Follow Us :              

Guru dan Murid Harus Teladani Keteguhan Imam SYafi'i dan Kejujuran Al Buwaithi

  22 March 2019  |   15:00:00  |   dibaca : 6821 
Kategori :
Bagikan :


Guru dan Murid Harus Teladani Keteguhan Imam SYafi'i dan Kejujuran Al Buwaithi

22 March 2019 | 15:00:00 | dibaca : 6821
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

SEMARANG - Namanya Abu Ya’qub Yusuf bin Yahya Al Buwaithi. Lahir di mesir dan wafat di penjara Baghdad pada tahun 231 Hijriyah. Beliau merupakan murid kesayangan Imam Syafi’i.

Imam Syafi’i pernah berkata tentang Al Buwaithi, “Tidak ada seorangpun di antara muridku yang lebih berilmu dari Al Buwaithi.” Syafi’i bahkan mempercayakan fatwa kepada Al Buwaithi. Dia selalu mempersilakan Al Buwaithi menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan di dalam majelis beliau. 

Dalam kisah hidupnya, Al Buwaithi saat belajar kepada Imam Syafi'i merupakan murid yang tidak cerdas, namun memiliki kejujuran tinggi. Hal itu terjadi ketika Imam Syafi'i mengajar, Buwaithi mengakui tidak paham dengan apa yang diajarkan. Imam Syafi'i pun harus mengulang sampai 40 kali. 

Ketika pelajaran diulang ke-41 kalinya, Buwaithi lari terbirit-birit pulang ke rumahnya. Dia takut jika ditanya oleh Imam Syafi'i apakah sudah paham atau belum.

Imam Syafi'i pun mengejar Buwaithi ke rumahnya. Buwaithi mengakui, jika saat itu dia masih belum paham juga. Sampai akhirnya, Imam Syafi'i mengulang kembali hingga Buwaithi paham.

Itulah cerita kejujuran seorang murid dan keteguhan seorang guru yang diceritakan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen di depan puluhan ribu siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA se-Jateng yang mengikuti Dzikir Akbar dan Doa Bersama Sukses USBN dan UNBK di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Jalan Gajah Raya, Jumat (22/3/2019) sore.

"Menghadapi murid yang tidak paham, guru harus bersabar. Sebagai murid juga jangan sampai putus asa. Di Jateng, ada siswa yang putus sekolah karena putus asa. Janganlah berputus asa. Guru dan murid harus belajar keteguhan dan kejujuran dari Imam Al Buwaithi," tutur Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Maimoen.

Kegiatan yang digelar Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (Risma JT) bersama DPW Asosiasi Guru PAI Jateng itu, menurut Ketua Risma JT, Anis Muchabak, rutin digelar setiap tahun. Dan pada 2019 ini sudah ke-11 kalinya agar pelajar di Jateng memiliki karakter dan terdidik. 

Sementara itu, Ketua Badan Pelaksana MAJT Noor Ahmad juga berpesan, selain harus jujur, para siswa tidak boleh sombong. Spiritualitasnya harus ditata betul. Kepada guru, orangtua, bahkan kiai, harus menghormati.

 

Baca juga : Gus Yasin Ajak Siswa SMAN 11 Berselawat dan Tolak Hoaks


Bagikan :

SEMARANG - Namanya Abu Ya’qub Yusuf bin Yahya Al Buwaithi. Lahir di mesir dan wafat di penjara Baghdad pada tahun 231 Hijriyah. Beliau merupakan murid kesayangan Imam Syafi’i.

Imam Syafi’i pernah berkata tentang Al Buwaithi, “Tidak ada seorangpun di antara muridku yang lebih berilmu dari Al Buwaithi.” Syafi’i bahkan mempercayakan fatwa kepada Al Buwaithi. Dia selalu mempersilakan Al Buwaithi menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan di dalam majelis beliau. 

Dalam kisah hidupnya, Al Buwaithi saat belajar kepada Imam Syafi'i merupakan murid yang tidak cerdas, namun memiliki kejujuran tinggi. Hal itu terjadi ketika Imam Syafi'i mengajar, Buwaithi mengakui tidak paham dengan apa yang diajarkan. Imam Syafi'i pun harus mengulang sampai 40 kali. 

Ketika pelajaran diulang ke-41 kalinya, Buwaithi lari terbirit-birit pulang ke rumahnya. Dia takut jika ditanya oleh Imam Syafi'i apakah sudah paham atau belum.

Imam Syafi'i pun mengejar Buwaithi ke rumahnya. Buwaithi mengakui, jika saat itu dia masih belum paham juga. Sampai akhirnya, Imam Syafi'i mengulang kembali hingga Buwaithi paham.

Itulah cerita kejujuran seorang murid dan keteguhan seorang guru yang diceritakan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen di depan puluhan ribu siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA se-Jateng yang mengikuti Dzikir Akbar dan Doa Bersama Sukses USBN dan UNBK di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Jalan Gajah Raya, Jumat (22/3/2019) sore.

"Menghadapi murid yang tidak paham, guru harus bersabar. Sebagai murid juga jangan sampai putus asa. Di Jateng, ada siswa yang putus sekolah karena putus asa. Janganlah berputus asa. Guru dan murid harus belajar keteguhan dan kejujuran dari Imam Al Buwaithi," tutur Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Maimoen.

Kegiatan yang digelar Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (Risma JT) bersama DPW Asosiasi Guru PAI Jateng itu, menurut Ketua Risma JT, Anis Muchabak, rutin digelar setiap tahun. Dan pada 2019 ini sudah ke-11 kalinya agar pelajar di Jateng memiliki karakter dan terdidik. 

Sementara itu, Ketua Badan Pelaksana MAJT Noor Ahmad juga berpesan, selain harus jujur, para siswa tidak boleh sombong. Spiritualitasnya harus ditata betul. Kepada guru, orangtua, bahkan kiai, harus menghormati.

 

Baca juga : Gus Yasin Ajak Siswa SMAN 11 Berselawat dan Tolak Hoaks


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu