Follow Us :              

Ganjar : Sekolah Damai ya Sekolah yang Menyenangkan

  01 October 2019  |   08:30:00  |   dibaca : 479 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar : Sekolah Damai ya Sekolah yang Menyenangkan

01 October 2019 | 08:30:00 | dibaca : 479
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Direktur Eksekutif Wahid Foundation Mujtaba Hamdi bersama Media dan Kampanye Senior Officer Wahid Institute Siti Kholisoh menemui Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk menyampaikan program kerjanya di ruang kerja Gubernur Jateng, Selasa (1/10/2019) siang.

The Wahid Foundation sebagai lembaga yang didirikan untuk melanjutkan gagasan dan perjuangan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam mengembangkan Islam damai, demokrasi, dan multikulturalisme di Indonesia dan dunia internasional itu, saat ini sedang fokus dalam gerakan melawan intoleransi dan gerakan radikalisme melalui sekolah damai.

Kepada Ganjar, Mujtaba Hamdi mengatakan, Program Sekolah damai sudah lima tahun berjalan di Jateng. Di Kota Semarang program itu dilaksanakan di SMA Negeri 7, SMA Negeri 10, SMA Negeri 11, SMA Negeri 13 dan Kabupaten Kendal di SMA Negeri 1 Cepiring.

"Kami masuk ke Rohis sekolah dan bergerak bersama siswa untuk berkolaborasi dengan siswa lintas agama menggelar kegiatan bersama. Lima sekolah itu jadi pilot project kami. Siswa lintas agama kita ajak menggelar kegiatan bersama-sama. Doa yang dilantunkan pun doa lintas agama siswa setiap usai kegiatan. Kami ingin membangun generasi yang multikultural dan toleran," katanya.

Siti Kholisoh yang akrab disapa Olis, menegaskan, sekolah sebagai lembaga pendidikan harus bisa membangun kepedulian. Nilai-nilai toleransi harus ditanamkan kepada anak-anak didik. Sehingga, sekolah harus lebih terbuka.

Termasuk, siswa-siswi diajak untuk responsif pada isu-isu yang menjadi persoalan saat ini. Seperti hak kebebasan atau kesetaraan. Berbagai kegiatan untuk perspektif toleransi yang telah terlaksana di sekolah seperti murid-murid diberikan pendidikan oleh guru yang berbeda agama, dan pendirian taman bhineka untuk berdiskusi bersama siswa.

Gubernur Ganjar pun mengakui, program yang dilakukan The Wahid Faoundation mendukung program yang dijalankan Pemprov saat ini, yakni Gerakan Sekolah Menyenangkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang baik. Sekolah sebagai tempat pembentukan SDM unggul, harus menjadi tempat yang menyenangkan dan selalu dirindukan para siswa.

"Bukan malah membuat stres. Kalau orang senang, diajari ilmu apa saja itu gampang, namun kalau sudah bosan, muak dan menyebalkan maka akan ada daya tolak dalam dirinya. Saya sih bermimpi, anak-anak akan senang berangkat sekolah, rindu bertemu guru dan belajar bersama teman-temannya dengan menyenangkan," ujarnya.

Gerakan sekolah menyenangkan akan diterapkan di seluruh SMA/SMK se Jateng. Dari pengalaman daerah yang menerapkan metode ini sebelumnya, menurut Ganjar, selama enam bulan sudah ada perubahan. 

"Jadi, guru akan lebih banyak akan menjadi semacam sutradara saja, sebagai perencana. Bahkan guru bisa menjadi seperti teman atau sahabat yang bisa diajak sharing," tandasnya.

 

Baca juga : Ganjar dan Bupati Walikota se-Jateng Terapkan Kurikulum Antikorupsi SD sampai SMA


Bagikan :

SEMARANG - Direktur Eksekutif Wahid Foundation Mujtaba Hamdi bersama Media dan Kampanye Senior Officer Wahid Institute Siti Kholisoh menemui Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk menyampaikan program kerjanya di ruang kerja Gubernur Jateng, Selasa (1/10/2019) siang.

The Wahid Foundation sebagai lembaga yang didirikan untuk melanjutkan gagasan dan perjuangan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam mengembangkan Islam damai, demokrasi, dan multikulturalisme di Indonesia dan dunia internasional itu, saat ini sedang fokus dalam gerakan melawan intoleransi dan gerakan radikalisme melalui sekolah damai.

Kepada Ganjar, Mujtaba Hamdi mengatakan, Program Sekolah damai sudah lima tahun berjalan di Jateng. Di Kota Semarang program itu dilaksanakan di SMA Negeri 7, SMA Negeri 10, SMA Negeri 11, SMA Negeri 13 dan Kabupaten Kendal di SMA Negeri 1 Cepiring.

"Kami masuk ke Rohis sekolah dan bergerak bersama siswa untuk berkolaborasi dengan siswa lintas agama menggelar kegiatan bersama. Lima sekolah itu jadi pilot project kami. Siswa lintas agama kita ajak menggelar kegiatan bersama-sama. Doa yang dilantunkan pun doa lintas agama siswa setiap usai kegiatan. Kami ingin membangun generasi yang multikultural dan toleran," katanya.

Siti Kholisoh yang akrab disapa Olis, menegaskan, sekolah sebagai lembaga pendidikan harus bisa membangun kepedulian. Nilai-nilai toleransi harus ditanamkan kepada anak-anak didik. Sehingga, sekolah harus lebih terbuka.

Termasuk, siswa-siswi diajak untuk responsif pada isu-isu yang menjadi persoalan saat ini. Seperti hak kebebasan atau kesetaraan. Berbagai kegiatan untuk perspektif toleransi yang telah terlaksana di sekolah seperti murid-murid diberikan pendidikan oleh guru yang berbeda agama, dan pendirian taman bhineka untuk berdiskusi bersama siswa.

Gubernur Ganjar pun mengakui, program yang dilakukan The Wahid Faoundation mendukung program yang dijalankan Pemprov saat ini, yakni Gerakan Sekolah Menyenangkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang baik. Sekolah sebagai tempat pembentukan SDM unggul, harus menjadi tempat yang menyenangkan dan selalu dirindukan para siswa.

"Bukan malah membuat stres. Kalau orang senang, diajari ilmu apa saja itu gampang, namun kalau sudah bosan, muak dan menyebalkan maka akan ada daya tolak dalam dirinya. Saya sih bermimpi, anak-anak akan senang berangkat sekolah, rindu bertemu guru dan belajar bersama teman-temannya dengan menyenangkan," ujarnya.

Gerakan sekolah menyenangkan akan diterapkan di seluruh SMA/SMK se Jateng. Dari pengalaman daerah yang menerapkan metode ini sebelumnya, menurut Ganjar, selama enam bulan sudah ada perubahan. 

"Jadi, guru akan lebih banyak akan menjadi semacam sutradara saja, sebagai perencana. Bahkan guru bisa menjadi seperti teman atau sahabat yang bisa diajak sharing," tandasnya.

 

Baca juga : Ganjar dan Bupati Walikota se-Jateng Terapkan Kurikulum Antikorupsi SD sampai SMA


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu