Follow Us :              

Angkat Potensi Usaha di Ponpes, Santri Dilatih Manajemen Pemasaran

  02 July 2019  |   08:30:00  |   dibaca : 1324 
Kategori :
Bagikan :


Angkat Potensi Usaha di Ponpes, Santri Dilatih Manajemen Pemasaran

02 July 2019 | 08:30:00 | dibaca : 1324
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

SEMARANG - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dituntut menguasai teknologi digital di era industri 4.0 agar bisa berkembang dan maju. Termasuk UMKM yang ada di pondok pesantren.

Pemprov Jateng pun memberikan pelatihan manajemen kepada para santri dari pondok pesantren se-Jateng di Aula Teratai Balai Pelatihan Kerja Dinkop dan UMKM Jateng, Selasa (2/7/2019).

Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen menyebutkan, pondok pesantren yang tersebar di Jateng memiliki beragam potensi yang dapat dikembangkan menjadi usaha yang prospektif. 

Antara lain, potensi batik di daerah Pekalongan, pertanian, peternakan, makanan ringan, serta UMKM. Namun sebagian besar santri atau pengelola UMKM di lingkungan ponpes belum paham tentang manajemen usaha, keuangan, maupun pemasaran produk.

"Apalagi sekarang sudah era industri dan digitalisasi, maka tugas kami selaku pemerintah mengenalkan pentingnya pengembangan usaha kepada santri di ponpes. Seperti manajemen usaha, keuangan, hingga pemasaran produk agar dikenal masyarakat luas," katanya.

Menurutnya, era industri 4.0 membawa peluang sekaligus tantangan bagi pelaku UMKM di Jateng, termasuk UMKM di lingkungan pondok pesantren. Karenanya, para santri juga harus mampu mengembangkan berbagai potensi yang ada, sehingga kesejahteraan santri dan pondok pesantren menjadi meningkat.

Melalui pelatihan seperti itu, kata Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Maimoen, mampu mengangkat berbagai potensi usaha yang ada di lingkungan pondok pesantren, kemudian menularkannya kepada masyarakat untuk mendorong munculnya wirausahawan di kalangan santri. 


Dijelaskan, guna menjawab persaingan global, Pemprov Jateng juga telah meluncurkan Cyber UKM Sadewa Market. Sebuah platform e-commerce yang diharapkan mampu mempertemukan semua pelaku UKM se -Jateng dalam satu wadah manajemen digital. 

Langkah tersebut, imbuh Gus Yasin, merupakan bagian dari layanan Pemprov Jateng untuk mendata UMKM, termasuk UMKM di lingkungan ponpes sekaligus membantu memasarkan produknya. 

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jateng Ema Rahmawati menambahkan, sekitar 60 peserta pelatihan manajemen bagi UMKM merupakan santri dari pondok pesantren di 22 kabupaten dan kota di Jateng. Seluruh peserta mendapatkan pengetahuan tentang manajemen dan pengembangan UMKM dari Selasa-Sabtu (2-6/7/2019). 

"Sebelumnya kami juga melatih pengelola koperasi dan toko-toko ritel pondok pesantren supaya koperasi dan toko di lingkungan ponpes bisa lebih maju," jelasnya.

Balatkop Jateng imbuh Ema, melatih berbagai keterampilan berwirausaha, seperti pelatihan manajemen keuangan, tata boga mulai dari awal hingga lanjutan, fashion termasuk membatik, jahit, dan desain, sablon, serta handycraf atau kerajinan tangan. 

"Namun untuk tiga pelatihan, yaitu bengkel, las, dan pertukangan kami tidak bisa, karena tiga pelatihan ini bukan kategori Dinkop UMKM," tandasnya.

 

Baca juga : Pemprov Dorong Sertifikasi Halal Produk UMKM Jateng


Bagikan :

SEMARANG - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dituntut menguasai teknologi digital di era industri 4.0 agar bisa berkembang dan maju. Termasuk UMKM yang ada di pondok pesantren.

Pemprov Jateng pun memberikan pelatihan manajemen kepada para santri dari pondok pesantren se-Jateng di Aula Teratai Balai Pelatihan Kerja Dinkop dan UMKM Jateng, Selasa (2/7/2019).

Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen menyebutkan, pondok pesantren yang tersebar di Jateng memiliki beragam potensi yang dapat dikembangkan menjadi usaha yang prospektif. 

Antara lain, potensi batik di daerah Pekalongan, pertanian, peternakan, makanan ringan, serta UMKM. Namun sebagian besar santri atau pengelola UMKM di lingkungan ponpes belum paham tentang manajemen usaha, keuangan, maupun pemasaran produk.

"Apalagi sekarang sudah era industri dan digitalisasi, maka tugas kami selaku pemerintah mengenalkan pentingnya pengembangan usaha kepada santri di ponpes. Seperti manajemen usaha, keuangan, hingga pemasaran produk agar dikenal masyarakat luas," katanya.

Menurutnya, era industri 4.0 membawa peluang sekaligus tantangan bagi pelaku UMKM di Jateng, termasuk UMKM di lingkungan pondok pesantren. Karenanya, para santri juga harus mampu mengembangkan berbagai potensi yang ada, sehingga kesejahteraan santri dan pondok pesantren menjadi meningkat.

Melalui pelatihan seperti itu, kata Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Maimoen, mampu mengangkat berbagai potensi usaha yang ada di lingkungan pondok pesantren, kemudian menularkannya kepada masyarakat untuk mendorong munculnya wirausahawan di kalangan santri. 


Dijelaskan, guna menjawab persaingan global, Pemprov Jateng juga telah meluncurkan Cyber UKM Sadewa Market. Sebuah platform e-commerce yang diharapkan mampu mempertemukan semua pelaku UKM se -Jateng dalam satu wadah manajemen digital. 

Langkah tersebut, imbuh Gus Yasin, merupakan bagian dari layanan Pemprov Jateng untuk mendata UMKM, termasuk UMKM di lingkungan ponpes sekaligus membantu memasarkan produknya. 

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jateng Ema Rahmawati menambahkan, sekitar 60 peserta pelatihan manajemen bagi UMKM merupakan santri dari pondok pesantren di 22 kabupaten dan kota di Jateng. Seluruh peserta mendapatkan pengetahuan tentang manajemen dan pengembangan UMKM dari Selasa-Sabtu (2-6/7/2019). 

"Sebelumnya kami juga melatih pengelola koperasi dan toko-toko ritel pondok pesantren supaya koperasi dan toko di lingkungan ponpes bisa lebih maju," jelasnya.

Balatkop Jateng imbuh Ema, melatih berbagai keterampilan berwirausaha, seperti pelatihan manajemen keuangan, tata boga mulai dari awal hingga lanjutan, fashion termasuk membatik, jahit, dan desain, sablon, serta handycraf atau kerajinan tangan. 

"Namun untuk tiga pelatihan, yaitu bengkel, las, dan pertukangan kami tidak bisa, karena tiga pelatihan ini bukan kategori Dinkop UMKM," tandasnya.

 

Baca juga : Pemprov Dorong Sertifikasi Halal Produk UMKM Jateng


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu