Follow Us :              

Selain Ekonomi, Pemprov Jateng Dorong Pesantren Tingkatkan Bidang Kesehatan

  26 October 2018  |   19:00:00  |   dibaca : 261 
Kategori :
Bagikan :


Selain Ekonomi, Pemprov Jateng Dorong Pesantren Tingkatkan Bidang Kesehatan

26 October 2018 | 19:00:00 | dibaca : 261
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jateng terus mendorong keberadaan pos kesehatan pesantren (Poskestren) di lingkungan pondok pesantren. Dengan adanya Poskestren, kondisi kesehatan warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya semakin terjaga.

"Selain meningkatkan sektor ekonomi, program Pemprov Jateng lima tahun ke depan diantaranya mendorong pembangunan pos kesehatan di pondok pesantren," ujar Wakil Gubernur Jateng H Taj Yasin Maimoen saat menjadi narasumber "Warung Germas" di Stasiun TVRI Jateng, Jumat (26/10/2018).

Talk show bertema "Santri Sehat Negara Kuat" dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional itu, hadir pula sebagai narasumber pengasuh ponpes Al Muayyad Surakarta, KH Drs Dian Nafi MPd, pakar kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat ( Undip) DR dr  Sutopo Patriajati.

Wakil Gubernur menjelaskan, sebagian besar atau rata-rata fasilitas kesehatan semacam Poskestren masih minim. Karenanya program rumah sakit tanpa dinding akan terus didorong guna memantau kesehatan santri di lingkungan ponpes.
 
"Pemprov Jateng mengalakkan program rumah sakit tanpa dinding. Artinya dahulu orang sakit datang ke rumah sakit untuk berobat, sekarang diubah dokter yang mendatangi pasien," terangnya.

Gus Yasin menegaskan, kesehatan dan kebersihan sangat penting bagi semua. Bahkan dalam Islam juga mengajarkan mengenai kebersihan termasuk bagaimana adab buang air besar dan lainnya. Karenanya seluruh masyarakat diharapkan menggalakkan kebersihan, terlebih kebersihan merupakan sebagian dari iman.

Ponpes sebagai lembaga pendidikan agama berperan penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Diharapkan para santri dan pengelola pesantren dapat menjadi penggerak motivator dan inovator dalam pembangunan kesehatan, sekaligus menjadi teladan dalam berperilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat sekitar

DR dr Sutopo Patriajati menjelaskan, Poskestren merupakan bentuk program pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan sekaligus wujud upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) di lingkungan pondok pesantren. 
 
Poskestren mengusung prinsip dari, oleh, dan untuk warga pondok pesantren dengan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif. Namun demikian prinsip kemandirian harus ditonjolkan. 

Menurutnya, faktor penting agar kesehatan santri senantiasa terjaga, antara lain harus  selalu menjaga kebersihan lingkungan pesantren, para santri menerapkan perilaku hidup sehat, asupan gizi tercukupi terlebih usia para santri sebagian besar masa pertumbuhan.

Idealnya setiap ponpes terdapat pos kesehatan pesantren (Poskestren). Namun dari sekitar 4.800 ponpes yang tersebar di Jateng dengan jumlah santri kurang lebih 620 ribu orang, hanya sekitar 10 persen ponpes yang menyediakan fasilitas Poskestren.

"Idealnya ada Poskestren di setiap pondik pesantren, dan ini menjadi PR cukup berat," katanya.

Sementara itu, Pengasuh Ponpes Al Muayyad Dian Nafi menyampaikan pondok pesantren dihuni sebanyak 886 santri dan 157 tenaga pendidik. Terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari menengah pertama, madrasah Aliyah hingga program khusus pesantren mahasiswa.

Berbagai upaya dilakukan Ponpes Al Muayyad Surakarta guna menjaga kesehatan santri. Antara lain teratur berolahraga, pihak ponpes selalu memperhatikan menu makanan yang dikonsumsi santri, donor darah secara rutin, serta membersihkan bak mandi sedikitnya tujuh hari sekali, serta menjaga kebersihan lingkungan ponpes, terutama menyangkut jamban karena kesehatan dimulai dari jamban.

"Kami juga sering menggandeng dokter untuk mnngecek langsung kondisi kesehatan santri. Biasanya anak-anak TK mulai dari kesehatan kuku, mata, dan organ lainnya, hingga santri mahasiswa. Karena pencegahan lebih penting sebelum penyakit menyerang," terangnya.

Selain itu, tidak kalah menarik adalah aktivitas santri di organisasi Santri Sahabat Bumi. Pada organisasi bidang lingkungan tersebut, santri belajar mengenai pertanian organik yang bersifat ramah lingkungan, mengelola sampah, menjaga kelestarian alam, menanam pohon sebagai aset alam dan lainnya.
(Marni/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Sehat Dimulai Dari Aktivitas Fisik Setiap Hari


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jateng terus mendorong keberadaan pos kesehatan pesantren (Poskestren) di lingkungan pondok pesantren. Dengan adanya Poskestren, kondisi kesehatan warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya semakin terjaga.

"Selain meningkatkan sektor ekonomi, program Pemprov Jateng lima tahun ke depan diantaranya mendorong pembangunan pos kesehatan di pondok pesantren," ujar Wakil Gubernur Jateng H Taj Yasin Maimoen saat menjadi narasumber "Warung Germas" di Stasiun TVRI Jateng, Jumat (26/10/2018).

Talk show bertema "Santri Sehat Negara Kuat" dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional itu, hadir pula sebagai narasumber pengasuh ponpes Al Muayyad Surakarta, KH Drs Dian Nafi MPd, pakar kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat ( Undip) DR dr  Sutopo Patriajati.

Wakil Gubernur menjelaskan, sebagian besar atau rata-rata fasilitas kesehatan semacam Poskestren masih minim. Karenanya program rumah sakit tanpa dinding akan terus didorong guna memantau kesehatan santri di lingkungan ponpes.
 
"Pemprov Jateng mengalakkan program rumah sakit tanpa dinding. Artinya dahulu orang sakit datang ke rumah sakit untuk berobat, sekarang diubah dokter yang mendatangi pasien," terangnya.

Gus Yasin menegaskan, kesehatan dan kebersihan sangat penting bagi semua. Bahkan dalam Islam juga mengajarkan mengenai kebersihan termasuk bagaimana adab buang air besar dan lainnya. Karenanya seluruh masyarakat diharapkan menggalakkan kebersihan, terlebih kebersihan merupakan sebagian dari iman.

Ponpes sebagai lembaga pendidikan agama berperan penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Diharapkan para santri dan pengelola pesantren dapat menjadi penggerak motivator dan inovator dalam pembangunan kesehatan, sekaligus menjadi teladan dalam berperilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat sekitar

DR dr Sutopo Patriajati menjelaskan, Poskestren merupakan bentuk program pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan sekaligus wujud upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) di lingkungan pondok pesantren. 
 
Poskestren mengusung prinsip dari, oleh, dan untuk warga pondok pesantren dengan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif. Namun demikian prinsip kemandirian harus ditonjolkan. 

Menurutnya, faktor penting agar kesehatan santri senantiasa terjaga, antara lain harus  selalu menjaga kebersihan lingkungan pesantren, para santri menerapkan perilaku hidup sehat, asupan gizi tercukupi terlebih usia para santri sebagian besar masa pertumbuhan.

Idealnya setiap ponpes terdapat pos kesehatan pesantren (Poskestren). Namun dari sekitar 4.800 ponpes yang tersebar di Jateng dengan jumlah santri kurang lebih 620 ribu orang, hanya sekitar 10 persen ponpes yang menyediakan fasilitas Poskestren.

"Idealnya ada Poskestren di setiap pondik pesantren, dan ini menjadi PR cukup berat," katanya.

Sementara itu, Pengasuh Ponpes Al Muayyad Dian Nafi menyampaikan pondok pesantren dihuni sebanyak 886 santri dan 157 tenaga pendidik. Terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari menengah pertama, madrasah Aliyah hingga program khusus pesantren mahasiswa.

Berbagai upaya dilakukan Ponpes Al Muayyad Surakarta guna menjaga kesehatan santri. Antara lain teratur berolahraga, pihak ponpes selalu memperhatikan menu makanan yang dikonsumsi santri, donor darah secara rutin, serta membersihkan bak mandi sedikitnya tujuh hari sekali, serta menjaga kebersihan lingkungan ponpes, terutama menyangkut jamban karena kesehatan dimulai dari jamban.

"Kami juga sering menggandeng dokter untuk mnngecek langsung kondisi kesehatan santri. Biasanya anak-anak TK mulai dari kesehatan kuku, mata, dan organ lainnya, hingga santri mahasiswa. Karena pencegahan lebih penting sebelum penyakit menyerang," terangnya.

Selain itu, tidak kalah menarik adalah aktivitas santri di organisasi Santri Sahabat Bumi. Pada organisasi bidang lingkungan tersebut, santri belajar mengenai pertanian organik yang bersifat ramah lingkungan, mengelola sampah, menjaga kelestarian alam, menanam pohon sebagai aset alam dan lainnya.
(Marni/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Sehat Dimulai Dari Aktivitas Fisik Setiap Hari


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu