan pria berusia 70 tahun ini langsung kembali pada tahun 1975, di mana saat itu dirinya sedang mengajar Ganjar kecil di SDN 2 Tawangmangu. Ya, Wagiyo Suratno adalah salah satu guru SD Ganjar Pranowo kala itu.

Ganjar mengunjungi rumah Wagiyo dengan menaiki sepeda motor. Menempuh waktu perjalanan sekitar 10 menit dari tempatnya menggelar open house, Ganjar tiba di kediaman Wagiyo dan langsung disambut hangat oleh Wagiyo bersama keluarga besarnya.

Pertemuan antara murid dengan guru itu berlangsung penuh bahagia sekaligus haru. Ditemani makanan khas pedesaan seperti singkong goreng, opak, keripik, rengginang dan buah-buahan, Ganjar dan Wagiyo bercengkrama melepas kangen dan bercanda mengingat kenangan masa lampau.

Wagiyo menceritakan bahwa dia berkesempatan mengajar Ganjar selama dua tahun, yakni saat Ganjar duduk di bangku kelas 2 dan 3 SD. Dibanding teman-temannya, menurutnya, Ganjar sangat berbeda. Ganjar kecil merupakan anak yang rajin, cerdas, santun dan tertib.

"Saya tahu dan ingat betul, karena selain guru saya ini wali kelasnya. Mas Ganjar itu juara satu selama saya ajar, jadi dua tahun berhasil juara satu. Pribadinya juga santun, sopan dan tidak neko-neko. Ini bener lho, saya ini tidak mengada-ada, karena dari 28 murid sekelasnya, Mas Ganjar ini memang paling menonjol," ucapnya.

Wagiyo juga mengatakan bahwa saat kecil, Ganjar tergolong anak desa biasa yang berasal dari keluarga pas-pasan. Seringkali, Ganjar nyeker atau tidak menggunakan sepatu saat berangkat ke sekolah.

"Tapi keterbatasan itu tidak menghalanginya untuk berprestasi. Anaknya juga rajin karena setiap ada pekerjaan rumah selalu digarap dengan baik. Nilainya juga bagus, saya masih ingat betul nilai mata pelajaran Kewarganegaraannya mencapai 9. Nilai IPS-nya juga sangat tinggi," terangnya.

Wagiyo tidak menyangka, salah satu anak didiknya kini berhasil menjadi orang besar. Dia mengaku sangat bangga dan terharu, karena meski telah menjadi pejabat penting, Ganjar tak lupa kepada orang-orang yang pernah berjasa dalam hidupnya.

"Saya tentu bangga, anak saya yang sudah berhasil, masih ingat sama gurunya. Senang sekali, bangga pokoknya, meski sudah jadi Gubernur tidak lupa sama saya. Anak seperti Mas Ganjar ini jarang sekali, mungkin seribu berbanding satu. Terima kasih sudah mau mengunjungi saya," tuturnya sambil berkaca.

Tak lupa, Wagiyo terus mendoakan Ganjar agar tetap sehat dan sukses dalam menapaki kariernya. Dia juga berdoa agar orang nomor satu di Jateng itu menjadi pemimpin yang sukses, amanah dan tetap menjadi pribadi yang santun. "Semoga tambah sukses dan menjadi pemimpin yang hebat serta amanah," tukasnya.

Sementara itu, Ganjar sendiri mengatakan bahwa gurunya tersebut merupakan seorang pejuang yang luar biasa. Menjadi seorang guru sejak usianya masih muda sekitar tahun 1967 yang hanya lulusan SMP, namun Wagiyo tidak pernah berhenti untuk belajar.

"Beliau ini pantang menyerah dan terus berjuang untuk merengkuh pendidikan tinggi. Beliau kursus dan sekarang sudah lulus S2. Dari dulu mengajar SD saya, beliau sekarang pensiunnya di SMA," ucapnya.

Ganjar menyatakan sengaja bersilaturahmi ke kediaman Wagiyo untuk berterima kasih dan mengenang jasa-jasa Wagiyo yang telah mendidik dan membentuk pribadinya kini.

"Ini momentum untuk mengenang jasa dari mereka yang telah berkontribusi, setidaknya pada diri saya. Saya sampaikan terima kasih kepada Pak Wagiyo yang telah memberikan ilmu kepada saya. Alhamdulillah beliau masih sehat, hari ini saya bertemu dengan beliau dan keluarganya," bebernya.

Gubernur Ganjar memang hari ini menggelar open house di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Setelah sebelumnya menggelar kegiatan serupa pada H1 Lebaran di Purbalingga dan H2 Lebaran di Purworejo. Di acara open house ketiga kali ini, Ganjar bersilaturahmi dengan sanak keluarga dan teman saat ia masih kecil dan tinggal lereng Gunung Lawu itu.

Ribuan warga berdatangan untuk mengikuti acara tersebut. Selain tamu-tamu penting seperti Sekda Jateng, Sri Puryono dan Kabaharkam Polri Komjen Condro Kirono dan para pejabat lain, sejumlah teman kecil Ganjar juga hadir dalam acara itu.

Salah satunya adalah Kamso, teman kecil Ganjar. Saat acara itu, Kamso juga merasa terharu bisa melepas kangen dan bersilaturahmi dengan kawan karibnya yang sekarang menjadi Gubernur Jateng itu. "Ganjar dulu memang pinter, suka ngajari dan ngasih tahu kalau temannya kesulitan dalam belajar," ucapnya.

Kamso juga mengenang masa kecil saat bersama Ganjar. Di masa itu, mereka sering bermain patangan atau mencari tanah liat untuk membuat prakarya. "Senang punya teman yang menjadi pemimpin. Semoga tetap amanah dan sukses selalu," tutupnya.

 

Baca juga : Dari Tukang Parkir Hingga Jemaah Pakistan Hadiri Open House Kedua Ganjar


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu