Follow Us :              

Rawat dan Lestarikan Bahasa Daerah, Pemprov Jateng-Jatim-DIY Prakarsai Kongres Bahasa Jawa

  28 November 2023  |   19:00:00  |   dibaca : 466 
Kategori :
Bagikan :


Rawat dan Lestarikan Bahasa Daerah, Pemprov Jateng-Jatim-DIY Prakarsai Kongres Bahasa Jawa

28 November 2023 | 19:00:00 | dibaca : 466
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

KARANGANYAR - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya merawat bahasa Jawa dengan berbagai dialeknya. Hal itu bertujuan guna mencegah terjadinya kepunahan bahasa. 

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno saat menghadiri Kongres Bahasa Jawa (KBJ) VII di Hotel Alana Karanganyar pada Selasa, 28 November 2023.

"Supaya bisa terjaga kelestariannya, harus sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Perbendaharaan (kata dalam) bahasa Jawa sangat beragam, kalau tidak digunakan, akan hilang," ujarnya.

Kegiatan lima tahunan yang membahas tentang bahasa dan budaya Jawa itu diprakarsai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Hingga kini, Jateng memiliki berbagai macam dialek dalam bahasa Jawa, yakni dialek Ngapak atau Banyumasan, Semarangan, dan Solo. Sekda menyampaikan, bahasa Jawa juga sarat akan nilai budaya dan budi pekerti luhur, serta mengandung unggah-ungguh, etika, dan sopan santun. 

Terkait hal tersebut, berbagai upaya dan kebijakan telah dilakukan Pemprov Jateng guna menjaga eksistensi serta mengembangkan bahasa, sastra, dan aksara Jawa. 

Salah satu contoh yang sudah diterapkan, yakni digunakannya bahasa Jawa setiap hari kamis di lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Di sisi lain, tidak sedikit tantangan yang dihadapi dalam upaya pelestarian bahasa Jawa pada era globalisasi saat ini.

Sekda menilai, peran tenaga pendidik dan orang tua sangatlah penting dalam menjaga keberadaan bahasa. Dengan begitu, harapannya bahasa Jawa tetap dikenal, digunakan, bahkan dilestarikan oleh generasi muda.

"Saat masa kecil, kita masih sering mendengarkan kata-kata bahasa Jawa, tetapi sekarang sudah jarang kita dengar. Apalagi di daerah perkotaan, anak-anak sekarang, lebih banyak yang menggunakan bahasa Indonesia, daripada bahasa Jawa," tutur Sekda.

Sementara itu, Sekda Daerah Istimewa Yogyakarta, Beny Suharsono mengatakan, berbagai upaya dalam menjaga kelestarian bahasa daerah, seringkali dianggap mustahil dilakukan, apabila tidak digunakan dalam komunikasi sehari-hari.

"Dalam melestarikan bahasa Jawa, tugas terberat adalah mengajak masyarakat untuk peduli, dan secara konsisten ikut terlibat, menggunakan bahasa maupun aksara Jawa," katanya.

Beny berharap, KBJ ini secara nyata dapat menjadi titik tolak dalam mewujudkan misi sekaligus menjalin hubungan antara pemerintah dengan masyarakat. Tujuannya untuk bersama-sama merawat dan melestarikan bahasa Jawa.


Bagikan :

KARANGANYAR - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya merawat bahasa Jawa dengan berbagai dialeknya. Hal itu bertujuan guna mencegah terjadinya kepunahan bahasa. 

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno saat menghadiri Kongres Bahasa Jawa (KBJ) VII di Hotel Alana Karanganyar pada Selasa, 28 November 2023.

"Supaya bisa terjaga kelestariannya, harus sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Perbendaharaan (kata dalam) bahasa Jawa sangat beragam, kalau tidak digunakan, akan hilang," ujarnya.

Kegiatan lima tahunan yang membahas tentang bahasa dan budaya Jawa itu diprakarsai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Hingga kini, Jateng memiliki berbagai macam dialek dalam bahasa Jawa, yakni dialek Ngapak atau Banyumasan, Semarangan, dan Solo. Sekda menyampaikan, bahasa Jawa juga sarat akan nilai budaya dan budi pekerti luhur, serta mengandung unggah-ungguh, etika, dan sopan santun. 

Terkait hal tersebut, berbagai upaya dan kebijakan telah dilakukan Pemprov Jateng guna menjaga eksistensi serta mengembangkan bahasa, sastra, dan aksara Jawa. 

Salah satu contoh yang sudah diterapkan, yakni digunakannya bahasa Jawa setiap hari kamis di lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Di sisi lain, tidak sedikit tantangan yang dihadapi dalam upaya pelestarian bahasa Jawa pada era globalisasi saat ini.

Sekda menilai, peran tenaga pendidik dan orang tua sangatlah penting dalam menjaga keberadaan bahasa. Dengan begitu, harapannya bahasa Jawa tetap dikenal, digunakan, bahkan dilestarikan oleh generasi muda.

"Saat masa kecil, kita masih sering mendengarkan kata-kata bahasa Jawa, tetapi sekarang sudah jarang kita dengar. Apalagi di daerah perkotaan, anak-anak sekarang, lebih banyak yang menggunakan bahasa Indonesia, daripada bahasa Jawa," tutur Sekda.

Sementara itu, Sekda Daerah Istimewa Yogyakarta, Beny Suharsono mengatakan, berbagai upaya dalam menjaga kelestarian bahasa daerah, seringkali dianggap mustahil dilakukan, apabila tidak digunakan dalam komunikasi sehari-hari.

"Dalam melestarikan bahasa Jawa, tugas terberat adalah mengajak masyarakat untuk peduli, dan secara konsisten ikut terlibat, menggunakan bahasa maupun aksara Jawa," katanya.

Beny berharap, KBJ ini secara nyata dapat menjadi titik tolak dalam mewujudkan misi sekaligus menjalin hubungan antara pemerintah dengan masyarakat. Tujuannya untuk bersama-sama merawat dan melestarikan bahasa Jawa.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu