Follow Us :              

Upah Buruh Murah Bukan Segalanya

  05 November 2017  |   14:00:00  |   dibaca : 249 
Kategori :
Bagikan :


Upah Buruh Murah Bukan Segalanya

05 November 2017 | 14:00:00 | dibaca : 249
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

Semarang – Upah buruh yang kompetitif tak menjadi faktor utama penarik investor. Lebih dari itu, ketersediaan tenaga kerja terampil justru lebih berpengaruh.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi saat menghadiri Rakerda Ikatan Alumni Universitas Diponegoro DPD Jateng, di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Minggu (5/11). Dia mengakui di samping upah yang kompetitif, tenaga kerja terampil pun mutlak dimiliki.

Heru menceritakan, ketika ada relokasi pabrik sepatu dari Tangerang Jawa Barat ke Jawa Tengah, investor sulit mendapatkan tenaga kerja terampil. Padahal, kualifikasi yang dibutuhkan sederhana, yakni terampil menjahit.

“Upah buruh murah, ternyata “tidak segala-galanya” untuk mendorong investasi. Sebab kalau tenaga kerja tidak tersedia cukup, investasi juga akan berhenti,” katanya.

Sulitnya mencari tenaga kerja, lanjut Heru, sebenarnya adalah ironi. Sebab, jumlah pengangguran terbuka di Jawa Tengah masih sekitar 800 ribu orang. Dia berpendapat, perguruan tinggi, sangat bisa terlibat untuk menyelesaikan persoalan yang muaranya pada pengentasan kemiskinan itu.

Rektor Undip, Yos Johan Utama menyambut ajakan itu dengan tangan terbuka. Apalagi, Undip adalah perguruan tinggi nomor satu dalam pengabdian masyarakat. Program-program dari pemerintah provinsi Jawa Tengah, bisa dipadukan dengan Undip.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng


Bagikan :

Semarang – Upah buruh yang kompetitif tak menjadi faktor utama penarik investor. Lebih dari itu, ketersediaan tenaga kerja terampil justru lebih berpengaruh.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi saat menghadiri Rakerda Ikatan Alumni Universitas Diponegoro DPD Jateng, di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Minggu (5/11). Dia mengakui di samping upah yang kompetitif, tenaga kerja terampil pun mutlak dimiliki.

Heru menceritakan, ketika ada relokasi pabrik sepatu dari Tangerang Jawa Barat ke Jawa Tengah, investor sulit mendapatkan tenaga kerja terampil. Padahal, kualifikasi yang dibutuhkan sederhana, yakni terampil menjahit.

“Upah buruh murah, ternyata “tidak segala-galanya” untuk mendorong investasi. Sebab kalau tenaga kerja tidak tersedia cukup, investasi juga akan berhenti,” katanya.

Sulitnya mencari tenaga kerja, lanjut Heru, sebenarnya adalah ironi. Sebab, jumlah pengangguran terbuka di Jawa Tengah masih sekitar 800 ribu orang. Dia berpendapat, perguruan tinggi, sangat bisa terlibat untuk menyelesaikan persoalan yang muaranya pada pengentasan kemiskinan itu.

Rektor Undip, Yos Johan Utama menyambut ajakan itu dengan tangan terbuka. Apalagi, Undip adalah perguruan tinggi nomor satu dalam pengabdian masyarakat. Program-program dari pemerintah provinsi Jawa Tengah, bisa dipadukan dengan Undip.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu