Follow Us :              

Pada Penyuluh Pertanian, Ganjar: Sampeyan Kudu Dadi Sontoloyo!

  02 July 2019  |   13:00:00  |   dibaca : 1210 
Kategori :
Bagikan :


Pada Penyuluh Pertanian, Ganjar: Sampeyan Kudu Dadi Sontoloyo!

02 July 2019 | 13:00:00 | dibaca : 1210
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SALATIGA - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta para penyuluh pertanian di Jawa Tengah menjadi Sontoloyo. Bukan beralih profesi sebagai penggembala bebek sesuai makna Sontoloyo yang sebenarnya, namun Ganjar meminta cara kerja Sontoloyo dalam menggembala bebek yang ditiru.

Pernyataan itu disampaikan Ganjar kepada ribuan penyuluh pertanian Jateng yang mengikuti acara Konser Karya Ilmiah Nasional 2019 di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Selasa (2/7/2019).

"Untuk mengoptimalkan pertanian Jateng agar maju, para penyuluh ini berada dalam garda terdepan. Lalu apa yang harus dilakukan? Sampeyan kabeh kudu dadi Sontoloyo (semuanya harus menjadi penggembala bebek)," kata Ganjar disambut tawa para peserta.

Ganjar mencontohkan bagaimana para pengembala bebek di desa yang disebut Sontoloyo itu dalam bekerja. Ia mampu mengawal ratusan bahkan ribuan bebek hanya menggunakan tongkat kecil.

"Si Sontoloyo ini dengan kemampuan yang dia miliki mampu menuntun bebek menuju tempat mencari makan hingga pulang ke rumah. Ketika ada bebek di tengah jalan yang keluar jalur, ia luruskan kembali. Dia dengan sabar mengawasi bebek-bebeknya itu supaya berada dalam jalan yang benar," terang Ganjar.  

Begitulah seharusnya lanjut dia, seorang penyuluh pertanian bekerja. Mereka harus bisa menjadi seperti Sontoloyo yang mengawal, mendampingi, membina dan menyukseskan semua program pertanian yang ada.

"Selain itu, para penyuluh ini juga harus bisa mengarahkan, memastikan politik pertanian dari pusat dilaksanakan dengan baik di tingkat bawah. Misalnya politik pertanian nasional mengatakan swasembada beras, maka hal itu harus diterjemahkan sampai ke tingkat bawah," tegasnya.

Dengan teknis yang dimiliki, kompetensi dan integritas, Ganjar yakin para penyuluh pertanian Jateng mampu menjadi Sontoloyo yang berhasil membawa kemajuan pertanian Jateng.

"Yang membantu para petani sukses ya para Sontoloyo ini. Para penyuluh mesti mendampingi dan mengarahkan mereka, cara tanam yang bagus harus bagaimana, tidak boleh menggunakan pupuk berlebih, manajemen harus benar, pemasaran harus bagus dan sebagainya," tegasnya.

Selain soal pendampingan, Ganjar juga meminta para penyuluh untuk memaksimalkan kemajuan teknologi informasi. Mereka diminta sadar dengan kemajuan teknologi itu dan menularkan kepada para petani tentang pemanfaatan teknologi dalam setiap proses pertanian.

Tanpa teknologi lanjut dia, maka pertanian Jateng akan terus tertinggal. Sumber daya manusia dan lahan kian terbatas, tidak bisa kalau tidak memanfaatkan teknologi.

"Penyuluh harus melek teknologi, meskipun banyak yang sudah tua-tua. Pemanfaatan teknologi ini untuk memudahkan dalam pendampingan kepada para petani, sekaligus membantu mereka naik kelas," tegasnya.

Penggunaan teknologi lanjut Ganjar dapat dilakukan penyuluh untuk menyelesaikan dua aspek, yakni di sisi hulu tentang peningkatan produktivitas, dan di sisi hilir tentang pemasaran.

"Jadi jangan hanya bicara peningkatan produktivitas saja, bagaimana pemasaran produk juga harus diperhatikan. Sekarang sudah banyak aplikasi yang dapat digunakan, Pemprov Jateng juga sudah punya seperti Sihati, Rego Pantes dan lain sebagainya. Dari aplikasi itu, dapat digunakan untuk mengecek harga terbaik dari hasil pertanian yang ada," pungkasnya.

 

Baca juga : Butuh Peran HAGI dalam Pembangunan Infrastuktur


Bagikan :

SALATIGA - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta para penyuluh pertanian di Jawa Tengah menjadi Sontoloyo. Bukan beralih profesi sebagai penggembala bebek sesuai makna Sontoloyo yang sebenarnya, namun Ganjar meminta cara kerja Sontoloyo dalam menggembala bebek yang ditiru.

Pernyataan itu disampaikan Ganjar kepada ribuan penyuluh pertanian Jateng yang mengikuti acara Konser Karya Ilmiah Nasional 2019 di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Selasa (2/7/2019).

"Untuk mengoptimalkan pertanian Jateng agar maju, para penyuluh ini berada dalam garda terdepan. Lalu apa yang harus dilakukan? Sampeyan kabeh kudu dadi Sontoloyo (semuanya harus menjadi penggembala bebek)," kata Ganjar disambut tawa para peserta.

Ganjar mencontohkan bagaimana para pengembala bebek di desa yang disebut Sontoloyo itu dalam bekerja. Ia mampu mengawal ratusan bahkan ribuan bebek hanya menggunakan tongkat kecil.

"Si Sontoloyo ini dengan kemampuan yang dia miliki mampu menuntun bebek menuju tempat mencari makan hingga pulang ke rumah. Ketika ada bebek di tengah jalan yang keluar jalur, ia luruskan kembali. Dia dengan sabar mengawasi bebek-bebeknya itu supaya berada dalam jalan yang benar," terang Ganjar.  

Begitulah seharusnya lanjut dia, seorang penyuluh pertanian bekerja. Mereka harus bisa menjadi seperti Sontoloyo yang mengawal, mendampingi, membina dan menyukseskan semua program pertanian yang ada.

"Selain itu, para penyuluh ini juga harus bisa mengarahkan, memastikan politik pertanian dari pusat dilaksanakan dengan baik di tingkat bawah. Misalnya politik pertanian nasional mengatakan swasembada beras, maka hal itu harus diterjemahkan sampai ke tingkat bawah," tegasnya.

Dengan teknis yang dimiliki, kompetensi dan integritas, Ganjar yakin para penyuluh pertanian Jateng mampu menjadi Sontoloyo yang berhasil membawa kemajuan pertanian Jateng.

"Yang membantu para petani sukses ya para Sontoloyo ini. Para penyuluh mesti mendampingi dan mengarahkan mereka, cara tanam yang bagus harus bagaimana, tidak boleh menggunakan pupuk berlebih, manajemen harus benar, pemasaran harus bagus dan sebagainya," tegasnya.

Selain soal pendampingan, Ganjar juga meminta para penyuluh untuk memaksimalkan kemajuan teknologi informasi. Mereka diminta sadar dengan kemajuan teknologi itu dan menularkan kepada para petani tentang pemanfaatan teknologi dalam setiap proses pertanian.

Tanpa teknologi lanjut dia, maka pertanian Jateng akan terus tertinggal. Sumber daya manusia dan lahan kian terbatas, tidak bisa kalau tidak memanfaatkan teknologi.

"Penyuluh harus melek teknologi, meskipun banyak yang sudah tua-tua. Pemanfaatan teknologi ini untuk memudahkan dalam pendampingan kepada para petani, sekaligus membantu mereka naik kelas," tegasnya.

Penggunaan teknologi lanjut Ganjar dapat dilakukan penyuluh untuk menyelesaikan dua aspek, yakni di sisi hulu tentang peningkatan produktivitas, dan di sisi hilir tentang pemasaran.

"Jadi jangan hanya bicara peningkatan produktivitas saja, bagaimana pemasaran produk juga harus diperhatikan. Sekarang sudah banyak aplikasi yang dapat digunakan, Pemprov Jateng juga sudah punya seperti Sihati, Rego Pantes dan lain sebagainya. Dari aplikasi itu, dapat digunakan untuk mengecek harga terbaik dari hasil pertanian yang ada," pungkasnya.

 

Baca juga : Butuh Peran HAGI dalam Pembangunan Infrastuktur


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu