Follow Us :              

Insentif Guru Ngaji, Wujud Tunaikan Janji Ganjar-Yasin di 2018

  08 April 2019  |   13:00:00  |   dibaca : 448 
Kategori :
Bagikan :


Insentif Guru Ngaji, Wujud Tunaikan Janji Ganjar-Yasin di 2018

08 April 2019 | 13:00:00 | dibaca : 448
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

BLORA - Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) menegaskan, pemberian insentif untuk 171.131 guru ngaji se-Jawa Tengah senilai total Rp 205,5 miliar itu untuk memenuhi janji pasangan Ganjar-Yasin selama kampanye Pilgub Jateng 2018 lalu.

Pemberian insentif bagi guru ngaji tersebut, menurut dia, tidak ada kaitannya dengan kepentingan menjelang Pemilu 17 April 2019 mendatang.

Penegasan itu disampaikan Gus Yasin seusai memberikan arahan sekaligus bersilaturahmi dengan guru ngaji se-Kabupaten Blora, di Pondok Pesantren Al Hikmah Desa Ngadipurwo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Senin (8/4/2019) siang.

"Saat saya dipasangkan dengan Mas Ganjar, kita membuat visi dan misi. Salah satunya program ini. Dan penganggaran sebesar Rp205,5 miliar ini disetujui anggota DPRD Jateng. Jadi, bukan karena menjelang Pilpres," katanya.

Untuk lembaga maupun guru ngaji yang belum menjadi penerima, imbuh Gus Yasin, lembaga dan pengajarnya diharapkan terdaftar di data Kementerian Agama setempat atau memiliki izin pendidikan di Kemenkumham atau masuk ke Education Management Information System (EMIS) sebagai pusat pendataan pendidikan Islam Kemenag.

"Yang kita anggarkan di awal Rp330 miliar, tetapi pada 2019 ini baru terserap Rp205,5 milar. Agar terserap semuanya, saya harap yang belum menerima pada 2019 bisa masuk di 2020," harapnya.

Ditambahkan, Pemprov Jateng juga akan memberikan insentif kepada santri yang diwisuda tahfidul Quran. Pasalnya, keilmuan itu, pendidikan agama juga membantu pemerintah dalam membentengi moralitas, karakter bangsa maupun NKRI.  

Kabid Penerangan Islam, Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Jateng Ahyani menambahkan, di Kabupaten Blora, ada sebanyak 7.306 guru ngaji yang menerima insentif dari Pemprov Jateng. Dia berharap, bantuan itu membuat para guru ngaji lebih ikhlas dalam mendidik generasi bangsa.

"Menjadi guru ngaji itu pekerjaan pilihan, bukan keterpaksaan. Insentif ini tentunya akan menjadi motivasi pemerintah daerah lain yang belum memperhatikan dan memberikan apresiasi kepada lembaga pendidikan agama," tandasnya. 

Wakil Bupati Blora Arief Rohman menambahkan, pihaknya akan menambah insentif guru ngaji sebesar Rp400 ribu per bulan per orang dan mendesak agar ada aturan atau perda yang mengatur pendidikan keagamaan non formal. Atau undang-undang yang turunannya bisa menjadi perda. Sehingga, baik itu sarana dan prasarananya maupun tenaga pengajarnya makin berkualitas. 

"Minimal, bisa kuliahkan guru ngaji, atau SDM-nya meningkat. Di Kudus saja bisa Rp1 juta per bulan dari Pemkab Blora kapan? Untuk itulah kalau ada aturan dari pusat turun ke Pemprov, kabupaten bisa menjalankan," ucapnya.

 

Baca juga : Perjuangan Guru Ngaji Cilacap, Pernah Terima Honor Cuma Rp2.000


Bagikan :

BLORA - Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) menegaskan, pemberian insentif untuk 171.131 guru ngaji se-Jawa Tengah senilai total Rp 205,5 miliar itu untuk memenuhi janji pasangan Ganjar-Yasin selama kampanye Pilgub Jateng 2018 lalu.

Pemberian insentif bagi guru ngaji tersebut, menurut dia, tidak ada kaitannya dengan kepentingan menjelang Pemilu 17 April 2019 mendatang.

Penegasan itu disampaikan Gus Yasin seusai memberikan arahan sekaligus bersilaturahmi dengan guru ngaji se-Kabupaten Blora, di Pondok Pesantren Al Hikmah Desa Ngadipurwo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Senin (8/4/2019) siang.

"Saat saya dipasangkan dengan Mas Ganjar, kita membuat visi dan misi. Salah satunya program ini. Dan penganggaran sebesar Rp205,5 miliar ini disetujui anggota DPRD Jateng. Jadi, bukan karena menjelang Pilpres," katanya.

Untuk lembaga maupun guru ngaji yang belum menjadi penerima, imbuh Gus Yasin, lembaga dan pengajarnya diharapkan terdaftar di data Kementerian Agama setempat atau memiliki izin pendidikan di Kemenkumham atau masuk ke Education Management Information System (EMIS) sebagai pusat pendataan pendidikan Islam Kemenag.

"Yang kita anggarkan di awal Rp330 miliar, tetapi pada 2019 ini baru terserap Rp205,5 milar. Agar terserap semuanya, saya harap yang belum menerima pada 2019 bisa masuk di 2020," harapnya.

Ditambahkan, Pemprov Jateng juga akan memberikan insentif kepada santri yang diwisuda tahfidul Quran. Pasalnya, keilmuan itu, pendidikan agama juga membantu pemerintah dalam membentengi moralitas, karakter bangsa maupun NKRI.  

Kabid Penerangan Islam, Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Jateng Ahyani menambahkan, di Kabupaten Blora, ada sebanyak 7.306 guru ngaji yang menerima insentif dari Pemprov Jateng. Dia berharap, bantuan itu membuat para guru ngaji lebih ikhlas dalam mendidik generasi bangsa.

"Menjadi guru ngaji itu pekerjaan pilihan, bukan keterpaksaan. Insentif ini tentunya akan menjadi motivasi pemerintah daerah lain yang belum memperhatikan dan memberikan apresiasi kepada lembaga pendidikan agama," tandasnya. 

Wakil Bupati Blora Arief Rohman menambahkan, pihaknya akan menambah insentif guru ngaji sebesar Rp400 ribu per bulan per orang dan mendesak agar ada aturan atau perda yang mengatur pendidikan keagamaan non formal. Atau undang-undang yang turunannya bisa menjadi perda. Sehingga, baik itu sarana dan prasarananya maupun tenaga pengajarnya makin berkualitas. 

"Minimal, bisa kuliahkan guru ngaji, atau SDM-nya meningkat. Di Kudus saja bisa Rp1 juta per bulan dari Pemkab Blora kapan? Untuk itulah kalau ada aturan dari pusat turun ke Pemprov, kabupaten bisa menjalankan," ucapnya.

 

Baca juga : Perjuangan Guru Ngaji Cilacap, Pernah Terima Honor Cuma Rp2.000


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu