Follow Us :              

Mendunia, Ganjar Sebut Rambut Palsu Made In Purbalingga Membanggakan

  12 March 2019  |   11:30:00  |   dibaca : 1577 
Kategori :
Bagikan :


Mendunia, Ganjar Sebut Rambut Palsu Made In Purbalingga Membanggakan

12 March 2019 | 11:30:00 | dibaca : 1577
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

PURBALINGGA - Inovasi dan kreasi rambut palsu seperti sanggul dan wig di Kabupaten Purbalingga kian menggeliat dan memikat. Bahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun bangga dengan model rambut palsu yang selalu mengikuti tren dan mendunia.

"Ini adalah produk kebanggaan dari Purbalingga. Ternyata wig-wig ini diekspor dan merupakan produk yang luar biasa bahkan ini juga home industry," ujarnya di sela tinjauan stand pameran UMKM Musrenbangwil eks-Keresidenan Banyumas, di Purbalingga, Selasa (12/3/2019).

Orang nomor satu di Jateng itu semakin bangga dengan rambut palsu produksi Purbalingga. Pasalnya, selain pemasarannya telah merambah berbagai negara di penjuru dunia, ratusan industri rumahan yang tersebar di Desa Karangbanjar itu mampu menyerap puluhan ribu tenaga kerja lokal.

Dia berharap, dengan pembangunan Bandara Jenderal Besar Jenderal Soedirman semakin meningkatkan berbagai industri dan UMKM di Purbalingga dan sekitarnya. Termasuk beragam produk ekspor asal Purbalingga, Banyumas, dan daerah sekitarnya. Seperti industri rambut palsu, bulu mata, knalpot, gula semut, kopi, kuliner, serta lainnya. "Mudah-mudahan begitu bandara selesai, ada banyak orang datang ke sini dan ekspor semakin meningkat," harapnya.

Salah satu perajin rambut palsu, Riyanto menyebutkan, usaha rambut palsu yabg didapat dari orang tuanya itu semakin hari kian berkembang. Pemasaran rambut sanggul yang diproduksi tidak hanya merambah daerah sekitar seperti Jakarta dan Surabaya, serta luar pulau, juga menembus negara Suriname yang ada di Benua Amerika.

"Pemasaran almahdulillah semakin meluas dengan penjualan sekitar 200-300 konde per bulan. Harganya terjangkau, paling murah Rp15 ribu dan paling mahal Rp30 ribu per konde," katanya.

Peraih rekor MURI tahun 2003 sebagai pemrakarsa pembuatan sanggul terbesar dengan diameter 2,8 meter dan panjang 3 meter itu, menjelaskan industri rambut palsu di Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga yang ada sejak tahun 1952, kini telah meningkat menjadi sekitar 1.500 usaha rumahan rambut palsu baik sanggul maupun wig.

Produksi rambut palsu warga Karangbanjar, kata dia, selama ini terkendala oleh pasokan bahan baku yang terbatas. Bahan baku beragam rambut palsu terdiri dari dua jenis, yaitu rambut asli seharga Rp900 ribu per kologram dan bahan baku sintesis baru dan limbah dengan harga sintesis baru Rp60 ribu per kilogram sedangkan sintesis limbah Rp30 ribu per kilogram.

"Kalau bahan baku banyak, produksi kami tingkatkan. Sedangkan kalai bahan baku sedang sulit atau kurang kami juga mengurangi produksi," kata Riyanto.

 

Baca juga : Ganjar Sumringah Temukan Produk Penganan dari Tepung Mocaf


Bagikan :

PURBALINGGA - Inovasi dan kreasi rambut palsu seperti sanggul dan wig di Kabupaten Purbalingga kian menggeliat dan memikat. Bahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun bangga dengan model rambut palsu yang selalu mengikuti tren dan mendunia.

"Ini adalah produk kebanggaan dari Purbalingga. Ternyata wig-wig ini diekspor dan merupakan produk yang luar biasa bahkan ini juga home industry," ujarnya di sela tinjauan stand pameran UMKM Musrenbangwil eks-Keresidenan Banyumas, di Purbalingga, Selasa (12/3/2019).

Orang nomor satu di Jateng itu semakin bangga dengan rambut palsu produksi Purbalingga. Pasalnya, selain pemasarannya telah merambah berbagai negara di penjuru dunia, ratusan industri rumahan yang tersebar di Desa Karangbanjar itu mampu menyerap puluhan ribu tenaga kerja lokal.

Dia berharap, dengan pembangunan Bandara Jenderal Besar Jenderal Soedirman semakin meningkatkan berbagai industri dan UMKM di Purbalingga dan sekitarnya. Termasuk beragam produk ekspor asal Purbalingga, Banyumas, dan daerah sekitarnya. Seperti industri rambut palsu, bulu mata, knalpot, gula semut, kopi, kuliner, serta lainnya. "Mudah-mudahan begitu bandara selesai, ada banyak orang datang ke sini dan ekspor semakin meningkat," harapnya.

Salah satu perajin rambut palsu, Riyanto menyebutkan, usaha rambut palsu yabg didapat dari orang tuanya itu semakin hari kian berkembang. Pemasaran rambut sanggul yang diproduksi tidak hanya merambah daerah sekitar seperti Jakarta dan Surabaya, serta luar pulau, juga menembus negara Suriname yang ada di Benua Amerika.

"Pemasaran almahdulillah semakin meluas dengan penjualan sekitar 200-300 konde per bulan. Harganya terjangkau, paling murah Rp15 ribu dan paling mahal Rp30 ribu per konde," katanya.

Peraih rekor MURI tahun 2003 sebagai pemrakarsa pembuatan sanggul terbesar dengan diameter 2,8 meter dan panjang 3 meter itu, menjelaskan industri rambut palsu di Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga yang ada sejak tahun 1952, kini telah meningkat menjadi sekitar 1.500 usaha rumahan rambut palsu baik sanggul maupun wig.

Produksi rambut palsu warga Karangbanjar, kata dia, selama ini terkendala oleh pasokan bahan baku yang terbatas. Bahan baku beragam rambut palsu terdiri dari dua jenis, yaitu rambut asli seharga Rp900 ribu per kologram dan bahan baku sintesis baru dan limbah dengan harga sintesis baru Rp60 ribu per kilogram sedangkan sintesis limbah Rp30 ribu per kilogram.

"Kalau bahan baku banyak, produksi kami tingkatkan. Sedangkan kalai bahan baku sedang sulit atau kurang kami juga mengurangi produksi," kata Riyanto.

 

Baca juga : Ganjar Sumringah Temukan Produk Penganan dari Tepung Mocaf


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu