Follow Us :              

IKAASA Harus Menjadi Teladan dan Benteng Peradaban

  21 September 2019  |   08:00:00  |   dibaca : 1515 
Kategori :
Bagikan :


IKAASA Harus Menjadi Teladan dan Benteng Peradaban

21 September 2019 | 08:00:00 | dibaca : 1515
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG - Ikatan Keluarga Alumni Al-Anwar Sarang (IKAASA) diharapkan bisa memberi teladan dalam menanggapi isu serta menjadi benteng peradaban dan keislaman yang berpegang teguh pada ajaran Rasulullah. Khususnya dalam menanggapi isu yang berkembang di masyarakat dan membentengi dari faham yang tidak sesuai dengan Aswaja.

Hal itu diungkapkan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen dalam acara "Peringatan 40 Hari Wafatnya KH Maimoen Zubair dan Bedah Buku Sunnah Bid'ah" di Masjid Al Fithroh, UIN Walisongo Semarang, Sabtu (21/9/2019). Selain itu para alumni Al-Anwar Sarang juga harus menjadi penerus ajaran-ajaran dari KH Maimoen Zubair. 

"Keberadaan IKAASA harus mewarnai. Kegiatan seperti ini harus lebih banyak dilakukan agar lebih banyak dirasakan dan dilihat oleh banyak orang. Alumni Al-Anwar harus bisa menjadi teladan dalam banyak hal, khususnya dalam menanggapi isu yang sekarang ini banyak berseliweran maupun berita tidak benar atau hoax. Melalui tabayyun dan kajian," katanya di depan ratusan alumnus Ponpes Al-Anwar Sarang yang memenuhi masjid Al Fithroh.

Selain itu, faham-faham yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan di pondok pesantren juga banyak berseliweran. Terutama faham-faham yang tidak sejalan dengan Pancasila. Taj Yasin mencontohkan, beberapa waktu lalu ia kedatangan kawan-kawan dari universitas di Surakarta untuk beraudiensi. Dalam audiensi tersebut disampaikan bahwa sekitar 40 persen mahasiswa di universitas tersebut mendukung khilafah.

"IKAASA dan alumni Al-Anwar Sarang yang berada di perguruan tinggi atau di manapun harus menjadi benteng peradaban kebudayaan dan keislaman yang masih berpegang teguh pada ajaran Rasulullah. Ahlussunah wal jamaah itu harus kita kenalkan lagi sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah," paparnya.

Gus Yasin juga berpesan kepada para santri untuk terus memperjuangkan ajaran Mbah Moen. Ia juga bangga kepada IKAASA yang dinilai telah berhasil menjadi organisasi alumni pondok pesantren yang mampu mendata semua anggotanya secara detail.

"Ini satu-satunya organisasi alumni ponpes yang bisa mendata secara detail anggotanya. Pemprov Jateng benar-benar saat ini ingin mendorong keberadaan para santri yang ada di lingkungan sekolah tinggi. Santri harus menjadi tokoh dalam pembaruan seperti yang dilakukan oleh Mbah Moen," ungkapnya.

Sementara itu Inna Hadinala, anggota DPRD Jawa Tengah yang juga hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, perlu adanya pemimpin yang lahir dari rahim pondok pesantren dan madrasah. Kelak pemimpin itu yang akan memperjuangkan santri seperti halnya Gus Yasin.

"Sebelum Gus Yasin menjabat sebagai Wagub, belum ada APBD Provinsi Jateng dengan nilai terhitung banyak dianggarkan untuk guru Madin, TPQ, dan Ponpes," ujarnya.

Ma'had Al Jamiah UIN Walisongo Semarang, Ahmad Ismail, yang mewakili rektor menambahkan, santri itu sudah menjadi ruh. Maka dalam posisi apapun, profesi apapun, haruslah tetap menjadi santri.

 

Baca juga : Gus Yasin Minta Alumni Al Anwar Doakan KH Maimoen Zubair


Bagikan :

SEMARANG - Ikatan Keluarga Alumni Al-Anwar Sarang (IKAASA) diharapkan bisa memberi teladan dalam menanggapi isu serta menjadi benteng peradaban dan keislaman yang berpegang teguh pada ajaran Rasulullah. Khususnya dalam menanggapi isu yang berkembang di masyarakat dan membentengi dari faham yang tidak sesuai dengan Aswaja.

Hal itu diungkapkan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen dalam acara "Peringatan 40 Hari Wafatnya KH Maimoen Zubair dan Bedah Buku Sunnah Bid'ah" di Masjid Al Fithroh, UIN Walisongo Semarang, Sabtu (21/9/2019). Selain itu para alumni Al-Anwar Sarang juga harus menjadi penerus ajaran-ajaran dari KH Maimoen Zubair. 

"Keberadaan IKAASA harus mewarnai. Kegiatan seperti ini harus lebih banyak dilakukan agar lebih banyak dirasakan dan dilihat oleh banyak orang. Alumni Al-Anwar harus bisa menjadi teladan dalam banyak hal, khususnya dalam menanggapi isu yang sekarang ini banyak berseliweran maupun berita tidak benar atau hoax. Melalui tabayyun dan kajian," katanya di depan ratusan alumnus Ponpes Al-Anwar Sarang yang memenuhi masjid Al Fithroh.

Selain itu, faham-faham yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan di pondok pesantren juga banyak berseliweran. Terutama faham-faham yang tidak sejalan dengan Pancasila. Taj Yasin mencontohkan, beberapa waktu lalu ia kedatangan kawan-kawan dari universitas di Surakarta untuk beraudiensi. Dalam audiensi tersebut disampaikan bahwa sekitar 40 persen mahasiswa di universitas tersebut mendukung khilafah.

"IKAASA dan alumni Al-Anwar Sarang yang berada di perguruan tinggi atau di manapun harus menjadi benteng peradaban kebudayaan dan keislaman yang masih berpegang teguh pada ajaran Rasulullah. Ahlussunah wal jamaah itu harus kita kenalkan lagi sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah," paparnya.

Gus Yasin juga berpesan kepada para santri untuk terus memperjuangkan ajaran Mbah Moen. Ia juga bangga kepada IKAASA yang dinilai telah berhasil menjadi organisasi alumni pondok pesantren yang mampu mendata semua anggotanya secara detail.

"Ini satu-satunya organisasi alumni ponpes yang bisa mendata secara detail anggotanya. Pemprov Jateng benar-benar saat ini ingin mendorong keberadaan para santri yang ada di lingkungan sekolah tinggi. Santri harus menjadi tokoh dalam pembaruan seperti yang dilakukan oleh Mbah Moen," ungkapnya.

Sementara itu Inna Hadinala, anggota DPRD Jawa Tengah yang juga hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, perlu adanya pemimpin yang lahir dari rahim pondok pesantren dan madrasah. Kelak pemimpin itu yang akan memperjuangkan santri seperti halnya Gus Yasin.

"Sebelum Gus Yasin menjabat sebagai Wagub, belum ada APBD Provinsi Jateng dengan nilai terhitung banyak dianggarkan untuk guru Madin, TPQ, dan Ponpes," ujarnya.

Ma'had Al Jamiah UIN Walisongo Semarang, Ahmad Ismail, yang mewakili rektor menambahkan, santri itu sudah menjadi ruh. Maka dalam posisi apapun, profesi apapun, haruslah tetap menjadi santri.

 

Baca juga : Gus Yasin Minta Alumni Al Anwar Doakan KH Maimoen Zubair


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu