Follow Us :              

Perawat Menjadi Penggerak Pembangunan Kesehatan

  12 May 2018  |   13:00:00  |   dibaca : 872 
Kategori :
Bagikan :


Perawat Menjadi Penggerak Pembangunan Kesehatan

12 May 2018 | 13:00:00 | dibaca : 872
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

SEMARANG- Perawat adalah tokoh sentral dalam memberikan pelayanan kesehatan. Mereka memiliki penting mulai dari upaya preventif, promotif, kuratif, hingga rehabilitatif kesehatan. 

Saat memeringati Hari Perawat Internasional tingkat Jawa Tengah, Sabtu (12/5), Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah, Edy Wuryanto berpandangan  pemerintah berhasil mengimplementasikan sistem Jaminan Kesehatan Nasional. Sayangnya, masih terfokus pada kuratif dan kurang memperhatikan upaya promotif, preventif dan rehabilitatif yang sesungguhnya menjadi inti dari sistem jaminan kesehatan. Akibatnya, rumah sakit penuh, antrean di puskesmas panjang, dan biaya kesehatan tinggi. Para perawat pun dituntut melayani pasien lebih banyak. 

"Masyarakat harus diajarkan bagaimana mereka berdikari dalam bidang kesehatan. Mulai dari mengenali masalah kesehatannya, dan mampu ambil keputusan tepat untuk masalah kesehatannya sendiri, mengambil langkah yang terbaik untuk kesehatannya sendiri. Dalam posisi ini  perawat adalah pendamping bagi pasien dan keluarga agar mereka berdikari dalam program kesehatan," urai dia di Marina Convention Hall, Semarang.


Di tengah pentingnya peran perawat dalam pembangunan kesehatan, lanjut dia, mereka juga berharap pemerintah bisa memberi perhatian dengan meningkatkan kualitas dan status kerja yang berkeadilan bagi perawat Indonesia. Terlebih sekarang ini jumlah perawat dan pasien yang ditangani, tidak sebanding.


Pihaknya berharap, para perawat yang statusnya masih belum ASN, bisa diangkat sebagai ASN karena ditilik dari jumlah kebutuhannya dinilai masih memungkinkan. Apabila masih terganjal dengan peraturan undang-undang ASN, dia meminta untuk dilakukan revisi. 

Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko Msi mengakui, di tengah masyarakat, perawat menjadi penggerak pembangunan kesehatan. Heru mencontohkan, perawat aktif dalam kegiatan posyandu. Mereka mensosialisasikan upaya-upaya menekan angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi. Perawat juga berupaya memberikan informasi stop pernikahan dini. 

"Pemprov Jateng dan pemerintah kabupaten/kota menyampaikan terima kasih atas kerja ikhlas para perawat. Mereka bekerja luar biasa. Mereka ikut berpikir bagaimana agar generasi muda tidak menikah dini. Mereka juga aktif di posyandu. Bagaimana ibu hamil kecukupan gizi. Seperti tadi disampaikan, tidak hanya kuratif, tapi juga preventif, promotif dan rehabilitatif," kata dia.

Sementara itu Presiden RI kelima, Megawati Soekarno Putri yang memberikan orasi ilmiahnya menyampaikan, dunia memandang perawat adalah salah satu agen perubahan yang dapat meningkatkan akses rakyat terhadap hak azasi kesehatan. Karena itu, dia berpendapat, suara perawat harus didengar sebagai bagian untuk memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia.

"Tentu saja bicara kesehatan tidak terlepas dari mereka yang disebut tenaga kesehatan, yang salah satunya perawat.  Nasib kesehatan rakyat, ada antara lain di tangan mereka. Dari promotif, preventif, kuratif, hingga rehabilitatif. Tidak mungkin jalan tanpa tenaga kesehatan," ucapnya. 

Tenaga kesehatan tentu tidak saja mereka yang bertugas di kota. Tapi juga mereka yang bertugas di pulau-pulau terluar, terpencil, termasuk daerah yang mengalami isolasi geografis. Sebab itu, tenaga kesehatan sesungguhnya bukan hanya pekerja pelayanan publik. Namun, bagi Mega, mereka adalah pejuang dan penjaga NKRI.

"Ketika saat ini kesehatan dianggap sebagai hal krusial bagi keberlangsungan hidup tiap bangsa, maka kesehatan diposisikan sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan dari isu pertahanan dan ketahanan suatu negara," tutupnya.

(Rita/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga Perawat Dorong Mandirikan Warga Ber-PHBS


Bagikan :

SEMARANG- Perawat adalah tokoh sentral dalam memberikan pelayanan kesehatan. Mereka memiliki penting mulai dari upaya preventif, promotif, kuratif, hingga rehabilitatif kesehatan. 

Saat memeringati Hari Perawat Internasional tingkat Jawa Tengah, Sabtu (12/5), Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah, Edy Wuryanto berpandangan  pemerintah berhasil mengimplementasikan sistem Jaminan Kesehatan Nasional. Sayangnya, masih terfokus pada kuratif dan kurang memperhatikan upaya promotif, preventif dan rehabilitatif yang sesungguhnya menjadi inti dari sistem jaminan kesehatan. Akibatnya, rumah sakit penuh, antrean di puskesmas panjang, dan biaya kesehatan tinggi. Para perawat pun dituntut melayani pasien lebih banyak. 

"Masyarakat harus diajarkan bagaimana mereka berdikari dalam bidang kesehatan. Mulai dari mengenali masalah kesehatannya, dan mampu ambil keputusan tepat untuk masalah kesehatannya sendiri, mengambil langkah yang terbaik untuk kesehatannya sendiri. Dalam posisi ini  perawat adalah pendamping bagi pasien dan keluarga agar mereka berdikari dalam program kesehatan," urai dia di Marina Convention Hall, Semarang.


Di tengah pentingnya peran perawat dalam pembangunan kesehatan, lanjut dia, mereka juga berharap pemerintah bisa memberi perhatian dengan meningkatkan kualitas dan status kerja yang berkeadilan bagi perawat Indonesia. Terlebih sekarang ini jumlah perawat dan pasien yang ditangani, tidak sebanding.


Pihaknya berharap, para perawat yang statusnya masih belum ASN, bisa diangkat sebagai ASN karena ditilik dari jumlah kebutuhannya dinilai masih memungkinkan. Apabila masih terganjal dengan peraturan undang-undang ASN, dia meminta untuk dilakukan revisi. 

Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko Msi mengakui, di tengah masyarakat, perawat menjadi penggerak pembangunan kesehatan. Heru mencontohkan, perawat aktif dalam kegiatan posyandu. Mereka mensosialisasikan upaya-upaya menekan angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi. Perawat juga berupaya memberikan informasi stop pernikahan dini. 

"Pemprov Jateng dan pemerintah kabupaten/kota menyampaikan terima kasih atas kerja ikhlas para perawat. Mereka bekerja luar biasa. Mereka ikut berpikir bagaimana agar generasi muda tidak menikah dini. Mereka juga aktif di posyandu. Bagaimana ibu hamil kecukupan gizi. Seperti tadi disampaikan, tidak hanya kuratif, tapi juga preventif, promotif dan rehabilitatif," kata dia.

Sementara itu Presiden RI kelima, Megawati Soekarno Putri yang memberikan orasi ilmiahnya menyampaikan, dunia memandang perawat adalah salah satu agen perubahan yang dapat meningkatkan akses rakyat terhadap hak azasi kesehatan. Karena itu, dia berpendapat, suara perawat harus didengar sebagai bagian untuk memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia.

"Tentu saja bicara kesehatan tidak terlepas dari mereka yang disebut tenaga kesehatan, yang salah satunya perawat.  Nasib kesehatan rakyat, ada antara lain di tangan mereka. Dari promotif, preventif, kuratif, hingga rehabilitatif. Tidak mungkin jalan tanpa tenaga kesehatan," ucapnya. 

Tenaga kesehatan tentu tidak saja mereka yang bertugas di kota. Tapi juga mereka yang bertugas di pulau-pulau terluar, terpencil, termasuk daerah yang mengalami isolasi geografis. Sebab itu, tenaga kesehatan sesungguhnya bukan hanya pekerja pelayanan publik. Namun, bagi Mega, mereka adalah pejuang dan penjaga NKRI.

"Ketika saat ini kesehatan dianggap sebagai hal krusial bagi keberlangsungan hidup tiap bangsa, maka kesehatan diposisikan sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan dari isu pertahanan dan ketahanan suatu negara," tutupnya.

(Rita/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga Perawat Dorong Mandirikan Warga Ber-PHBS


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu