Follow Us :              

Manfaatkan Limbah Bonggol Jagung, Warga Desa Sendangmulyo Populerkan Kerajinan Janggel

  27 August 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 4375 
Kategori :
Bagikan :


Manfaatkan Limbah Bonggol Jagung, Warga Desa Sendangmulyo Populerkan Kerajinan Janggel

27 August 2019 | 09:00:00 | dibaca : 4375
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

REMBANG - Kedua tangan Saswati Ningrum terampil menyusun potongan-potongan bonggol jagung kering mengikuti pola yang disediakan. Dengan cekatan, perempuan disabilitas itu membubuhkan lem pada setiap bonggol jagung dan memastikan semuanya telah dipasang rekat. Di sampingnya, beberapa remaja putri juga tampak telaten membuat kerajinan yang biasa disebut "janggel" oleh masyarakat Desa Sendangmulyo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang itu.

"Ini kerajinan janggel atau bonggol jagung. Di desa saya banyak panen jagung. Setelah diselep, bonggol jagung itu biasanya dibiarkan atau dibuang begitu saja," terang Saswati saat menghadiri Bursa Inovasi Desa Kabupaten Rembang Klaster Rembang Barat Tahun 2019 di Gedung Haji Kabupaten Rembang, Selasa (27/8/2019).

Saswati senang karena dia menjadi salah satu di antara warga desa yang memeroleh pelatihan keterampilan dan pendampingan oleh pemuda pelopor. Dia dan warga desa pun memutuskan memanfaatkan limbah bonggol jagung untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan. Mereka mulai berkreasi membuat lampu hias, tempat tisu, dan aksesori lainnya.

"Pelatihannya Juni tahun ini, kami mencoba membuat dan berani ikut pameran. Ini melibatkan karang taruna, PKK, disabilitas seperti saya," jelasnya.

Perempuan berhijab itu membeberkan, proses membuat kerajinan bonggol jagung sebenarnya cukup mudah. Pertama, bonggol jagung yang masih basah dijemur terlebih dahulu hingga kering. Kemudian dipotong sesuai dengan kebutuhan, diamplas hingga halus menggunakan mesin, ditempel menyesuaikan pola, dan finishing. Sementara ini, kerajinan bonggol jagung dipasarkan melalui pameran UMKM dan online melalui media sosial di lingkup Kabupaten Jepara dan sekitarnya.

"Prosesnya agak lama karena saat finishing diberi obat anti rayap, dicat atau dipelitur supaya menarik," bebernya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen yang meninjau Bursa Inovasi Desa mengapresiasi kerajinan bonggol jagung karya Saswati dan warga Desa Sendangmulyo. Menurutnya, pemberdayaan masyarakat desa itu tidak hanya mengasah kreativitas warga untuk memaksimalkan potensi yang ada di sekitar mereka, namun juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi setempat.

"Saya melihat teman-teman disabilitas tadi punya kreasi membuat kerajinan tangan dari bonggol jagung. Ada tempat tisu, lentera lampu dan sebagainya. Saya sangat mengapresiasi dan ini harus kita dorong," ujarnya.

Pada acara tersebut, Gus Yasin, sapaan akrab wakil gubernur, juga mencicipi legen, minuman khas Kabupaten Rembang, yang disajikan di salah satu stan. Ketika terik matahari menyengat, minuman legen terasa semakin nikmat, apalagi saat meminumnya dari bumbung atau gelas dari  bambu.

 

Baca juga : Kembangkan Inovasi, Desa Harus Jadi Subjek Pembangunan yang Mandiri


Bagikan :

REMBANG - Kedua tangan Saswati Ningrum terampil menyusun potongan-potongan bonggol jagung kering mengikuti pola yang disediakan. Dengan cekatan, perempuan disabilitas itu membubuhkan lem pada setiap bonggol jagung dan memastikan semuanya telah dipasang rekat. Di sampingnya, beberapa remaja putri juga tampak telaten membuat kerajinan yang biasa disebut "janggel" oleh masyarakat Desa Sendangmulyo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang itu.

"Ini kerajinan janggel atau bonggol jagung. Di desa saya banyak panen jagung. Setelah diselep, bonggol jagung itu biasanya dibiarkan atau dibuang begitu saja," terang Saswati saat menghadiri Bursa Inovasi Desa Kabupaten Rembang Klaster Rembang Barat Tahun 2019 di Gedung Haji Kabupaten Rembang, Selasa (27/8/2019).

Saswati senang karena dia menjadi salah satu di antara warga desa yang memeroleh pelatihan keterampilan dan pendampingan oleh pemuda pelopor. Dia dan warga desa pun memutuskan memanfaatkan limbah bonggol jagung untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan. Mereka mulai berkreasi membuat lampu hias, tempat tisu, dan aksesori lainnya.

"Pelatihannya Juni tahun ini, kami mencoba membuat dan berani ikut pameran. Ini melibatkan karang taruna, PKK, disabilitas seperti saya," jelasnya.

Perempuan berhijab itu membeberkan, proses membuat kerajinan bonggol jagung sebenarnya cukup mudah. Pertama, bonggol jagung yang masih basah dijemur terlebih dahulu hingga kering. Kemudian dipotong sesuai dengan kebutuhan, diamplas hingga halus menggunakan mesin, ditempel menyesuaikan pola, dan finishing. Sementara ini, kerajinan bonggol jagung dipasarkan melalui pameran UMKM dan online melalui media sosial di lingkup Kabupaten Jepara dan sekitarnya.

"Prosesnya agak lama karena saat finishing diberi obat anti rayap, dicat atau dipelitur supaya menarik," bebernya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen yang meninjau Bursa Inovasi Desa mengapresiasi kerajinan bonggol jagung karya Saswati dan warga Desa Sendangmulyo. Menurutnya, pemberdayaan masyarakat desa itu tidak hanya mengasah kreativitas warga untuk memaksimalkan potensi yang ada di sekitar mereka, namun juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi setempat.

"Saya melihat teman-teman disabilitas tadi punya kreasi membuat kerajinan tangan dari bonggol jagung. Ada tempat tisu, lentera lampu dan sebagainya. Saya sangat mengapresiasi dan ini harus kita dorong," ujarnya.

Pada acara tersebut, Gus Yasin, sapaan akrab wakil gubernur, juga mencicipi legen, minuman khas Kabupaten Rembang, yang disajikan di salah satu stan. Ketika terik matahari menyengat, minuman legen terasa semakin nikmat, apalagi saat meminumnya dari bumbung atau gelas dari  bambu.

 

Baca juga : Kembangkan Inovasi, Desa Harus Jadi Subjek Pembangunan yang Mandiri


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu