Follow Us :              

Tangani Kemiskinan Ekstrem, Gubernur Imbau Desa Optimalkan Pemanfaatan Sumber Air Bersih

  04 July 2023  |   15:00:00  |   dibaca : 547 
Kategori :
Bagikan :


Tangani Kemiskinan Ekstrem, Gubernur Imbau Desa Optimalkan Pemanfaatan Sumber Air Bersih

04 July 2023 | 15:00:00 | dibaca : 547
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

PEMALANG - Jelang musim kemarau Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengimbau agar masyarakat memanfaatkan sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Namun langkah ini harus disertai dengan konservasi sehingga keberadaan mata air tetap lestari.

"Kami mau kejar kebutuhan air bersih di setiap desa. Di desa, kalau kades (kepala desa) - nya bisa aktif menemukan warganya yang kurang air bersih (dan) sumber air bersihnya, maka kemudian (tugas) kami, bagaimana membuat sumber air bisa diutilisasi sehingga bisa didistribusikan," kata Gubernur usai meninjau pembangunan dan distribusi sistem penyediaan air minum (SPAM) di Desa Gendowang, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Selasa (4/7/2023).

Gubernur mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan berupaya semaksimal mungkin untuk membantu menyediakan air bersih. Langkah ini sebagai bentuk intervensi dalam penanganan kemiskinan ekstrem. Jika kebutuhan air bersih bisa dibantu, maka beban pengeluaran warga miskin untuk air bersih dapat dikurangi.

"Selama ini ngangsu, (nimba), dan kalau kemarau beli. Kalau pemerintah memberikan air bersih maka pengeluaran untuk air terkurangi. Kedua, kalau air bersihnya bisa mencukupi kebutuhan keluarga, dari sisi kesehatan juga akan terbantu," jelasnya.

Pada sisi lain, ketika kebutuhan air bersih terpenuhi, maka indikator kebutuhan dasar bagi warga yang masuk kategori miskin perlahan diperbaiki. Tentu saja di luar itu masih ada intervensi lain seperti perbaikan rumah, jamban, listrik, dan lainnya.

"Cari juga yang (penyandang) disabilitas, (juga) mereka yang usia produktif tapi tidak bekerja, usia sekolah tapi tidak sekolah. Kita latih sehingga mereka bisa menjadi tulang punggung (keluarga). Kalau satu saja bisa membantu keluarganya, maka indikator-indikator kemiskinannya bisa cepat teratasi,” lanjut Gubernur.

Adapun pembangunan SPAM di Desa Gendowang yang menelan biaya senilai Rp 371.722.000, bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah. Kapasitas dari reservoir SPAM Gendowang itu setidaknya cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih atau air minum untuk 200 rumah atau Kepala Keluarga. 

"Kapasitasnya bisa sampai 200, tapi masih ada satu pedukuhan yang belum. Saya suruh cari sumber mata airnya, (akan) kami buatkan (spamnya). Tidak terlalu mahal ini 300 jutaan ternyata terjadi dan itu menjadi air bersih. Apalagi sekarang jelang musim kemarau, maka mesti cepat-cepat," papar Gubernur.

Gubernur juga mengingatkan agar sumber mata air terus dijaga. Jika perlu dibuatkan Peraturan Desa (Perdes) untuk konservasi, tidak boleh dirusak, dan jika perlu menambah tanaman yang mampu mengkonservasi sumber mata air. 

Agar upaya pelestarian mata air ini bisa dilakukan, Gubernur meminta agar kepala desa menyiapkan anggarannya, untuk konservasi sumber mata air di desanya. Anggaran itu bisa berasal dari dana desa atau bantuan keuangan dari provinsi atau kabupaten/kota. Pemerintah Provinsi siap memfasilitasi, apabila ada desa yang akan memanfaatkan sumber mata air untuk kebutuhan masyarakat.

"Yang penting cepat cari sumber mata air, untuk bisa didistribusikan ke warga-warga, sehingga jaminan air bersihnya bisa terpenuhi, karena ini nanti urusannya kesehatan juga. Saya terima kasih banyak yang bisa serius mencari, mengkonservasi, mendistribusikan, mengedukasi masyarakat sehingga ini jadi bermanfaat," katanya.

Saropah, seorang penerima bantuan air bersih di Desa Gendowang, mengaku sangat senang dengan bantuan air bersih yang diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Bantuan tersebut menurutnya sangat bermanfaat. "Terima kasih sekali bersih airnya. Sebelumnya pakai selang biasa tapi kurang bersih airnya. Sekarang bersih airnya. Digunakan untuk masak, minum, mandi,” ujarnya.


Bagikan :

PEMALANG - Jelang musim kemarau Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengimbau agar masyarakat memanfaatkan sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Namun langkah ini harus disertai dengan konservasi sehingga keberadaan mata air tetap lestari.

"Kami mau kejar kebutuhan air bersih di setiap desa. Di desa, kalau kades (kepala desa) - nya bisa aktif menemukan warganya yang kurang air bersih (dan) sumber air bersihnya, maka kemudian (tugas) kami, bagaimana membuat sumber air bisa diutilisasi sehingga bisa didistribusikan," kata Gubernur usai meninjau pembangunan dan distribusi sistem penyediaan air minum (SPAM) di Desa Gendowang, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Selasa (4/7/2023).

Gubernur mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan berupaya semaksimal mungkin untuk membantu menyediakan air bersih. Langkah ini sebagai bentuk intervensi dalam penanganan kemiskinan ekstrem. Jika kebutuhan air bersih bisa dibantu, maka beban pengeluaran warga miskin untuk air bersih dapat dikurangi.

"Selama ini ngangsu, (nimba), dan kalau kemarau beli. Kalau pemerintah memberikan air bersih maka pengeluaran untuk air terkurangi. Kedua, kalau air bersihnya bisa mencukupi kebutuhan keluarga, dari sisi kesehatan juga akan terbantu," jelasnya.

Pada sisi lain, ketika kebutuhan air bersih terpenuhi, maka indikator kebutuhan dasar bagi warga yang masuk kategori miskin perlahan diperbaiki. Tentu saja di luar itu masih ada intervensi lain seperti perbaikan rumah, jamban, listrik, dan lainnya.

"Cari juga yang (penyandang) disabilitas, (juga) mereka yang usia produktif tapi tidak bekerja, usia sekolah tapi tidak sekolah. Kita latih sehingga mereka bisa menjadi tulang punggung (keluarga). Kalau satu saja bisa membantu keluarganya, maka indikator-indikator kemiskinannya bisa cepat teratasi,” lanjut Gubernur.

Adapun pembangunan SPAM di Desa Gendowang yang menelan biaya senilai Rp 371.722.000, bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah. Kapasitas dari reservoir SPAM Gendowang itu setidaknya cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih atau air minum untuk 200 rumah atau Kepala Keluarga. 

"Kapasitasnya bisa sampai 200, tapi masih ada satu pedukuhan yang belum. Saya suruh cari sumber mata airnya, (akan) kami buatkan (spamnya). Tidak terlalu mahal ini 300 jutaan ternyata terjadi dan itu menjadi air bersih. Apalagi sekarang jelang musim kemarau, maka mesti cepat-cepat," papar Gubernur.

Gubernur juga mengingatkan agar sumber mata air terus dijaga. Jika perlu dibuatkan Peraturan Desa (Perdes) untuk konservasi, tidak boleh dirusak, dan jika perlu menambah tanaman yang mampu mengkonservasi sumber mata air. 

Agar upaya pelestarian mata air ini bisa dilakukan, Gubernur meminta agar kepala desa menyiapkan anggarannya, untuk konservasi sumber mata air di desanya. Anggaran itu bisa berasal dari dana desa atau bantuan keuangan dari provinsi atau kabupaten/kota. Pemerintah Provinsi siap memfasilitasi, apabila ada desa yang akan memanfaatkan sumber mata air untuk kebutuhan masyarakat.

"Yang penting cepat cari sumber mata air, untuk bisa didistribusikan ke warga-warga, sehingga jaminan air bersihnya bisa terpenuhi, karena ini nanti urusannya kesehatan juga. Saya terima kasih banyak yang bisa serius mencari, mengkonservasi, mendistribusikan, mengedukasi masyarakat sehingga ini jadi bermanfaat," katanya.

Saropah, seorang penerima bantuan air bersih di Desa Gendowang, mengaku sangat senang dengan bantuan air bersih yang diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Bantuan tersebut menurutnya sangat bermanfaat. "Terima kasih sekali bersih airnya. Sebelumnya pakai selang biasa tapi kurang bersih airnya. Sekarang bersih airnya. Digunakan untuk masak, minum, mandi,” ujarnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu