Follow Us :              

Kesabaran Guru Antarkan Sukses Anak Bangsa

  16 April 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 787 
Kategori :
Bagikan :


Kesabaran Guru Antarkan Sukses Anak Bangsa

16 April 2019 | 09:00:00 | dibaca : 787
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SRAGEN - Berprofesi sebagai guru keagamaan bukanlah suatu keterpaksaan, melainkan panggilan jiwa. Tanpa pamrih, guru Madrasah Diniyah (Madin), TPQ, maupun ustas/ustazah berjuang dengan penuh kesabaran mengajarkan ilmu agama dan mendidik karakter anak bangsa.

Perjuangan para guru agama membuahkan hasil ketika siswa-siswi yang dididik menjadi orang sukses dan benar-benar memahami ilmu agama yang diajarkan. Kesabaran dalam berjuang mengajarkan ilmu agama juga dapat diteladani dari kisah Imam Syafi'i.

"Kula ngertos guru Madin, TPQ lan pondok pesantren niku tiyangipun (Saya tahu guru Madin, TPQ dan pondok pesantren itu orangnya) sabar-sabar. Kula yakin murid-murid panjenengan bakale sukses, sebab kula emut Imam Syafi'i niku sabar menawi ngajar (Saya yakin, murid-murid anda akan sukses, sebab saya ingat Imam Syafi'i itu sabar kalau mengajar)," terang Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat menghadiri Silaturahmi Wakil Gubernur Jawa Tengah dengan Ustaz/Ustazah Kabupaten Sragen dan Karanganyar di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Quran, Selasa (16/4/2019).


"Ngajar materi niku dibolan-baleni 40 kali mergo muride dereng paham, nanging Imam Syafi'i mboten putus asa (Mengajarkan materi itu diulang-ulang 40 kali karena muridnya belum paham, tapi Imam Syafi'i tidak putus asa)," ujar pria yang akrab disapa Gus Yasin itu.

Dia menyebutkan, Pemprov Jateng mengapresiasi jerih payah guru Madin, TPQ dan ustaz/ustazah dalam mengajarkan ilmu agama dan mendidik karakter anak bangsa. Apresiasi itu diwujudkan dengan pengalokasian anggaran Rp205,35 miliar sebagai bantuan insentif kepada 171.131 guru keagamaan di 35 kabupaten/kota pada tahun ini. "Bantuan menika insya Allah per tiga bulan dipun cairaken (Bantuan ini insya Allah per tiga bulan dicairkan)," jelasnya.

Putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu berharap, dengan diberikannya insentif tersebut, para guru agama semakin bersemangat dalam mendidik generasi muda yang berkarakter. Terlebih, saat ini ancaman radikalisme, terorisme, narkoba, berita bohong atau hoax dan ujaran kebencian berpotensi memecah belah bangsa. Untuk itu, guru Madin, TPQ dan ustaz/ustazah perlu membentengi generasi muda dengan pemahaman agama yang baik dan menanamkan budi pekerti luhur.

"Paham radikal, terorisme, intoleransi, bahaya narkoba menghantui kita semua. Ini bisa kita atasi kalau masyarakat benar-benar paham dengan agama. Mula, panjenengan kula suwun ngajar sing tenanan (Oleh sebab itu, anda saya mohon mengajar dengan betul-betul)," pesannya.

Plt Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Provinsi Jateng Ahyani membeberkan, jumlah guru keagamaan di Kabupaten Sragen yang menerima bantuan insentif pada tahun ini sebanyak 4.119 orang. Sementara itu, total guru keagamaan se-Jateng yang menerima bantuan insentif pada tahun 2020, akan bertambah menjadi sekitar 215.000 orang.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur yang berkenan mengalokasikam anggaran cukup signifikan untuk kesejahteraan guru TPQ, Madin, maupun pengasuh pondok pesantren. Karena teman-teman kami ini menjadi guru TPQ, Madin, atau pengasuh ponpes itu bukanlah suatu keterpaksaan, tetapi pilihan," ujarnya.

Senada dengan Ahyani, salah seorang guru Madin dari Kecamatan Masaran, Sragen, Yayuk bersyukur karena Pemprov Jateng memberikan bantuan insentif untuk guru keagamaan. "Alhamdulillah, pemerintah memperhatikan kesejahteraan kami guru agama. Mudah-mudahan berkah dan ke depan ini bisa ditambah," paparnya.

Saat menyerahkan bantuan itu, penampilan 'istimewa' Gus Yasin juga dipuji oleh Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Pasalnya, Gus Yasin hadir dengan mengenakan sarung goyor, produk unggulan khas kabupaten berjuluk Bumi Sukowati itu.

"Dalem saestu remen (Saya benar-benar senang) karena beliau hari ini ngagem (memakai) sarung goyor dari Kabupaten  Sragen. Sarung dari Kabupaten yang tentu saja kalau dipakai adem. Mugi-mugi (Semoga) Bapak kerso ngagem (bersedia memakai) di mana pun Bapak bertugas agar saget dados (bisa jadi) brand ambassador Kabupaten Sragen mengenai sarung goyor ini," ujarnya sembari tersenyum.

 

Baca juga : Insentif Guru Ngaji Sempat Dianggap Janji Manis Belaka, Gus Yasin: Tetep Mboten Ngapusi


Bagikan :

SRAGEN - Berprofesi sebagai guru keagamaan bukanlah suatu keterpaksaan, melainkan panggilan jiwa. Tanpa pamrih, guru Madrasah Diniyah (Madin), TPQ, maupun ustas/ustazah berjuang dengan penuh kesabaran mengajarkan ilmu agama dan mendidik karakter anak bangsa.

Perjuangan para guru agama membuahkan hasil ketika siswa-siswi yang dididik menjadi orang sukses dan benar-benar memahami ilmu agama yang diajarkan. Kesabaran dalam berjuang mengajarkan ilmu agama juga dapat diteladani dari kisah Imam Syafi'i.

"Kula ngertos guru Madin, TPQ lan pondok pesantren niku tiyangipun (Saya tahu guru Madin, TPQ dan pondok pesantren itu orangnya) sabar-sabar. Kula yakin murid-murid panjenengan bakale sukses, sebab kula emut Imam Syafi'i niku sabar menawi ngajar (Saya yakin, murid-murid anda akan sukses, sebab saya ingat Imam Syafi'i itu sabar kalau mengajar)," terang Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat menghadiri Silaturahmi Wakil Gubernur Jawa Tengah dengan Ustaz/Ustazah Kabupaten Sragen dan Karanganyar di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Quran, Selasa (16/4/2019).


"Ngajar materi niku dibolan-baleni 40 kali mergo muride dereng paham, nanging Imam Syafi'i mboten putus asa (Mengajarkan materi itu diulang-ulang 40 kali karena muridnya belum paham, tapi Imam Syafi'i tidak putus asa)," ujar pria yang akrab disapa Gus Yasin itu.

Dia menyebutkan, Pemprov Jateng mengapresiasi jerih payah guru Madin, TPQ dan ustaz/ustazah dalam mengajarkan ilmu agama dan mendidik karakter anak bangsa. Apresiasi itu diwujudkan dengan pengalokasian anggaran Rp205,35 miliar sebagai bantuan insentif kepada 171.131 guru keagamaan di 35 kabupaten/kota pada tahun ini. "Bantuan menika insya Allah per tiga bulan dipun cairaken (Bantuan ini insya Allah per tiga bulan dicairkan)," jelasnya.

Putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu berharap, dengan diberikannya insentif tersebut, para guru agama semakin bersemangat dalam mendidik generasi muda yang berkarakter. Terlebih, saat ini ancaman radikalisme, terorisme, narkoba, berita bohong atau hoax dan ujaran kebencian berpotensi memecah belah bangsa. Untuk itu, guru Madin, TPQ dan ustaz/ustazah perlu membentengi generasi muda dengan pemahaman agama yang baik dan menanamkan budi pekerti luhur.

"Paham radikal, terorisme, intoleransi, bahaya narkoba menghantui kita semua. Ini bisa kita atasi kalau masyarakat benar-benar paham dengan agama. Mula, panjenengan kula suwun ngajar sing tenanan (Oleh sebab itu, anda saya mohon mengajar dengan betul-betul)," pesannya.

Plt Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Provinsi Jateng Ahyani membeberkan, jumlah guru keagamaan di Kabupaten Sragen yang menerima bantuan insentif pada tahun ini sebanyak 4.119 orang. Sementara itu, total guru keagamaan se-Jateng yang menerima bantuan insentif pada tahun 2020, akan bertambah menjadi sekitar 215.000 orang.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur yang berkenan mengalokasikam anggaran cukup signifikan untuk kesejahteraan guru TPQ, Madin, maupun pengasuh pondok pesantren. Karena teman-teman kami ini menjadi guru TPQ, Madin, atau pengasuh ponpes itu bukanlah suatu keterpaksaan, tetapi pilihan," ujarnya.

Senada dengan Ahyani, salah seorang guru Madin dari Kecamatan Masaran, Sragen, Yayuk bersyukur karena Pemprov Jateng memberikan bantuan insentif untuk guru keagamaan. "Alhamdulillah, pemerintah memperhatikan kesejahteraan kami guru agama. Mudah-mudahan berkah dan ke depan ini bisa ditambah," paparnya.

Saat menyerahkan bantuan itu, penampilan 'istimewa' Gus Yasin juga dipuji oleh Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Pasalnya, Gus Yasin hadir dengan mengenakan sarung goyor, produk unggulan khas kabupaten berjuluk Bumi Sukowati itu.

"Dalem saestu remen (Saya benar-benar senang) karena beliau hari ini ngagem (memakai) sarung goyor dari Kabupaten  Sragen. Sarung dari Kabupaten yang tentu saja kalau dipakai adem. Mugi-mugi (Semoga) Bapak kerso ngagem (bersedia memakai) di mana pun Bapak bertugas agar saget dados (bisa jadi) brand ambassador Kabupaten Sragen mengenai sarung goyor ini," ujarnya sembari tersenyum.

 

Baca juga : Insentif Guru Ngaji Sempat Dianggap Janji Manis Belaka, Gus Yasin: Tetep Mboten Ngapusi


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu