Follow Us :              

Gubernur : Nelayan Perlu Insentif Untuk Peralihan Penggunaan Energi

  11 August 2023  |   10:00:00  |   dibaca : 427 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur : Nelayan Perlu Insentif Untuk Peralihan Penggunaan Energi

11 August 2023 | 10:00:00 | dibaca : 427
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

CILACAP - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo terus mendorong program peralihan energi. Bukan hanya di darat, namun juga menginisasi program ramah lingkungan di bidang kelautan dan perikanan.

Upaya itu diwujudkan dengan dijadikannya Cilacap sebagai pilot project (proyek percontohan) kapal berbahan bakar listrik berbasis baterai. Bersama dengan PLN dan perusahaan teknologi, Gubernur mengajak nelayan Cilacap untuk mengganti kapal motor berbahan bakar minyak ke mesin listrik berbasis baterai.

Pada kesempatan ini, Gubernur meluncurkan mesin kapal listrik di Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jumat (11/8/2023). Gubernur juga menyerahkan bantuan mesin listrik  kepada sejumlah nelayan. Selain itu, bantuan lain yang diserahkan berupa hibah alat perikanan tangkap senilai Rp1,6 miliar, asuransi nelayan sebesar Rp1 miliar, serta bantuan lainnya.

"Kita harus berani melakukan tindakan cepat, apa itu transformasi (perubahan) energi ke energi ramah lingkungan. Hari ini produk-produknya sudah jadi, sekarang yang perlu dilakukan adalah eksekusi," kata Gubernur.

Menurut Gubernur, peralihan penggunaan energi atau bahan bakar harus secepatnya dimulai. Namun, Gubernur menyampaikan harus ada insentif yang diberikan agar memudahkan nelayan.

"Kalau tidak ada insentif, ini akan sulit. Maka saya tadi usulkan, pemerintah memberikan insentif kepada mereka (para nelayan). PLN memberikan apa, pemerintah daerah, provinsi, dan pusat memberikan apa. Sehingga, para nelayan kita siap dan menerima peralihan ini," jelasnya.

Gubernur menyampaikan, peralihan penggunaan bahan bakar kapal ini, akan meningkatkan kesejahteraan nelayan. Sebab nelayan dapat menghemat biaya pengeluaran saat melaut.

"Bayangkan, biayanya jelas lebih murah. Perbandingannya bisa sepersepuluh. Ya memang untuk investasi awal cukup mahal, di situlah saya katakan tadi, harus ada insentif yang diberikan," jelasnya.

Cilacap, lanjut Gubernur, akan dijadikan pilot project peralihan energi kapal. Ke depannya, sejumlah daerah di Jateng akan didorong untuk melakukan hal yang sama.

"Tidak hanya kapal nelayan, tapi juga kapal angkutan, dan kapal wisata. Sudah saatnya sekarang kita beralih dan harus dimulai," pungkasnya.

Seorang nelayan, Budi mengatakan, pihaknya menyambut baik adanya program peralihan mesin kapal. Apalagi, nantinya biaya yang dikeluarkan untuk melaut jauh lebih murah. Hal ini akan sangat membantu para nelayan.

"Ya tentu ini kabar baik, soalnya biayanya jauh lebih murah. Jika biasanya kami menghabiskan 10 liter BBM dalam sehari seharga Rp230.000, kalau pakai listrik hanya Rp25.000 saja," katanya.


Bagikan :

CILACAP - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo terus mendorong program peralihan energi. Bukan hanya di darat, namun juga menginisasi program ramah lingkungan di bidang kelautan dan perikanan.

Upaya itu diwujudkan dengan dijadikannya Cilacap sebagai pilot project (proyek percontohan) kapal berbahan bakar listrik berbasis baterai. Bersama dengan PLN dan perusahaan teknologi, Gubernur mengajak nelayan Cilacap untuk mengganti kapal motor berbahan bakar minyak ke mesin listrik berbasis baterai.

Pada kesempatan ini, Gubernur meluncurkan mesin kapal listrik di Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jumat (11/8/2023). Gubernur juga menyerahkan bantuan mesin listrik  kepada sejumlah nelayan. Selain itu, bantuan lain yang diserahkan berupa hibah alat perikanan tangkap senilai Rp1,6 miliar, asuransi nelayan sebesar Rp1 miliar, serta bantuan lainnya.

"Kita harus berani melakukan tindakan cepat, apa itu transformasi (perubahan) energi ke energi ramah lingkungan. Hari ini produk-produknya sudah jadi, sekarang yang perlu dilakukan adalah eksekusi," kata Gubernur.

Menurut Gubernur, peralihan penggunaan energi atau bahan bakar harus secepatnya dimulai. Namun, Gubernur menyampaikan harus ada insentif yang diberikan agar memudahkan nelayan.

"Kalau tidak ada insentif, ini akan sulit. Maka saya tadi usulkan, pemerintah memberikan insentif kepada mereka (para nelayan). PLN memberikan apa, pemerintah daerah, provinsi, dan pusat memberikan apa. Sehingga, para nelayan kita siap dan menerima peralihan ini," jelasnya.

Gubernur menyampaikan, peralihan penggunaan bahan bakar kapal ini, akan meningkatkan kesejahteraan nelayan. Sebab nelayan dapat menghemat biaya pengeluaran saat melaut.

"Bayangkan, biayanya jelas lebih murah. Perbandingannya bisa sepersepuluh. Ya memang untuk investasi awal cukup mahal, di situlah saya katakan tadi, harus ada insentif yang diberikan," jelasnya.

Cilacap, lanjut Gubernur, akan dijadikan pilot project peralihan energi kapal. Ke depannya, sejumlah daerah di Jateng akan didorong untuk melakukan hal yang sama.

"Tidak hanya kapal nelayan, tapi juga kapal angkutan, dan kapal wisata. Sudah saatnya sekarang kita beralih dan harus dimulai," pungkasnya.

Seorang nelayan, Budi mengatakan, pihaknya menyambut baik adanya program peralihan mesin kapal. Apalagi, nantinya biaya yang dikeluarkan untuk melaut jauh lebih murah. Hal ini akan sangat membantu para nelayan.

"Ya tentu ini kabar baik, soalnya biayanya jauh lebih murah. Jika biasanya kami menghabiskan 10 liter BBM dalam sehari seharga Rp230.000, kalau pakai listrik hanya Rp25.000 saja," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu