Follow Us :              

Ratusan Orang Antusias Ikuti Program Magang Jepang: Etos Pekerja Jateng Diminati Negeri Sakura

  17 October 2022  |   10:00:00  |   dibaca : 616 
Kategori :
Bagikan :


Ratusan Orang Antusias Ikuti Program Magang Jepang: Etos Pekerja Jateng Diminati Negeri Sakura

17 October 2022 | 10:00:00 | dibaca : 616
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberangkatkan hampir 600 orang yang mengikuti Program magang ke Jepang (2018-2019). Tahun 2022 ini, program tersebut kembali digelar setelah vakum dua tahun karena Covid-19. 

Sekretaris Disnakertrans Jawa Tengah Defransisco Dasilva Tavares mengatakan, program ini dibuka mulai Senin (10/10). Namun, rangkaian seleksi dan pelatihan serta pemberangkatan berjalan hingga awal tahun 2023. 

Ia menjelaskan, program ini dikhususkan bagi warga ber-KTP Jawa Tengah. Fransisco menyebut, pada pendaftaran tahun ini, sebanyak 496 orang antusias mendaftarkan diri sementara mereka yang masuk seleksi tahap selanjutnya ada 275 orang. 

"Program magang ke Jepang ini diprioritaskan untuk orang kurang mampu, karena ini semua tahapan kan free (gratis) tidak ada pungutan apapun. Ini sejalan dengan program pemerintah untuk pengentasan kemiskinan dan pengurangan jumlah orang miskin," jelasnya Senin (17/10/2022). 

Turut dijelaskan, seleksi diadakan untuk memilih orang yang tepat guna mengikuti program magang. Ini terkait, dengan musim di Jepang dan budaya kerja yang sangat ketat. 

"Tes ini menggandeng Internasional Man Power Japan dan Kemenaker RI. Alasan ada tes ada empat musim, kalau tidak terbiasa dan etos kerja di sana kan kenceng. Perlu semangat tinggi," sebutnya. 

Seorang calon pendaftar yang berhasil masuk seleksi program ini adalah Abdul Rosyid. Penuh antusias dia mengungkapkan harapannya, bahwa program ke Jepang ini bisa mengubah nasib dan mewujudkan asanya untuk bisa mempunyai sebuah bengkel sepeda motor. Dorongan itu membuat pria asal Pemalang itu langsung mendaftar begitu mendapat informasi pembukaan program magang ke Jepang dari Lembaga Pelatihan Kerja (LPK). 

"Cita-cita punya bengkel dan membuka usaha toko sembako. Saudara saya juga pernah mengikuti magang ke Jepang ini juga, katanya kerja di Jepang itu nyaman. Dan itu sudah terbukti saudara saya sudah punya usaha dari upah magang di Jepang. Nah saya ingin kerja di sana untuk mengumpulkan modal," urainya usai mengikuti proses tes fisik. 

Kepala Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas Disnakertrans Jawa Tengah, Masduqi mengatakan, selain tes fisik para peserta yang lolos juga akan dibekali bahasa dan budaya Jepang. 

"Mereka akan kerja di berbagai sektor contohnya pertanian, konstruksi manufaktur, hingga caregiver (perawat). Jadi di Jepang mereka akan bekerja selama 3 tahun," jelasnya. 

Turut dijelaskan, selama persiapan peserta dibiayai oleh APBD Jawa Tengah, mulai dari penginapan, hingga pelatihan. Namun demikian, untuk biaya transportasi pemberangkatan ke Jepang dan pengecekan kesehatan ditanggung para peserta. 

"Tes fisik pelatihan bahasa selama lebih kurang sepuluh bulan di Jateng. Jika lolos mereka kemudian difasilitasi Kementerian Tenaga Kerja sifatnya gratis. Pendaftaran dan pelatihan kita fasilitasi pelatihan di Jateng kita fasilitas," urainya. 

Masduqi merinci, pada tahun 2018 pekerja Jawa Tengah yang diberangkatkan ke Jepang mencapai 144 orang di tahap 1, dan 233 di tahap 2. Sementara, pada tahun 2019, sebanyak 182 orang pada tahap 1 dan  33 orang pada tahap 2 diberangkatkan. 

Meski sempat terhenti akibat pandemi, pemerintah Jepang tetap kembali bersemangat membuka program magang ini di Jawa Tengah. Masduki mengatakan hal itu karena pekerja dari Jawa Tengah disukai oleh pemberi kerja di Jepang. Selain karena etos tinggi, tingkah laku mereka juga baik. Pada sisi pekerja, mereka juga senang mengikuti program magang ke Jepang ini, karena gaji yang cukup tinggi. 

"Sebulan paling tidak pekerja magang bisa mendapatkan upah Rp10 juta. Belum ditambah lembur. Tahun pertama belum ada lembur, tahun kedua ketiga sudah ada lembur," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberangkatkan hampir 600 orang yang mengikuti Program magang ke Jepang (2018-2019). Tahun 2022 ini, program tersebut kembali digelar setelah vakum dua tahun karena Covid-19. 

Sekretaris Disnakertrans Jawa Tengah Defransisco Dasilva Tavares mengatakan, program ini dibuka mulai Senin (10/10). Namun, rangkaian seleksi dan pelatihan serta pemberangkatan berjalan hingga awal tahun 2023. 

Ia menjelaskan, program ini dikhususkan bagi warga ber-KTP Jawa Tengah. Fransisco menyebut, pada pendaftaran tahun ini, sebanyak 496 orang antusias mendaftarkan diri sementara mereka yang masuk seleksi tahap selanjutnya ada 275 orang. 

"Program magang ke Jepang ini diprioritaskan untuk orang kurang mampu, karena ini semua tahapan kan free (gratis) tidak ada pungutan apapun. Ini sejalan dengan program pemerintah untuk pengentasan kemiskinan dan pengurangan jumlah orang miskin," jelasnya Senin (17/10/2022). 

Turut dijelaskan, seleksi diadakan untuk memilih orang yang tepat guna mengikuti program magang. Ini terkait, dengan musim di Jepang dan budaya kerja yang sangat ketat. 

"Tes ini menggandeng Internasional Man Power Japan dan Kemenaker RI. Alasan ada tes ada empat musim, kalau tidak terbiasa dan etos kerja di sana kan kenceng. Perlu semangat tinggi," sebutnya. 

Seorang calon pendaftar yang berhasil masuk seleksi program ini adalah Abdul Rosyid. Penuh antusias dia mengungkapkan harapannya, bahwa program ke Jepang ini bisa mengubah nasib dan mewujudkan asanya untuk bisa mempunyai sebuah bengkel sepeda motor. Dorongan itu membuat pria asal Pemalang itu langsung mendaftar begitu mendapat informasi pembukaan program magang ke Jepang dari Lembaga Pelatihan Kerja (LPK). 

"Cita-cita punya bengkel dan membuka usaha toko sembako. Saudara saya juga pernah mengikuti magang ke Jepang ini juga, katanya kerja di Jepang itu nyaman. Dan itu sudah terbukti saudara saya sudah punya usaha dari upah magang di Jepang. Nah saya ingin kerja di sana untuk mengumpulkan modal," urainya usai mengikuti proses tes fisik. 

Kepala Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas Disnakertrans Jawa Tengah, Masduqi mengatakan, selain tes fisik para peserta yang lolos juga akan dibekali bahasa dan budaya Jepang. 

"Mereka akan kerja di berbagai sektor contohnya pertanian, konstruksi manufaktur, hingga caregiver (perawat). Jadi di Jepang mereka akan bekerja selama 3 tahun," jelasnya. 

Turut dijelaskan, selama persiapan peserta dibiayai oleh APBD Jawa Tengah, mulai dari penginapan, hingga pelatihan. Namun demikian, untuk biaya transportasi pemberangkatan ke Jepang dan pengecekan kesehatan ditanggung para peserta. 

"Tes fisik pelatihan bahasa selama lebih kurang sepuluh bulan di Jateng. Jika lolos mereka kemudian difasilitasi Kementerian Tenaga Kerja sifatnya gratis. Pendaftaran dan pelatihan kita fasilitasi pelatihan di Jateng kita fasilitas," urainya. 

Masduqi merinci, pada tahun 2018 pekerja Jawa Tengah yang diberangkatkan ke Jepang mencapai 144 orang di tahap 1, dan 233 di tahap 2. Sementara, pada tahun 2019, sebanyak 182 orang pada tahap 1 dan  33 orang pada tahap 2 diberangkatkan. 

Meski sempat terhenti akibat pandemi, pemerintah Jepang tetap kembali bersemangat membuka program magang ini di Jawa Tengah. Masduki mengatakan hal itu karena pekerja dari Jawa Tengah disukai oleh pemberi kerja di Jepang. Selain karena etos tinggi, tingkah laku mereka juga baik. Pada sisi pekerja, mereka juga senang mengikuti program magang ke Jepang ini, karena gaji yang cukup tinggi. 

"Sebulan paling tidak pekerja magang bisa mendapatkan upah Rp10 juta. Belum ditambah lembur. Tahun pertama belum ada lembur, tahun kedua ketiga sudah ada lembur," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu