Follow Us :              

Lewat Legenda Borobudur, Pemerintah Dongkrak Kunjungan Wisman

  15 February 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 504 
Kategori :
Bagikan :


Lewat Legenda Borobudur, Pemerintah Dongkrak Kunjungan Wisman

15 February 2019 | 09:00:00 | dibaca : 504
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

YOGYAKARTA - Pemerintah terus menggenjot kunjungan wisata ke Candi Borobudur sebagai salah satu dari sepuluh destinasi wisata prioritas nasional. Pasalnya, jumlah wisatawan mancanegara yang melancong ke candi Buddha terbesar di Tanah Air itu hanya berkisar sepersepuluh jika dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Angkor Wat, Kamboja. 

"Angkor Wat itu 2,5 juta kunjungan pada tahun 2018, sedangkan Borobudur hanya 250 ribu, hanya sepersepuluh," terang Menteri Pariwisata RI Arief Yahya saat menghadiri Seminar Legenda Borobudur di Royal Ambarukmo, Yogyakarta, Jumat (15/2/2019).

Arief menjelaskan, branding Angkor Wat sebagai "The Lost City" sukses membuat wisatawan mancanegara penasaran dan ingin menyaksikannya secara langsung. Pesona Angkor Wat yang ditayangkan melalui film-film terkenal juga semakin mendongkrak kunjungan wisata.

"Angkor Wat selalu dicitrakan sebagai The Lost City. Setidaknya ada sepuluh film besar yang mempopulerkan Angkor Wat, seperti Tom Raider dan Indiana Jones, belum lagi novel-novelnya. Angkor Wat lebih populer dan lebih banyak dipromosikan dibanding Borobudur," jelasnya.

Arief ingin, upaya mempromosikan Borobudur pun dapat dilakukan secara kekinian. Legenda Borobudur perlu dikemas secara milenial agar destinasi wisata tersebut semakin populer, termasuk di kalangan kaum muda. "Saya berharap seminar legenda Borobudur bisa menghasilkan kisah dan narasi yang lebih imajinatif, lebih populer dan milenial. Adakan lomba karena dalam lomba itu ada involvement atau partisipasi," harapnya.

Dia mencontohkan, lomba menulis legenda Borobudur rencananya diselenggarakan pada triwulan kedua tahun ini. Pihaknya juga ingin menyelenggarakan lomba vlog Borobudur yang melibatkan generasi milenial sebagai pesertanya. Terlebih, inbound travelers yang melancong ke Indonesia sebagian besar adalah kaum muda. 

Arief menambahkan, tidak hanya mempromosikan Borobudur dengan cara kekinian kepada wisatawan, pemerintah juga mendorong aksesibilitas menuju Borobudur. Karena saat ini akses melalui Bandara Adi Sucipto masih terbatas dengan kapasitas berkisar 1,5 juta orang.

Apabila bandara baru di Provinsi DI Yogyakarta telah selesai, Arief yakin target dua juta kunjungan wisatawan mancenegara ke Borobudur dapat dicapai. "Saya menjanjikan kepada Pak Presiden kalau bandara selesai, lima tahun kemudian jumlah wismannya adalah dua juta. Artinya, akan ada devisa sebesar Rp 2 miliar US Dollar," bebernya.

Senada dengan Arief, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen juga mendukung peningkatan aksesibilitas untuk mendongkrak kunjungan wisata ke Borobudur. "Semoga cepat terealisasi dan beroperasi bandara baru di Yogyakarta. Tapi yang menjadi tantangan kita bandara ini ada di Kulonprogo yang aksesnya terhadap destinasi wisata di sekitar bandara, seperti Borobudur dan Prambanan memang perlu dipikirkan secara matang. Saya setuju akses jalan juga harus dikembangkan," ujarnya.

Gus Yasin, sapaan akrab wagub, menjelaskan, pemerintah pusat bersama dengan Pemprov Jateng dan Pemprov DIY merencanakan adanya akses baru untuk menuju ke sejumlah destinasi wisata. "Kami memikirkan akses baru yang memudahkan akses destinasi wisata Borobudur dengan destinasi wisata pendukung lainnya. Yang akan kita laksanakan yaitu pembangunan jalan tol Semarang-Jogja yang langsung melalui Magelang," pungkasnya.

 

Baca juga : Borobudur Marathon 2018, Sportourism Dipadukan Kearifan Lokal


Bagikan :

YOGYAKARTA - Pemerintah terus menggenjot kunjungan wisata ke Candi Borobudur sebagai salah satu dari sepuluh destinasi wisata prioritas nasional. Pasalnya, jumlah wisatawan mancanegara yang melancong ke candi Buddha terbesar di Tanah Air itu hanya berkisar sepersepuluh jika dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Angkor Wat, Kamboja. 

"Angkor Wat itu 2,5 juta kunjungan pada tahun 2018, sedangkan Borobudur hanya 250 ribu, hanya sepersepuluh," terang Menteri Pariwisata RI Arief Yahya saat menghadiri Seminar Legenda Borobudur di Royal Ambarukmo, Yogyakarta, Jumat (15/2/2019).

Arief menjelaskan, branding Angkor Wat sebagai "The Lost City" sukses membuat wisatawan mancanegara penasaran dan ingin menyaksikannya secara langsung. Pesona Angkor Wat yang ditayangkan melalui film-film terkenal juga semakin mendongkrak kunjungan wisata.

"Angkor Wat selalu dicitrakan sebagai The Lost City. Setidaknya ada sepuluh film besar yang mempopulerkan Angkor Wat, seperti Tom Raider dan Indiana Jones, belum lagi novel-novelnya. Angkor Wat lebih populer dan lebih banyak dipromosikan dibanding Borobudur," jelasnya.

Arief ingin, upaya mempromosikan Borobudur pun dapat dilakukan secara kekinian. Legenda Borobudur perlu dikemas secara milenial agar destinasi wisata tersebut semakin populer, termasuk di kalangan kaum muda. "Saya berharap seminar legenda Borobudur bisa menghasilkan kisah dan narasi yang lebih imajinatif, lebih populer dan milenial. Adakan lomba karena dalam lomba itu ada involvement atau partisipasi," harapnya.

Dia mencontohkan, lomba menulis legenda Borobudur rencananya diselenggarakan pada triwulan kedua tahun ini. Pihaknya juga ingin menyelenggarakan lomba vlog Borobudur yang melibatkan generasi milenial sebagai pesertanya. Terlebih, inbound travelers yang melancong ke Indonesia sebagian besar adalah kaum muda. 

Arief menambahkan, tidak hanya mempromosikan Borobudur dengan cara kekinian kepada wisatawan, pemerintah juga mendorong aksesibilitas menuju Borobudur. Karena saat ini akses melalui Bandara Adi Sucipto masih terbatas dengan kapasitas berkisar 1,5 juta orang.

Apabila bandara baru di Provinsi DI Yogyakarta telah selesai, Arief yakin target dua juta kunjungan wisatawan mancenegara ke Borobudur dapat dicapai. "Saya menjanjikan kepada Pak Presiden kalau bandara selesai, lima tahun kemudian jumlah wismannya adalah dua juta. Artinya, akan ada devisa sebesar Rp 2 miliar US Dollar," bebernya.

Senada dengan Arief, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen juga mendukung peningkatan aksesibilitas untuk mendongkrak kunjungan wisata ke Borobudur. "Semoga cepat terealisasi dan beroperasi bandara baru di Yogyakarta. Tapi yang menjadi tantangan kita bandara ini ada di Kulonprogo yang aksesnya terhadap destinasi wisata di sekitar bandara, seperti Borobudur dan Prambanan memang perlu dipikirkan secara matang. Saya setuju akses jalan juga harus dikembangkan," ujarnya.

Gus Yasin, sapaan akrab wagub, menjelaskan, pemerintah pusat bersama dengan Pemprov Jateng dan Pemprov DIY merencanakan adanya akses baru untuk menuju ke sejumlah destinasi wisata. "Kami memikirkan akses baru yang memudahkan akses destinasi wisata Borobudur dengan destinasi wisata pendukung lainnya. Yang akan kita laksanakan yaitu pembangunan jalan tol Semarang-Jogja yang langsung melalui Magelang," pungkasnya.

 

Baca juga : Borobudur Marathon 2018, Sportourism Dipadukan Kearifan Lokal


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu