Follow Us :              

Terbukti Optimal Tarik Wisatawan, Pemprov Jateng Perbanyak Event Pariwisata

  04 February 2019  |   10:00:00  |   dibaca : 280 
Kategori :
Bagikan :


Terbukti Optimal Tarik Wisatawan, Pemprov Jateng Perbanyak Event Pariwisata

04 February 2019 | 10:00:00 | dibaca : 280
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG – Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Sinoeng Nugroho Rachmadi mengatakan, gelaran event pariwisata ternyata menjadi magnet bagi para wisatawan untuk berkunjung. Berkaca dari hal itu, pihaknya akan mengambil kebijakan baru untuk mendongkrak kunjungan wisatawan ke Jateng. Salah satunya dengan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat melalui gelaran event.

"Siapapun yang memiliki ide atau event yang potensial pasti akan kami dukung. Selain itu, kami juga akan memaksimalkan industri kreatif dan promosi wisata dengan sosial media dan mengajak anak muda pelaku dan juga sebagai penikmat wisata," paparnya.

Dia mencontohkan, pada tahun 2017 lalu, kunjungan wisatawan di Taman Balekambang Solo lebih banyak dibanding kunjungan ke Candi Prambanan. "Tahun 2017, kunjungan wisatawan di Taman Balekambang Solo mencapai 2,5 juta, sementara wisatawan yang ke Prambanan hanya 910 ribu. Bahkan jumlah pengunjung Taman Balekambang hampir menyaingi Borobudur yang hanya 2,9 juta wisatawan," kata Sinoeng, Senin (4/2/2019).

Padahal, kata dia, Taman Balekambang hanya destinasi wisata biasa saja. Namun karena banyak event yang sering digelar, sehingga menyedot lebih banyak wisatawan dibanding Prambanan. "Event yang rutin digelar di Taman Balekambang adalah Sendratari Ramayana. Selain event itu, setiap hari libur juga pasti ada event di taman itu sehingga menarik banyak kunjungan wisata," terangnya.

Disinggung mengenai target kunjungan wisatawan, tahun 2019 ini pihaknya menargetkan ada 1,2 juta wisatawan asing (Wisman) datang ke Jateng. Sementara untuk wisatawan lokal, ditargetkan sebanyak 40 juta lebih. "Kami optimistis target itu akan tercapai. Kami sudah siapkan sejumlah event, baik dari kabupaten/kota, Pemprov Jateng dan event nasional," tegasnya.

Berkaitan dengan penurunan Wisman di tahun 2018 sebanyak 13,37 persen dibanding tahun 2017, Sinoeng mengatakan jika hal itu terjadi dikarenakan beberapa faktor. Pertama, karena pada Februari 2018 Bandara Adi Soemarmo Solo yang tidak melayani penerbangan internasional lagi. Selain itu, banyaknya event internasional di Yogyakarta yang tidak digelar pada 2018 juga berdampak ke Jateng.

"Belum lagi banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia juga cukup berpengaruh. Lalu ada revitalisasi di Kota Lama (Semarang) yang belum selesai juga memberikan dampak signifikan, mengingat Kota Lama memiliki daya tarik cukup besar," tukasnya.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta Disporapar Jateng untuk menggenjot gelaran event berskala internasional di Jateng. Sebab menurutnya, event merupakan cara paling ampuh untuk menarik wisatawan, khususnya Wisman.

"Perbanyak event, promosi juga harus terus ditingkatkan. Promosi ini harus menyeluruh, tidak hanya mengajak Wisman ke obyek wisata terkenal saja seperti Prambanan dan Borobudur, mereka bisa diajak piknik ke banyak tempat wisata Jateng yang lainnya. Kan kita punya banyak destinasi wisata yang menarik," kata dia.

Minimal, lanjut Ganjar, karena Pelabuhan dan Bandaranya ada di Semarang, maka daerah di sekitar Semarang juga harus ditawarkan. Apalagi, dengan lancarnya transportasi saat ini, bisa juga Wisman diajak berkeliling Jateng. "Dengan adanya tol sekarang Semarang-Solo kan hanya satu jam, maka bisa saja Wisman itu digeret ke Solo, Kabupaten Semarang, Jepara, Kudus, Pekalongan atau kota lainnya. Kalau ini dilakukan, maka pariwisata Jateng yang lain juga akan terdongkrak," terangnya.

(Bowo/Himawan/Humas Jateng)

 

Baca juga : Ganjar Makin Optimis Magelang Jadi 'Bali' Baru di Indonesia


Bagikan :

SEMARANG – Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Sinoeng Nugroho Rachmadi mengatakan, gelaran event pariwisata ternyata menjadi magnet bagi para wisatawan untuk berkunjung. Berkaca dari hal itu, pihaknya akan mengambil kebijakan baru untuk mendongkrak kunjungan wisatawan ke Jateng. Salah satunya dengan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat melalui gelaran event.

"Siapapun yang memiliki ide atau event yang potensial pasti akan kami dukung. Selain itu, kami juga akan memaksimalkan industri kreatif dan promosi wisata dengan sosial media dan mengajak anak muda pelaku dan juga sebagai penikmat wisata," paparnya.

Dia mencontohkan, pada tahun 2017 lalu, kunjungan wisatawan di Taman Balekambang Solo lebih banyak dibanding kunjungan ke Candi Prambanan. "Tahun 2017, kunjungan wisatawan di Taman Balekambang Solo mencapai 2,5 juta, sementara wisatawan yang ke Prambanan hanya 910 ribu. Bahkan jumlah pengunjung Taman Balekambang hampir menyaingi Borobudur yang hanya 2,9 juta wisatawan," kata Sinoeng, Senin (4/2/2019).

Padahal, kata dia, Taman Balekambang hanya destinasi wisata biasa saja. Namun karena banyak event yang sering digelar, sehingga menyedot lebih banyak wisatawan dibanding Prambanan. "Event yang rutin digelar di Taman Balekambang adalah Sendratari Ramayana. Selain event itu, setiap hari libur juga pasti ada event di taman itu sehingga menarik banyak kunjungan wisata," terangnya.

Disinggung mengenai target kunjungan wisatawan, tahun 2019 ini pihaknya menargetkan ada 1,2 juta wisatawan asing (Wisman) datang ke Jateng. Sementara untuk wisatawan lokal, ditargetkan sebanyak 40 juta lebih. "Kami optimistis target itu akan tercapai. Kami sudah siapkan sejumlah event, baik dari kabupaten/kota, Pemprov Jateng dan event nasional," tegasnya.

Berkaitan dengan penurunan Wisman di tahun 2018 sebanyak 13,37 persen dibanding tahun 2017, Sinoeng mengatakan jika hal itu terjadi dikarenakan beberapa faktor. Pertama, karena pada Februari 2018 Bandara Adi Soemarmo Solo yang tidak melayani penerbangan internasional lagi. Selain itu, banyaknya event internasional di Yogyakarta yang tidak digelar pada 2018 juga berdampak ke Jateng.

"Belum lagi banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia juga cukup berpengaruh. Lalu ada revitalisasi di Kota Lama (Semarang) yang belum selesai juga memberikan dampak signifikan, mengingat Kota Lama memiliki daya tarik cukup besar," tukasnya.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta Disporapar Jateng untuk menggenjot gelaran event berskala internasional di Jateng. Sebab menurutnya, event merupakan cara paling ampuh untuk menarik wisatawan, khususnya Wisman.

"Perbanyak event, promosi juga harus terus ditingkatkan. Promosi ini harus menyeluruh, tidak hanya mengajak Wisman ke obyek wisata terkenal saja seperti Prambanan dan Borobudur, mereka bisa diajak piknik ke banyak tempat wisata Jateng yang lainnya. Kan kita punya banyak destinasi wisata yang menarik," kata dia.

Minimal, lanjut Ganjar, karena Pelabuhan dan Bandaranya ada di Semarang, maka daerah di sekitar Semarang juga harus ditawarkan. Apalagi, dengan lancarnya transportasi saat ini, bisa juga Wisman diajak berkeliling Jateng. "Dengan adanya tol sekarang Semarang-Solo kan hanya satu jam, maka bisa saja Wisman itu digeret ke Solo, Kabupaten Semarang, Jepara, Kudus, Pekalongan atau kota lainnya. Kalau ini dilakukan, maka pariwisata Jateng yang lain juga akan terdongkrak," terangnya.

(Bowo/Himawan/Humas Jateng)

 

Baca juga : Ganjar Makin Optimis Magelang Jadi 'Bali' Baru di Indonesia


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu