Follow Us :              

Ganjar Dorong Perubahan Kurikulum Pendidikan

  17 October 2018  |   08:30:00  |   dibaca : 348 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Dorong Perubahan Kurikulum Pendidikan

17 October 2018 | 08:30:00 | dibaca : 348
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

YOGYAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong perubahan kurikulum pendidikan sebagai modal menghadapi revolusi industri 4.0. Hal tersebut dia sampaikan dalam Musrenbang Regional Jawa dan Bali di Yogyakarta, Rabu (17/10/2018). 

Ganjar mengatakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia saat ini menjadi poin penting bagi Indonesia. Terlebih dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Ada dua pilihannya, mengikuti langkah revolusi atau justru memilih jalan evolusi. 

"Menghadapi revolusi industri 4.0 harus dengan revolusi jangan evolusi. Maka kalau opsi kita menghadapinya dengan evolusi yang biasa-biasa saja maka akibat yang ditanggung kita akan tertinggal," kata Ganjar. 

Dalam acara Musrenbang Regional Jawa dan Bali yang diselenggarakan pada 16 - 19 Oktober tersebut hadir Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Banten, Wahidin, Kepala Bappeda se Jawa dan Bali serta seluruh bupati/walikota se-DIY. Hadir juga perwakilan dari Bappenas, Kementerian Perindustrian serta anggota DPR RI komisi X. 

Untuk peningkatan SDM, kata Ganjar maka sektor pendidikan melalui kurikulumnya harus melakukan akselerasi dengan zaman secara cepat. Dia mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengambil keputusan politis terkait langkah pendidikan tersebut. 

"Kalau kita menghadapinya dengan revolusi dan basisnya adalah SDM, ubah kurikulum dengan cepat, berikan insentif pada sistem pendidikan yang baik. Kurikulum harus adaptif. Akses yang punya potensi ekspor harus mendapatkan tempat dominan," katanya. 

Ganjar memberi contoh, jika SMK otomotif ketika hendak praktek maka mobil yang digunakan mestinya mobil seri baru bukannya mobil keluaran lama agar mampu bersaing dalam dunia pekerjaan, terlebih jika hendak terjun jadi wirausaha.

"Maka bagaimana cara mendampingi mereka, akses permodalan meningkatkan kapasitas sampai cara menjual. Maka kita bicara e-commerce. Karena saat ini Kita semua bicara e-commerce," katanya. 

Sementara itu, Deputi Bidang Pembangunan Bappenas Rudi Supriyadi Prawiradinata mengatakan komponen kebutuhan yang paling signifikan menunjang pertumbuhan industri 4.0 adalah kebutuhan tersier yaitu jasa.

"Ini yang harus kita waspadai. Maka infrastruktur harus disiapkan, dari SDM, jaringan internet, jalan, karena semua akses yang menghubungkan harus bisa dijangkau dengan mudah," katanya. 
(Ibra/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Cocokkan “Link” SMK dan Industri


Bagikan :

YOGYAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong perubahan kurikulum pendidikan sebagai modal menghadapi revolusi industri 4.0. Hal tersebut dia sampaikan dalam Musrenbang Regional Jawa dan Bali di Yogyakarta, Rabu (17/10/2018). 

Ganjar mengatakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia saat ini menjadi poin penting bagi Indonesia. Terlebih dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Ada dua pilihannya, mengikuti langkah revolusi atau justru memilih jalan evolusi. 

"Menghadapi revolusi industri 4.0 harus dengan revolusi jangan evolusi. Maka kalau opsi kita menghadapinya dengan evolusi yang biasa-biasa saja maka akibat yang ditanggung kita akan tertinggal," kata Ganjar. 

Dalam acara Musrenbang Regional Jawa dan Bali yang diselenggarakan pada 16 - 19 Oktober tersebut hadir Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Banten, Wahidin, Kepala Bappeda se Jawa dan Bali serta seluruh bupati/walikota se-DIY. Hadir juga perwakilan dari Bappenas, Kementerian Perindustrian serta anggota DPR RI komisi X. 

Untuk peningkatan SDM, kata Ganjar maka sektor pendidikan melalui kurikulumnya harus melakukan akselerasi dengan zaman secara cepat. Dia mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengambil keputusan politis terkait langkah pendidikan tersebut. 

"Kalau kita menghadapinya dengan revolusi dan basisnya adalah SDM, ubah kurikulum dengan cepat, berikan insentif pada sistem pendidikan yang baik. Kurikulum harus adaptif. Akses yang punya potensi ekspor harus mendapatkan tempat dominan," katanya. 

Ganjar memberi contoh, jika SMK otomotif ketika hendak praktek maka mobil yang digunakan mestinya mobil seri baru bukannya mobil keluaran lama agar mampu bersaing dalam dunia pekerjaan, terlebih jika hendak terjun jadi wirausaha.

"Maka bagaimana cara mendampingi mereka, akses permodalan meningkatkan kapasitas sampai cara menjual. Maka kita bicara e-commerce. Karena saat ini Kita semua bicara e-commerce," katanya. 

Sementara itu, Deputi Bidang Pembangunan Bappenas Rudi Supriyadi Prawiradinata mengatakan komponen kebutuhan yang paling signifikan menunjang pertumbuhan industri 4.0 adalah kebutuhan tersier yaitu jasa.

"Ini yang harus kita waspadai. Maka infrastruktur harus disiapkan, dari SDM, jaringan internet, jalan, karena semua akses yang menghubungkan harus bisa dijangkau dengan mudah," katanya. 
(Ibra/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Cocokkan “Link” SMK dan Industri


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu