Follow Us :              

Taj Yasin Minta Tingkatkan Inovasi Kerajinan Daun Pandan

  04 February 2021  |   10:00:00  |   dibaca : 2115 
Kategori :
Bagikan :


Taj Yasin Minta Tingkatkan Inovasi Kerajinan Daun Pandan

04 February 2021 | 10:00:00 | dibaca : 2115
Kategori :
Bagikan :

Foto : Simon (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Simon (Humas Jateng)

KAB.KEBUMEN - Kerajinan daun pandan complong atau anyaman setengah jadi, menjadi ciri khas daerah Kabupaten Kebumen, kerajinan complong juga diproduksi di Desa Pohkumbang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen.

Hampir di setiap sudut desa, bisa ditemui dengan mudah, ibu-ibu paruh baya bahkan lansia, yang sedang beraktivitas menganyam pandan. Mereka pada umumnya bekerja secara berkelompok. 

Saat meninjau pelaksanaan program Satu Organisasi Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan, Kamis (4/2/2021), Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen beserta istri Nawal Nur Arafah, berkeliling kampung dan berjumpa dengan pengerajin complong. Tertarik dengan aktivitas tersebut, Taj Yasin beserta istri mampir untuk mengobrol dengan pengerajin.

Dari keterangan salah satu pengerajin yang bernama Heni Asih, membuat complong memang menjadi salah satu sumber penghasilan keluarga di Desa Pohkumbang. Heni Asih menuturkan, setiap hari rata-rata bisa membuat complong 5 sampai 6 lembar, dengan panjang 60 cm. Satu lembar complong dihargai Rp 6.000.

"Setiap minggu ada pengepul yang datang mengambil complong kami. Nanti yang membuat barang kerajinannya di Desa Grenggeng kemudian dikirim ke Tasik," sambung Asih. 

Mengetahui hal tersebut, Taj Yasin berpandangan konsep pemberdayaan hulu-hilir kerajinan pandan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kebumen sudah tepat.

"Saya ucapkan terima kasih karena dari hulu ke hilir dipikirkan betul. Di Pohkumbang bikin bahan, nanti desa lain buat kerajinan,  desa lainnya lagi untuk pemasaran. Sehingga banyak orang diberdayakan. Ini yang kita harapkan," kata Taj Yasin.

Taj Yasin meminta tetap perlu melakukan inovasi pada kerajinan pandan setengah jadi. Harapannya, bisa memberi nilai tambah, sehingga saat dijual, dihargai lebih mahal yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

"Mereka tadi sudah berdaya, karena masyarakat di sini, di tiap rumah bikin anyaman. Tinggal membuat inovasi dan dibantu mempromosikan, agar harga bisa naik dan pemasarannya lancar, " pesan Taj Yasin.


Bagikan :

KAB.KEBUMEN - Kerajinan daun pandan complong atau anyaman setengah jadi, menjadi ciri khas daerah Kabupaten Kebumen, kerajinan complong juga diproduksi di Desa Pohkumbang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen.

Hampir di setiap sudut desa, bisa ditemui dengan mudah, ibu-ibu paruh baya bahkan lansia, yang sedang beraktivitas menganyam pandan. Mereka pada umumnya bekerja secara berkelompok. 

Saat meninjau pelaksanaan program Satu Organisasi Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan, Kamis (4/2/2021), Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen beserta istri Nawal Nur Arafah, berkeliling kampung dan berjumpa dengan pengerajin complong. Tertarik dengan aktivitas tersebut, Taj Yasin beserta istri mampir untuk mengobrol dengan pengerajin.

Dari keterangan salah satu pengerajin yang bernama Heni Asih, membuat complong memang menjadi salah satu sumber penghasilan keluarga di Desa Pohkumbang. Heni Asih menuturkan, setiap hari rata-rata bisa membuat complong 5 sampai 6 lembar, dengan panjang 60 cm. Satu lembar complong dihargai Rp 6.000.

"Setiap minggu ada pengepul yang datang mengambil complong kami. Nanti yang membuat barang kerajinannya di Desa Grenggeng kemudian dikirim ke Tasik," sambung Asih. 

Mengetahui hal tersebut, Taj Yasin berpandangan konsep pemberdayaan hulu-hilir kerajinan pandan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kebumen sudah tepat.

"Saya ucapkan terima kasih karena dari hulu ke hilir dipikirkan betul. Di Pohkumbang bikin bahan, nanti desa lain buat kerajinan,  desa lainnya lagi untuk pemasaran. Sehingga banyak orang diberdayakan. Ini yang kita harapkan," kata Taj Yasin.

Taj Yasin meminta tetap perlu melakukan inovasi pada kerajinan pandan setengah jadi. Harapannya, bisa memberi nilai tambah, sehingga saat dijual, dihargai lebih mahal yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

"Mereka tadi sudah berdaya, karena masyarakat di sini, di tiap rumah bikin anyaman. Tinggal membuat inovasi dan dibantu mempromosikan, agar harga bisa naik dan pemasarannya lancar, " pesan Taj Yasin.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu