Follow Us :              

Kalangan Santri Harus Terdepan Jadi Penangkal Radikalisme

  20 February 2019  |   10:00:00  |   dibaca : 1820 
Kategori :
Bagikan :


Kalangan Santri Harus Terdepan Jadi Penangkal Radikalisme

20 February 2019 | 10:00:00 | dibaca : 1820
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

KEBUMEN - Para santri harus menjadi penangkal pertama gerakan radikalisme dan terorisme yang terus berupaya memecah belah umat Islam, maupun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen saat membuka Seminar Anti Radikalisme dengan tema Membangun Ukhuwah Menangkal Radikalisme di Pondok Pesantren Al Hasani Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Rabu (20/2/2019) siang.

Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Maimoen, merasa bersyukur karena pondok pesantren masih menjadi garda terdepan menangkal paham radikalisme dan terorisme. Meski, hal itu sebenarnya menjadi kewajiban bersama masyarakat.

Gus Yasin juga berharap, para santri maupun Pemprov, akan menjadi benteng penjaga NKRI. Dia meminta, para aparatur sipil negara (ASN) yang berasal dari kalangan santri memperlihatkan jatidirinya dan bersama-sama ikut menangkal gerakan radikalisme maupun terorisme.

"Kami akan mengirim surat ke pesantren-pesantren agar bisa kami kenalkan ke instansi terkait. Selain karena sudah diakui jenjang pendidikannya, mereka bisa diikutsertakan dalam penerimaan ASN," tandasnya.

Ahmad Nasrullah dari Forum Komunikasi Kyai Santri Cinta NKRI selaku penyelenggara acara tersebut menjelaskan, forum itu dibentuk karena keresahan adanya takmir masjid, musala maupun kyai kampung yang kurang memahami dan menjalankan ideologi Pancasila. Padahal, Pancasila merupakan bentukan ulama. "Kalau sepertiganya saja paham mereka bukan Pancasila, Indonesia akan jadi Syuriah ketiga," tukasnya.

Dia juga mencontohkan pesan Mbah Hamid Kajoran. Jika ada orang zaman sekarang mengamalkan sila ke dua saja, sudah kelasnya wali. Mbah Hamid bahkan menggunakan lagu Padamu Negeri pengganti pujian setelah azan, sebagai kecintaannya terhadap NKRI.

"Mbah Hamid belum akan memulai dan menjadi imam salat, jika santri belum selesai Padamu Negeri dilantunkan," tandasnya di depan para tamu maupun undangan.

Dalam kesempatan itu, Gus Yasin menyerahkan bantuan dari Baznas Provinsi Jateng sebesar Rp40 juta untuk SMK Mutiara Kebumen, dan Rp40 juta untuk rehab gedung MI Sendangdalem Kecamatan Padureso Kebumen.

 

Baca juga : Gus Yasin: Santri Harus Bangga dengan Kesantriannya


Bagikan :

KEBUMEN - Para santri harus menjadi penangkal pertama gerakan radikalisme dan terorisme yang terus berupaya memecah belah umat Islam, maupun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen saat membuka Seminar Anti Radikalisme dengan tema Membangun Ukhuwah Menangkal Radikalisme di Pondok Pesantren Al Hasani Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Rabu (20/2/2019) siang.

Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Maimoen, merasa bersyukur karena pondok pesantren masih menjadi garda terdepan menangkal paham radikalisme dan terorisme. Meski, hal itu sebenarnya menjadi kewajiban bersama masyarakat.

Gus Yasin juga berharap, para santri maupun Pemprov, akan menjadi benteng penjaga NKRI. Dia meminta, para aparatur sipil negara (ASN) yang berasal dari kalangan santri memperlihatkan jatidirinya dan bersama-sama ikut menangkal gerakan radikalisme maupun terorisme.

"Kami akan mengirim surat ke pesantren-pesantren agar bisa kami kenalkan ke instansi terkait. Selain karena sudah diakui jenjang pendidikannya, mereka bisa diikutsertakan dalam penerimaan ASN," tandasnya.

Ahmad Nasrullah dari Forum Komunikasi Kyai Santri Cinta NKRI selaku penyelenggara acara tersebut menjelaskan, forum itu dibentuk karena keresahan adanya takmir masjid, musala maupun kyai kampung yang kurang memahami dan menjalankan ideologi Pancasila. Padahal, Pancasila merupakan bentukan ulama. "Kalau sepertiganya saja paham mereka bukan Pancasila, Indonesia akan jadi Syuriah ketiga," tukasnya.

Dia juga mencontohkan pesan Mbah Hamid Kajoran. Jika ada orang zaman sekarang mengamalkan sila ke dua saja, sudah kelasnya wali. Mbah Hamid bahkan menggunakan lagu Padamu Negeri pengganti pujian setelah azan, sebagai kecintaannya terhadap NKRI.

"Mbah Hamid belum akan memulai dan menjadi imam salat, jika santri belum selesai Padamu Negeri dilantunkan," tandasnya di depan para tamu maupun undangan.

Dalam kesempatan itu, Gus Yasin menyerahkan bantuan dari Baznas Provinsi Jateng sebesar Rp40 juta untuk SMK Mutiara Kebumen, dan Rp40 juta untuk rehab gedung MI Sendangdalem Kecamatan Padureso Kebumen.

 

Baca juga : Gus Yasin: Santri Harus Bangga dengan Kesantriannya


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu