Follow Us :              

Di Jateng Bersholawat, Ganjar: Tak Ikuti Tantangan Teknologi, Kita Akan Tertinggal

  16 June 2019  |   20:30:00  |   dibaca : 2449 
Kategori :
Bagikan :


Di Jateng Bersholawat, Ganjar: Tak Ikuti Tantangan Teknologi, Kita Akan Tertinggal

16 June 2019 | 20:30:00 | dibaca : 2449
Kategori :
Bagikan :

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

SEMARANG - Jateng Bersholawat untuk Jateng Damai, Aman dan Kondusif yang keenam kalinya digelar di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang bersama Habib Syekh bin Abdulqodir Assegaf, Minggu (16/6/2019) malam. Selawat bersama itu, dihadiri ratusan ribu jamaah syecher mania (sebutan bagi pecinta Habib Syekh) dari berbagai kabupaten dan kota di Jateng.

Kegiatan itu digelar oleh Pemprov Jateng bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng, Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Masjid Agung Semarang dan Masjid Baiturrahman.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berpesan, karena masih dalam suasana Idulfitri, jika dalam Pilpres lalu beda pilihan, para jamaah diminta untuk saling bersalaman dan bermaafan. "Tunjukkan jari kalian untuk persatuan Indonesia. Sekarang saatnya bersatu, ikut sejukkan Indonesia dari Jateng. Ciptakan cerita yang baik dan positif. Nek karo kancane sing alus. Sing wingi ketaton, njaluk ngapuro. Peyekke sing iseh, dikirim tanggane, syukur ono iwakke. Saatnya bekerja untuk persatukan Indonesia," katanya.

Menurut Ganjar, masih banyak PR yang harus dilakukan. Seperti masalah sampah, maupun kemiskinan yang harus dituntaskan. Para jamaah juga harus siap menghadapi dunia yang hari ini bergolak.

Pertempuran informasi antara Iphone dan Huawei. Pertempuran ini bukan soal masalah ponsel, tetapi perkembangan teknologi yang super cepat. "Kalau tantangan kita menghadapi teknologi tidak diikuti, tetapi masih upyek karo tanggane, ya kita akan tertinggal. Maka, saya berpesan, gunakan jarinya dengan baik. Melalui Jateng Bersholawat ini, kita serukan perdamaian dari Jawa Tengah, agar semua rukun, damai dan makmur," tandasnya.

Tampak di atas panggung, Kapolda Jateng Irjen Pol Ryvko Amelza Dahniel, Pangdam IV/Diponegoro Mayjend Mochammad Effendi, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Ketua MUI Jateng KH Ahmad Daroji, Kepala Kanwil Kemenag Farhani. 

Kemudian, Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng Mohammad Muzamil, Ketua PW Muhammadiyah Jateng Tafsir, serta belasan kyai dari Kota Semarang seperti KH Azim Wasiq, KH Hadlor Ihsan, KH Khammad Maksum, KH Muh Adnan, KH Noor Ahmad, KH Multazam, KH Prof Ahmad Rofiq, KH Anashom, dan KH Hanief Muslih.

Sebelum melantunkan selawat, Habib Syekh menyampaikan, Jateng menjadi sorotan karena menjadi daerah yang paling aman dan tenteram. Para syecher mania pun diajak membangun kerja sama dengan pemerintah untuk menjaga dan meningkatkannya.

"Jateng bukan milik pemerintah, tapi milik rakyat. Kita doakan dan harapkan, pemerintah bersama TNI dan Polri membawa amanah rakyat. Jangan terpengaruh berita yang bikin kesal. Jangan jadi pemuda yang gampang terprovokasi. Singkirkan suuzon. Jangan ungkit perselisihan yang menyakitkan hati. Tataplah masa depan," tuturnya.

Habib Syekh pun memulai memimpin selawatan. Ribuan lampu handphone pun diminta untuk dinyalakan dan lantunan selawat menggema. Lagu berjudul "Alangkah Indahnya" disusul "Yalal Wathon," kemudian "Ilir-ilir," "Turi Putih," "Mabruk Alfa Mabruk," "Ya Hanan," dan "Qulul Qulub."

Bendera NU, bendera warna-warni dan spanduk bertuliskan asal para jamaah pun melambai di tengah ribuan jamaah. Seperti dari Rembang, Pekalongan, Blora, Salatiga, Magelang, Semarang, Demak, Grobogan, hingga Brebes.

Habib Syekh pun menutup kegiatan dengan mengajak jamaah untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, 17 Agustur 1945 dan Garuda Pancasila. Doa yang dipimpin KH Ahmad Daroji pun mengantarkan jamaah pulang ke kediaman masing-masing.

"Jateng saya harapkan selalu damai, sejuk. Dengan berselawat bersama, kami tidak pedulikan mereka kemarin pada Pemilu memilih apa, siapa. Dengan berselawat, selain mendamaikan dan menyejukkan, tentu mempersatukan. Dan inilah buktinya," kata Rochani, 34, syecher mania asal Kabupaten Blora, menanggapi kegiatan Jateng Bersholawat.

 

Baca juga : Ganjar: 17 April Sudah Lewat, Mari Bergandeng Tangan


Bagikan :

SEMARANG - Jateng Bersholawat untuk Jateng Damai, Aman dan Kondusif yang keenam kalinya digelar di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang bersama Habib Syekh bin Abdulqodir Assegaf, Minggu (16/6/2019) malam. Selawat bersama itu, dihadiri ratusan ribu jamaah syecher mania (sebutan bagi pecinta Habib Syekh) dari berbagai kabupaten dan kota di Jateng.

Kegiatan itu digelar oleh Pemprov Jateng bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng, Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Masjid Agung Semarang dan Masjid Baiturrahman.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berpesan, karena masih dalam suasana Idulfitri, jika dalam Pilpres lalu beda pilihan, para jamaah diminta untuk saling bersalaman dan bermaafan. "Tunjukkan jari kalian untuk persatuan Indonesia. Sekarang saatnya bersatu, ikut sejukkan Indonesia dari Jateng. Ciptakan cerita yang baik dan positif. Nek karo kancane sing alus. Sing wingi ketaton, njaluk ngapuro. Peyekke sing iseh, dikirim tanggane, syukur ono iwakke. Saatnya bekerja untuk persatukan Indonesia," katanya.

Menurut Ganjar, masih banyak PR yang harus dilakukan. Seperti masalah sampah, maupun kemiskinan yang harus dituntaskan. Para jamaah juga harus siap menghadapi dunia yang hari ini bergolak.

Pertempuran informasi antara Iphone dan Huawei. Pertempuran ini bukan soal masalah ponsel, tetapi perkembangan teknologi yang super cepat. "Kalau tantangan kita menghadapi teknologi tidak diikuti, tetapi masih upyek karo tanggane, ya kita akan tertinggal. Maka, saya berpesan, gunakan jarinya dengan baik. Melalui Jateng Bersholawat ini, kita serukan perdamaian dari Jawa Tengah, agar semua rukun, damai dan makmur," tandasnya.

Tampak di atas panggung, Kapolda Jateng Irjen Pol Ryvko Amelza Dahniel, Pangdam IV/Diponegoro Mayjend Mochammad Effendi, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Ketua MUI Jateng KH Ahmad Daroji, Kepala Kanwil Kemenag Farhani. 

Kemudian, Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng Mohammad Muzamil, Ketua PW Muhammadiyah Jateng Tafsir, serta belasan kyai dari Kota Semarang seperti KH Azim Wasiq, KH Hadlor Ihsan, KH Khammad Maksum, KH Muh Adnan, KH Noor Ahmad, KH Multazam, KH Prof Ahmad Rofiq, KH Anashom, dan KH Hanief Muslih.

Sebelum melantunkan selawat, Habib Syekh menyampaikan, Jateng menjadi sorotan karena menjadi daerah yang paling aman dan tenteram. Para syecher mania pun diajak membangun kerja sama dengan pemerintah untuk menjaga dan meningkatkannya.

"Jateng bukan milik pemerintah, tapi milik rakyat. Kita doakan dan harapkan, pemerintah bersama TNI dan Polri membawa amanah rakyat. Jangan terpengaruh berita yang bikin kesal. Jangan jadi pemuda yang gampang terprovokasi. Singkirkan suuzon. Jangan ungkit perselisihan yang menyakitkan hati. Tataplah masa depan," tuturnya.

Habib Syekh pun memulai memimpin selawatan. Ribuan lampu handphone pun diminta untuk dinyalakan dan lantunan selawat menggema. Lagu berjudul "Alangkah Indahnya" disusul "Yalal Wathon," kemudian "Ilir-ilir," "Turi Putih," "Mabruk Alfa Mabruk," "Ya Hanan," dan "Qulul Qulub."

Bendera NU, bendera warna-warni dan spanduk bertuliskan asal para jamaah pun melambai di tengah ribuan jamaah. Seperti dari Rembang, Pekalongan, Blora, Salatiga, Magelang, Semarang, Demak, Grobogan, hingga Brebes.

Habib Syekh pun menutup kegiatan dengan mengajak jamaah untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, 17 Agustur 1945 dan Garuda Pancasila. Doa yang dipimpin KH Ahmad Daroji pun mengantarkan jamaah pulang ke kediaman masing-masing.

"Jateng saya harapkan selalu damai, sejuk. Dengan berselawat bersama, kami tidak pedulikan mereka kemarin pada Pemilu memilih apa, siapa. Dengan berselawat, selain mendamaikan dan menyejukkan, tentu mempersatukan. Dan inilah buktinya," kata Rochani, 34, syecher mania asal Kabupaten Blora, menanggapi kegiatan Jateng Bersholawat.

 

Baca juga : Ganjar: 17 April Sudah Lewat, Mari Bergandeng Tangan


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu