Follow Us :              

Kesejahteraan Guru Agama Jadi Perhatian Serius Pemprov Jateng

  15 January 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 408 
Kategori :
Bagikan :


Kesejahteraan Guru Agama Jadi Perhatian Serius Pemprov Jateng

15 January 2019 | 09:00:00 | dibaca : 408
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG - Peningkatan dan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pendidikan formal maupun nonformal, merupakan salah satu program Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) hingga lima tahun ke depan. Khususnya pada bidang pendidikan agama guna membentuk generasi berkarakter kuat dan berakhlakul karimah.

"SDM Jateng perlu ditingkatkan, salah satu upayanya adalah dengan meningkatkan penghasilan para pengajar keagamaan di Madin, TPQ, maupun pesantren," ujar Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen saat memberi pengarahan pada rapat koordinasi pendidikan keagamaan di ruang rapat lantai 2 Kantor Gubernur Jateng, Selasa (15/1/2019).

Menurutnya, pendidikan agama sebagai nilai yang memiliki sumbangsih besar terhadap negara, mulai sebelum Indonesia merdeka hingga sekarang. Dengan terlaksananya program ini, maka pemerintah hadir dalam hal pendidikan dan perhatian terhadap para pengajar pendidikan agama di berbagai lembaga pendidikan.

"Saya ingin seluruh guru pendidikan agama diperhatikan, termasuk soal pendapatannya. Pendidik agama yang mengajarkan dengan baik dan tepat tentang Islam yang rahmatan lil alamin. Apalagi sampai sekarang banyak muncul pemikiran-pemikiran radikal atau paham yang mengarah pada terorisme dan perpecahan persatuan," beber pria yang akrab disapa Gus Yasin itu.

Dia berharap, dengan adanya insentif untuk guru Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Alquran (TPQ) atau guru-guru pendidik agama lain, kualitas pendidikan di Jateng kian meningkat. Sehingga, para peserta didik tidak hanya memahami Islam secara agama, melainkan juga mempraktikkan apa yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada kesempatan tersebut, mantan anggota DPRD Jateng itu menegaskan selain pemberian insentif pengajar keagamaan, Pemprov Jateng juga memberikan kesempatan bagi anak-anak penghafal Alquran untuk mendapatkan bantuan di bidang pendidikan. "Kalau ada anak-anak yang telah menghafalkan Alquran, seyogyanya diberikan sedikit penghargaan kepada mereka," imbuhnya.

Plt Kepala Biro Kesra Setda Jateng Slamet Imam Ihwandi menyebutkan, untuk peningkatan pelayanan pendidikan di bidang keagamaan, mulai 2019 Pemprov Jateng akan memberikan bantuan insentif pengajar bagi guru, serta ustad dan ustadzah Madin dan pesantren sebanyak 171.131orang dengan total anggaran kurang lebih sebesar Rp205 miliar. 

"Langkah-langkah yang sudah dilakukan antara lain, validasi data penerima di semua kabupaten yang dilakukan oleh tim yang terdiri dari Biro Kesra, Kanwil Kemenag, dan Tim Santri Gayeng," terangnya.
 

Baca juga : Tinggal di Panti Jangan Lantas Minder


Bagikan :

SEMARANG - Peningkatan dan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pendidikan formal maupun nonformal, merupakan salah satu program Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) hingga lima tahun ke depan. Khususnya pada bidang pendidikan agama guna membentuk generasi berkarakter kuat dan berakhlakul karimah.

"SDM Jateng perlu ditingkatkan, salah satu upayanya adalah dengan meningkatkan penghasilan para pengajar keagamaan di Madin, TPQ, maupun pesantren," ujar Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen saat memberi pengarahan pada rapat koordinasi pendidikan keagamaan di ruang rapat lantai 2 Kantor Gubernur Jateng, Selasa (15/1/2019).

Menurutnya, pendidikan agama sebagai nilai yang memiliki sumbangsih besar terhadap negara, mulai sebelum Indonesia merdeka hingga sekarang. Dengan terlaksananya program ini, maka pemerintah hadir dalam hal pendidikan dan perhatian terhadap para pengajar pendidikan agama di berbagai lembaga pendidikan.

"Saya ingin seluruh guru pendidikan agama diperhatikan, termasuk soal pendapatannya. Pendidik agama yang mengajarkan dengan baik dan tepat tentang Islam yang rahmatan lil alamin. Apalagi sampai sekarang banyak muncul pemikiran-pemikiran radikal atau paham yang mengarah pada terorisme dan perpecahan persatuan," beber pria yang akrab disapa Gus Yasin itu.

Dia berharap, dengan adanya insentif untuk guru Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Alquran (TPQ) atau guru-guru pendidik agama lain, kualitas pendidikan di Jateng kian meningkat. Sehingga, para peserta didik tidak hanya memahami Islam secara agama, melainkan juga mempraktikkan apa yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada kesempatan tersebut, mantan anggota DPRD Jateng itu menegaskan selain pemberian insentif pengajar keagamaan, Pemprov Jateng juga memberikan kesempatan bagi anak-anak penghafal Alquran untuk mendapatkan bantuan di bidang pendidikan. "Kalau ada anak-anak yang telah menghafalkan Alquran, seyogyanya diberikan sedikit penghargaan kepada mereka," imbuhnya.

Plt Kepala Biro Kesra Setda Jateng Slamet Imam Ihwandi menyebutkan, untuk peningkatan pelayanan pendidikan di bidang keagamaan, mulai 2019 Pemprov Jateng akan memberikan bantuan insentif pengajar bagi guru, serta ustad dan ustadzah Madin dan pesantren sebanyak 171.131orang dengan total anggaran kurang lebih sebesar Rp205 miliar. 

"Langkah-langkah yang sudah dilakukan antara lain, validasi data penerima di semua kabupaten yang dilakukan oleh tim yang terdiri dari Biro Kesra, Kanwil Kemenag, dan Tim Santri Gayeng," terangnya.
 

Baca juga : Tinggal di Panti Jangan Lantas Minder


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu