Follow Us :              

Beri Semangat, Gus Yasin Ajak Penghuni Panti Ini Menyanyi "Rumah Kita"

  19 February 2019  |   14:00:00  |   dibaca : 1461 
Kategori :
Bagikan :


Beri Semangat, Gus Yasin Ajak Penghuni Panti Ini Menyanyi "Rumah Kita"

19 February 2019 | 14:00:00 | dibaca : 1461
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

SRAGEN - "Oh, bunda ada dan tiada dirimu kan selalu ada di dalam hatiku..." Begitulah lirik lagu "Bunda" yang dipopulerkan Melly Goeslaw saat dinyanyikan para remaja putri penghuni Rumah Pelayanan Sosial Anak (RPSA) Pamardi Siwi Sragen, Selasa (19/2/2019). Suasana haru biru seketika menyelimuti dan tetesan air mata luruh di wajah mereka. Sembari terisak, mereka seolah hanyut dalam kenangan tentang orang tua mereka.

Ya, dari seratus orang remaja putri yang tinggal di RPSA Pawardi Siwi, beberapa di antaranya adalah anak yatim, sedangkan lainnya adalah anak dari keluarga tidak mampu sehingga dititipkan di panti tersebut.

Tidak ingin melihat mereka berlama-lama larut dalam kesedihan, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen yang hadir berkunjung ke RPSA Pawardi Siwi itu kemudian mengelus lembut bahu beberapa gadis cilik yang tampak masih terisak. Setelah berbincang singkat, pria yang akrab disapa Gus Yasin itu pun mengajak mereka bernyanyi bersama. Tanpa canggung, mantan anggota DPRD Provinsi Jateng itu menyanyikan lirik lagu "Rumah Kita."

Suasana pun menjadi lebih ceria ketika Gus Yasin mulai mengajak para remaja putri berdialog. Gus Yasin bertanya, fasilitas apa yang saat ini mereka butuhkan. Mereka kompak menjawab, komputer adalah fasilitas yang paling dibutuhkan saat ini. Karena di RPSA tersebut, hanya ada tiga komputer untuk mendukung kegiatan belajar seratus orang anggota panti. Mendengar penjelasan itu, Gus Yasin berencana memberikan bantuan komputer untuk mereka.

"Insya Allah minggu depan ada tambahan komputer. Semoga bisa bermanfaat untuk anak-anak belajar," ujarnya langsung disambut tepuk tangan riuh para remaja di pant tersebut.

Kepada Gus Yasin, Kepala Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Intelektual (PPSDI) Raharjo Sragen yang juga membawahi RPSA Pawardi Siwi, Tetty Nyuhadarwati mengatakan bahwa RPSA tersebut berhasil mencetak anak-anak berprestasi. Meski sebagian besar mereka lahir dari keluarga tidak mampu secara ekonomi, namun dengan semangat belajar yang tinggi, beberapa penghuni panti menjadi juara di kelas. 

Selain itu, sepuluh orang di antara mereka juga sukses khatam Alquran. Di RPSA Pawardi Siwi memang rutin dilaksanakan program bimbingan agama tiga kali setiap minggunya, meski belum ada guru khusus yang mengajar agar mereka mudah menghafal Alquran. 

Mendengarkan penjelasan Tetty, putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu pun mengacungi jempol. Gus Yasin mengaku bangga karena meski tinggal di RPSA, semangat berprestasi mereka tetap tinggi. Dia juga mendukung adanya guru pembimbing khusus agar para anggota panti dapat mudah menghafal Alquran.

"Adik-adik yang hafal Alquran ini harus terus disemangati. Kebetulan Pemprov Jateng saat ini yang hafal Alquran 30 juz insya Allah kita kasih hadiah. Ini bentuk bahwa pemerintah memerhatikan," bebernya.

Gus Yasin berpendapat, pada era globalisasi saat ini, menjadi seseorang yang pintar saja tidaklah cukup. Pendidikan budi pekerti sangat penting untuk diberikan kepada kaum muda agar mereka mampu meghormati orang-orang di sekelilingnya dan tidak berperilaku semena-mena.

"Sekarang pintar saja tidak cukup, maka budi pekerti itu penting. Golek wong jujur saiki angel (Mencari orang jujur sekarang susah). Saya juga yakin di sini dididik bersosialisasi dan belajar berempati. Ketika ada teman yang sakit, juga ikut merasakan sakit," ujarnya.

Di RPSA Pawardi Siwi, Gus Yasin juga meninjau tujuh kamar yang ditempati para remaja yang menempati panti. Rata-rata setiap kamar di tempat itu dihuni 12 orang. 

Usai berkunjung ke RPSA Pawardi Siwi, Gus Yasin dan rombongan bertolak meninjau PPSDI Raharjo Sragen. Pihaknya berpendapat, rasa kekeluargaan di panti itu begitu kental terasa. Kebersamaan itulah yang patut disyukuri oleh para penghuni panti. 

Gus Yasin berpesan, meski menyandang disabilitas, jangan pernah merasa berkecil hati dan patah semangat. Karena setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan.

"Saya ingat paman saya memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK). Tetangga saya di Pudak Payung ada yang berkebutuhan khusus. Salatnya rajin sekali, saya kalah. Tiap saya ke masjid, dia pasti hadir. Jangan bersedih hati, kita di sini adalah keluarga dan inilah kebersamaan yang ada," ujarnya.

Sembari berkeliling di panti, Gus Yasin juga menyaksikan langsung sejumlah anggota panti yang tengah berlatih berbagai keterampilan. Di antaranya membuat gantungan baju, menjahit, dan membuat keset.

 

Baca juga : Edukasi Pranikah Minimalisir Kasus Anak Terlantar


Bagikan :

SRAGEN - "Oh, bunda ada dan tiada dirimu kan selalu ada di dalam hatiku..." Begitulah lirik lagu "Bunda" yang dipopulerkan Melly Goeslaw saat dinyanyikan para remaja putri penghuni Rumah Pelayanan Sosial Anak (RPSA) Pamardi Siwi Sragen, Selasa (19/2/2019). Suasana haru biru seketika menyelimuti dan tetesan air mata luruh di wajah mereka. Sembari terisak, mereka seolah hanyut dalam kenangan tentang orang tua mereka.

Ya, dari seratus orang remaja putri yang tinggal di RPSA Pawardi Siwi, beberapa di antaranya adalah anak yatim, sedangkan lainnya adalah anak dari keluarga tidak mampu sehingga dititipkan di panti tersebut.

Tidak ingin melihat mereka berlama-lama larut dalam kesedihan, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen yang hadir berkunjung ke RPSA Pawardi Siwi itu kemudian mengelus lembut bahu beberapa gadis cilik yang tampak masih terisak. Setelah berbincang singkat, pria yang akrab disapa Gus Yasin itu pun mengajak mereka bernyanyi bersama. Tanpa canggung, mantan anggota DPRD Provinsi Jateng itu menyanyikan lirik lagu "Rumah Kita."

Suasana pun menjadi lebih ceria ketika Gus Yasin mulai mengajak para remaja putri berdialog. Gus Yasin bertanya, fasilitas apa yang saat ini mereka butuhkan. Mereka kompak menjawab, komputer adalah fasilitas yang paling dibutuhkan saat ini. Karena di RPSA tersebut, hanya ada tiga komputer untuk mendukung kegiatan belajar seratus orang anggota panti. Mendengar penjelasan itu, Gus Yasin berencana memberikan bantuan komputer untuk mereka.

"Insya Allah minggu depan ada tambahan komputer. Semoga bisa bermanfaat untuk anak-anak belajar," ujarnya langsung disambut tepuk tangan riuh para remaja di pant tersebut.

Kepada Gus Yasin, Kepala Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Intelektual (PPSDI) Raharjo Sragen yang juga membawahi RPSA Pawardi Siwi, Tetty Nyuhadarwati mengatakan bahwa RPSA tersebut berhasil mencetak anak-anak berprestasi. Meski sebagian besar mereka lahir dari keluarga tidak mampu secara ekonomi, namun dengan semangat belajar yang tinggi, beberapa penghuni panti menjadi juara di kelas. 

Selain itu, sepuluh orang di antara mereka juga sukses khatam Alquran. Di RPSA Pawardi Siwi memang rutin dilaksanakan program bimbingan agama tiga kali setiap minggunya, meski belum ada guru khusus yang mengajar agar mereka mudah menghafal Alquran. 

Mendengarkan penjelasan Tetty, putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu pun mengacungi jempol. Gus Yasin mengaku bangga karena meski tinggal di RPSA, semangat berprestasi mereka tetap tinggi. Dia juga mendukung adanya guru pembimbing khusus agar para anggota panti dapat mudah menghafal Alquran.

"Adik-adik yang hafal Alquran ini harus terus disemangati. Kebetulan Pemprov Jateng saat ini yang hafal Alquran 30 juz insya Allah kita kasih hadiah. Ini bentuk bahwa pemerintah memerhatikan," bebernya.

Gus Yasin berpendapat, pada era globalisasi saat ini, menjadi seseorang yang pintar saja tidaklah cukup. Pendidikan budi pekerti sangat penting untuk diberikan kepada kaum muda agar mereka mampu meghormati orang-orang di sekelilingnya dan tidak berperilaku semena-mena.

"Sekarang pintar saja tidak cukup, maka budi pekerti itu penting. Golek wong jujur saiki angel (Mencari orang jujur sekarang susah). Saya juga yakin di sini dididik bersosialisasi dan belajar berempati. Ketika ada teman yang sakit, juga ikut merasakan sakit," ujarnya.

Di RPSA Pawardi Siwi, Gus Yasin juga meninjau tujuh kamar yang ditempati para remaja yang menempati panti. Rata-rata setiap kamar di tempat itu dihuni 12 orang. 

Usai berkunjung ke RPSA Pawardi Siwi, Gus Yasin dan rombongan bertolak meninjau PPSDI Raharjo Sragen. Pihaknya berpendapat, rasa kekeluargaan di panti itu begitu kental terasa. Kebersamaan itulah yang patut disyukuri oleh para penghuni panti. 

Gus Yasin berpesan, meski menyandang disabilitas, jangan pernah merasa berkecil hati dan patah semangat. Karena setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan.

"Saya ingat paman saya memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK). Tetangga saya di Pudak Payung ada yang berkebutuhan khusus. Salatnya rajin sekali, saya kalah. Tiap saya ke masjid, dia pasti hadir. Jangan bersedih hati, kita di sini adalah keluarga dan inilah kebersamaan yang ada," ujarnya.

Sembari berkeliling di panti, Gus Yasin juga menyaksikan langsung sejumlah anggota panti yang tengah berlatih berbagai keterampilan. Di antaranya membuat gantungan baju, menjahit, dan membuat keset.

 

Baca juga : Edukasi Pranikah Minimalisir Kasus Anak Terlantar


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu