Follow Us :              

Bawa Tumbler, Bukti Nyata Cinta Lingkungan

  24 August 2019  |   19:00:00  |   dibaca : 983 
Kategori :
Bagikan :


Bawa Tumbler, Bukti Nyata Cinta Lingkungan

24 August 2019 | 19:00:00 | dibaca : 983
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

REMBANG - Persoalan sampah di Indonesia, khususnya sampah plastik, memeroleh perhatian banyak pihak. Pasalnya, saat ini Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik terbanyak nomor dua sedunia setelah Tiongkok.

Untuk mengatasi persoalan sampah plastik, tim KKN Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar bersinergi dengan para pemuda Karang Taruna Kecamatan Sarang. Mereka menyusun program kerja sebagai solusi atas persoalan sampah plastik.

"Yang dilakukan teman-teman baru sebatas mendata titik-titik pengelolaan sampah. Alhamdulillah direspon baik oleh Bu Kades, diberikan 13 tong sampah untuk rumah-rumah," terang dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar, Sarang, Rembang, Mohammad Najib Buchori Masrur saat menghadiri Ngopi Bareng Karang Taruna dan KKN STAI Al-Anwar Sarang bertajuk "Peran Pemuda dalam Membangun Desa" di Pantai Sarangmeduro, Sabtu malam (24/8/2019).

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menjelaskan persoalan sampah plastik dapat diatasi dengan cara pengelolaan sampah secara tepat. Misalnya dengan mendaur ulang sampah plastik menjadi barang yang memiliki nilai tambah (added value) bagi masyarakat.

"Indonesia itu juara dua penghasil sampah plastik. Sampah itu sebenarnya bisa menjadi penghasil uang, seperti di negara Eropa, tepatnya di Swedia, mereka mendatangkan sampah dari luar dan dibayar untuk diolah," jelasnya.

Gus Yasin, sapaan akrab wakil gubernur mencontohkan, dia saat ini biasa menggunakan tumbler untuk minum. Meski sederhana, langkah tersebut merupakan bukti nyata cinta terhadap lingkungan. 

"Saya biasa membawa (tumbler) ini karena bisa diisi ulang. Ini cara kita mengurangi penggunaan plastik dan bukti kita mencintai lingkungan," ujarnya sembari menunjukkan tumbler kepasa para mahasiswa KKN.

Bupati Rembang Abdul Hafidz menjelaskan, persoalan sampah plastik tidak hanya dihadapi oleh Kabupaten Rembang karena sudah menjadi permasalahan nasional. Tidak hanya mencemari lingkungan, sampah plastik di laut dapat dimakan oleh ikan, sehingga membahayakan kesehatan manusia ketika mereka mengonsumsi ikan.

"Sampah plastik di laut problemnya tidak hanya pencemaran, tetapi akan menganggu kesehatan. Karena makanannya ikan sekarang itu sebagian adalah plastik. Bisa menyebabkan penyakit kanker maupun gagal ginjal," jelasnya.

Abdul Hafidz menambahkan, pihaknya tengah menyiapkan program pengelolaan sampah terpadu dan berencana menambah armada untuk mengangkut sampah.

"Pemkab Rembang sedang menyusun perencanaan bagaimana agar sampah di Kabupaten Rembang bisa terkelola dengan baik, salah satunya dibuat kompos. Tahun 2020 kami menyiapkan penambahan armada (mengangkut sampah)," jelasnya.

 

Baca juga : Jadi Tonggak Pendidikan, Gus Yasin Dorong Santri Millenial Kembangkan Potensi


Bagikan :

REMBANG - Persoalan sampah di Indonesia, khususnya sampah plastik, memeroleh perhatian banyak pihak. Pasalnya, saat ini Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik terbanyak nomor dua sedunia setelah Tiongkok.

Untuk mengatasi persoalan sampah plastik, tim KKN Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar bersinergi dengan para pemuda Karang Taruna Kecamatan Sarang. Mereka menyusun program kerja sebagai solusi atas persoalan sampah plastik.

"Yang dilakukan teman-teman baru sebatas mendata titik-titik pengelolaan sampah. Alhamdulillah direspon baik oleh Bu Kades, diberikan 13 tong sampah untuk rumah-rumah," terang dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar, Sarang, Rembang, Mohammad Najib Buchori Masrur saat menghadiri Ngopi Bareng Karang Taruna dan KKN STAI Al-Anwar Sarang bertajuk "Peran Pemuda dalam Membangun Desa" di Pantai Sarangmeduro, Sabtu malam (24/8/2019).

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menjelaskan persoalan sampah plastik dapat diatasi dengan cara pengelolaan sampah secara tepat. Misalnya dengan mendaur ulang sampah plastik menjadi barang yang memiliki nilai tambah (added value) bagi masyarakat.

"Indonesia itu juara dua penghasil sampah plastik. Sampah itu sebenarnya bisa menjadi penghasil uang, seperti di negara Eropa, tepatnya di Swedia, mereka mendatangkan sampah dari luar dan dibayar untuk diolah," jelasnya.

Gus Yasin, sapaan akrab wakil gubernur mencontohkan, dia saat ini biasa menggunakan tumbler untuk minum. Meski sederhana, langkah tersebut merupakan bukti nyata cinta terhadap lingkungan. 

"Saya biasa membawa (tumbler) ini karena bisa diisi ulang. Ini cara kita mengurangi penggunaan plastik dan bukti kita mencintai lingkungan," ujarnya sembari menunjukkan tumbler kepasa para mahasiswa KKN.

Bupati Rembang Abdul Hafidz menjelaskan, persoalan sampah plastik tidak hanya dihadapi oleh Kabupaten Rembang karena sudah menjadi permasalahan nasional. Tidak hanya mencemari lingkungan, sampah plastik di laut dapat dimakan oleh ikan, sehingga membahayakan kesehatan manusia ketika mereka mengonsumsi ikan.

"Sampah plastik di laut problemnya tidak hanya pencemaran, tetapi akan menganggu kesehatan. Karena makanannya ikan sekarang itu sebagian adalah plastik. Bisa menyebabkan penyakit kanker maupun gagal ginjal," jelasnya.

Abdul Hafidz menambahkan, pihaknya tengah menyiapkan program pengelolaan sampah terpadu dan berencana menambah armada untuk mengangkut sampah.

"Pemkab Rembang sedang menyusun perencanaan bagaimana agar sampah di Kabupaten Rembang bisa terkelola dengan baik, salah satunya dibuat kompos. Tahun 2020 kami menyiapkan penambahan armada (mengangkut sampah)," jelasnya.

 

Baca juga : Jadi Tonggak Pendidikan, Gus Yasin Dorong Santri Millenial Kembangkan Potensi


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu